Sohbet Tanggal 30 Maret 2008
Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil al Haqqani (qs)
Manusia Mempunyai Segalanya Kecuali Keyakinan!
Atau: Bagaimana Caranya Mendekat kepada Allah
Atau: Ajarkan yang Kau Tahu!
As-salamu 'alaikum!
Suatu kali Khwaja Nasrudin- Allah merahmati beliau...
Destur, ya Sultanu-l Awliya! Madad, ya Rijalallah!
Oh Tuhan kami, ampuni kami! Oh Tuhan kami, kirimkan kami berkah-berkah-Mu! Jika Kau tidak senang dengan sebagian besar manusia karena kelakuan mereka. Kau mempunyai orang-orang yang membuat-Mu bahagia dan ridho kepada mereka. Untuk kehormatan mereka kirimkan kami berkah-berkah-Mu!
Kami mengucap: A'udzu bi-llahi mina syaitani rajim, Bismillahir Rahmanir Rahim.
Ini sebuah pertemuan. Sebuah pertemuan adalah mengambil sesuatu dari keliaran dan kekejaman manusia. Agar bersama-sama datang berkah-berkah dari Surga. Bahkan jika 2 orang beriman datang bersamaan dan duduk demi kepentingan Allah yang Maha Kuasa, datanglah Berkah-berkah dan Rahmat-rahmat. Oleh karenanya, kami disini lebih dari 2 orang dan kami berharap bahwa rahmat seseorang itu datang. Tanyalah! Jika kau ingin kesenangan dan kebahagiaan dalam Hadirat Ilahiah dari waktu ke waktu, kau harus bertanya kepada seseorang yang dekat kepada Tuhan mereka, Allah yang Maha Kuasa. Bagaimana caranya untuk lebih dekat kepada Pencipta kita, Tuhan Penguasa Surga? Seseorang boleh bertanya, ya... Madad, ya Sultanu-l Awliya!
(Ini) sederhana dan mudah! Jika kau memohon untuk lebih dekat dengan Allah yang Maha Kuasa, maka kau harus berusaha menjauhkan diri dari egomu! Kau harus lari dari egomu, lalu kau akan semakin dekat. Jika kau semakin mendekat ke egomu, kau tidak sanggup mendekat kepada Allah yang Maha Kuasa, tidak! Oleh karenanya, siapapun yang memohon mendekat kepada Allah yang Maha Kuasa: larilah dari egomu, larilah dari keinginan-keinginan egoistik! Tinggalkan, lalu kau akan menemukan dirimu semakin dekat dengan Allah yang Maha Kuasa!
Itu penting dan siapa yang semakin dekat dengan Allah yang Maha Kuasa, bisa meraih segala sesuatu disini dan Akhirat. Tetapi jika orang itu tidak dekat dengan Tuhan-Nya, Allah yang Maha Kuasa, segalanya, setiap kebaikan, setiap kesenangan, setiap kedamaian, setiap harapan, setiap keindahan akan lari darimu. Dan sebaliknya: kau, saat lari ke Allah yang Maha Kuasa dan memohon Kesenangan dan Kegembiraan-Nya, segala sesuatu disekitar dirimu berusaha untuk membuatmu senang. Tidak seorangpun menyakitimu, tidak mungkin! Tidak mungkin!
Jika Allah yang Maha Kuasa ridho kepadamu dan kau berusaha untuk menjadikan Allah yang Maha Kuasa ridho kepadamu, bagaimana mungkin makhluk-makhluk-Nya berusaha membuatmu sedih, putus asa? Tidak, tidak ada yang berusaha membuatmu berkubang dalam kesedihan, dalam lautan kesedihan, dalam gelapnya dunia! Dunia dimana kau tinggal didalamnya, akan diperintahkan: Oh, siapapun yang ada disekitar hamba-Ku, semuanya, karena Aku ridho kepada hamba-Ku, kalian harus berusaha menyenangkan hamba-Ku! Itulah Perintah-Nya! Dan lalu segalanya akan berusaha membuatmu senang, gembira dan damai. Tidak ada yang dapat memberimu kesenangan jika Allah yang Maha Kuasa tidak memberi perintah! Uang -itu tidak ada artinya! Kekayaan tidak ada artinya! (Sebuah) Kerajaan tidak ada artinya! Tidak akan pernah ada yang akan memberimu kesenangan dan kegembiraan jika Allah yang Maha Kuasa tidak perintahkan -Perintah-Nya menembus apapun!
Atom-atom mendengar Perintah-perintah-Nya dan mereka patuh! (Sebuah) virus mendengar apa yang Pencipta-nya perintahkan. Pencipta-nya berkata: Oh makhluk-Ku dan semuanya, ini mempunyai sebuah nama khusus dalam Hadirat Ilahiah! Bahkan kau tidak bisa menemukan satu atom pun yang tak bernama karena Tuhan Penguasa Surga berkata kepada mereka: Jadilah! S jadilah!, A jadilah!, M jadilah! dan mereka pun ada. Dia memanggil mereka dengan nama (mereka)!
Dan kau bisa bertanya: Bagaimana itu bisa terjadi?
Kau harus yakin bahwa Tuhan-mu bisa melakukan apapun yang Dia kehendaki untuk dilakukan atau dijadikan dan Dia cukup berkata: "Jadilah" dan terjadilah. Dia bisa berkata: "O atom-atom," dan Dia menunjuk kepada setiap atom: "Oh atom-atom di Hadirat Ilahiah" atau: "atom-atom Surga!" Satu per satu Dia mengetahui nama-nama mereka; Dia tahu dimana mereka, Dia tahu untuk apa mereka menjadi ada! Karena Dia-lah sang Pencipta! (Sang) Pencipta harus tahu tiap makhluk yang sudah diciptakan-Nya, untuk apa Dia menciptakan mereka!
Tanpa satu pun kearifan, maksud, target, maka tidak bisa menjadi apa-apa! Sebuah atom harus ada untuk sesuatu! Atom itu tahu! Dan ketika Tuhan Penguasa Surga -Pencipta mereka- berkata, "Oh makhluk-makhluk-Ku" mereka menjawab, "Labbaik! Oh Tuhan kami, kami siap, kami mendengarkan-Mu! Apakah Perintah-Mu?" "Dengar dan patuhi!"
(Perintah) datang karena Dia-lah sang Pencipta dan Dia-lah satu-satunya yang dapat memberikan perintah, Dia-lah satu-satunya yang membuat Peraturan-peraturan.
Kesalahan terbesar manusia adalah: Mereka meminta peraturan-peraturan untuk diri mereka sendiri, yaitu aturan yang dibuat manusia. Aturan yang dibuat manusia tidak mempunyai nilai, tidak ada kekuatan! Tidak seorangpun mendengarkan, tidak seorang pun patuh! Tetapi Perintah-perintah surgawi -yang hanya Allah Maha Kuasa bisa memberikan perintah- Perintah-perintah-Nya harus didengar, didengarkan baik-baik, dipatuhi! Perintah-perintah-Nya! Itulah kesalahan terbesar manusia abad 21, mereka ingin membuat sendiri peraturan seperti: Kau sama dengan aku. Kalau kau bisa membuat sebuah peraturan, aku bisa buat peraturan lain dan aku tidak harus patuh kepadamu. Siapa kamu? Kau sama seperti aku, (seorang) manusia, mengapa aku menjadi pelayanmu? Bagaimana aku akan menjadi pelayan yang patuh kepadamu? Lebih-lebih adakah hal yang membuatmu lebih daripada aku. Tidak ada!
Seluruh manusia berada pada standar yang sama. Bahwa Tuhan Penguasa Surga menjadikan sebagian hamba-Nya pengecualian, mereka berbeda, benar-benar berbeda. Berapa banyakkah perbedaannya? 100% berbeda! Kaum Wahabi berkata seperti ini: "Apa itu Nabi! Dia sama seperti kita!"
Masya Allah! Siapa yang mengatakan kepadamu bahwa sang Nabi (saw) sama dengan kalian? Tidak! 100% beliau berbeda dalam penciptaannya, beliau mempunyai pengecualian karena beliaulah lebih dekat atau dia harus lebih dekat kepada Tuhan Penguasa Surga untuk mendengar, memperhatikan dan mematuhi serta membawa manusia pada umumnya Aturan-aturan Surgawi, Aturan-aturan Tuhan Penguasa Surga.
Itulah kesalahan terbesar manusia, namun kini semua orang sama seperti Nimrod dengan berkata, "Akulah tuhan dimuka bumi!" Ha? Ya Maulayi!... Ja. Itulah kesalahan terbesar... tetapi mereka mendesak orang lain: Kau harus patuh padaku! Untuk apa? Siapa kamu? Kau sama seperti aku. Kau membuat peraturan kepadaku karena dibelakangmu ada beberapa kerumunan orang bodoh, seperti kerumunan serigala... dan kau memaksaku untuk mematuhimu? Tidak, aku tidak terima!
Namun ketika Kekuatan surgawi datang, Aturan-aturan dari Surga, siapakah yang membawa aturan-aturan tersebut, mereka 100% berbeda. Apa yang mereka katakan? Mereka berkata, "Oh manusia, patuh atau kau akan diakhiri! Tapi manusia berpikir bahwa tidak ada yang lain melampaui diri mereka, siapa yang dapat memberikan perintah kepada mereka atau mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan dan menjadikan orang lain mengejar jalan-jalan imitasi mereka sehingga mereka jatuh dalam kegelapan, jatuh ke lembah yang dalamnya tak diketahui.
Tuhan Penguasa Surga berseru pada tiap makhluk: Oh para makhluk-Ku! Yang itu... yang itu... dia hamba-Ku. Dia menjaga Perintah-perintah-Ku, mendengar, memperhatikan, patuh dan lain-lainnya, kau harus memberikan kehormatanmu kepada dia dan jangan menyakitinya! Jangan sakiti dia dengan segala cara, jangan! Kau tidak boleh menyentuh yang itu, tidak boleh! Itulah Perintah Surgawi pada tiap atom yang dipanggil dengan nama mereka.
Oleh karena itu, keselamatan bagi manusia adalah dengan patuh terhadap Pencipta mereka, berusaha menjadikan sang Pencipta bahagia dan ridho dengan mereka serta Dia kemudian akan menganugerahi mereka dari Samudera Rahmat-Nya yang tak bertepi, dari Samudera kesenangan-Nya yang tak bertepi, Samudera kegembiraan-Nya yang tak bertepi, Samudera keindahan-Nya yang tak bertepi, dari samudera yang tak bertepi, tak bertepi, tak bertepi!
Manusia harus belajar! Mereka sebaiknya belajar atau mereka akan menjadi sampah yang dibuang ke tempat sampah, tidak ada harganya! Tidak berharga, jadi Allah yang Maha Kuasa menjadikan makhluk-makhluk-Nya untuk menyakiti orang-orang itu... disakiti tidak cukup untuk kata itu saja... membuat mereka tidak bahagia... Jika Allah yang Maha Kuasa tidak berfirman: Berikan kesenanganmu kepada para hamba-Ku yang patuh, semua akan menyerang orang itu. Saat makhluk yang tidak terlihat berlari dan menyerang seorang manusia, bahkan satu dari mereka dapat mengantarkan orang itu dari hidup ke mati!
Oh manusia, kau harus berusaha yakin kepada Kekuatan Tuhan-mu dan Kemungkinan bahwa Kemungkinan-Nya adalah Samudera-samudera tanpa batas! Kemungkinan... paham?... Dia dapat melakukan apapun dengan Kekuatan-Nya yang tidak terbatas! Dia dapat melakukan apapun dan tak seorang pun dapat menghentikan Tuhan Penguasa Surga melakukan ini dan itu!
Kita butuh percaya kepada Dia! Kita punya segalanya kecuali kepercayaan. Orang-orang punya segalanya hanya dari materi, mereka kehilangan spiritualitas dan Perintah-perintah Tuhan mereka. Oleh karenanya, dari hari ke hari mereka turun. Dari hari ke hari mereka jatuh ke dalam sumur kegelapan yang tak ada akhirnya dimana tidak seorangpun dapat mengeluarkan mereka kecuali jika Tuhan Penguasa Surga menurunkan seutas tali kepadamu. Tali itu selalu siap, tidak mungkin dipotong. Jagalah tali itu, kau akan selamat, diberi pahala dan diberi kehormatan dan dipuji dalam Hadirat Ilahiah-Nya.
Semoga Allah mengampuni kita! Demi kehormatan yang paling terhormat dan paling terpuji dalam Hadirat Ilahiah-Nya, Sayyidina Muhammad saw, Fatiha... Ya Rabbi, Syukr!... Selamat datang!
Aku bicara untuk Nasrudin Hoja, (seseorang) yang sangat termasyur. Dia hanyalah seorang pelayan, namun spiritualitasnya menutupi manusia selama berabad-abad dari Timur hingga ke Barat. Dan dia seorang terpelajar dan berusaha mengajarkan banyak orang sesuatu yang mungkin sangat bermanfaat, bisa berguna bagi banyak orang. Dia memberi nasehat kepada mereka. Suatu kali dia datang ke masjid dan duduk... bukan seperti ini.. (duduk pada) kursi resmi dalam masjid... duduk dan memperhatikan ke orang-orang: Masya Allah! Orang-orang yang sangat baik, penuh sesak orang disini... "Ya, wahai para pendengarku! Kalian tahu apa yang aku ajarkan?"
(Dan) mereka menjawab, "Tidak, Tuan. Kami tidak tahu apa yang kau katakan kepada kami."
Dan dia berkata: "Jika kalian tidak tahu, apa gunanya aku berkata sesuatu kepada kalian? Ehhh... ma a Salaam!"
Oh! Orang-orang mulai beranjak pergi... Jika kalian tidak tahu apa yang aku katakan, apa gunanya aku berkata-kata sesuatu kepada kalian? Mereka pergi.
Lain kali... orang-orang berkata: Nasrudin Hoja, guru kami, penasehat kami, dia tidak pernah bicara. (Dia) bertanya pertanyaan itu dan kita menjawab, "Kami tidak tahu" dan dia menjawab: "Tidak mengapa."
Kali ini kita harus menjawab, "Kami tahu."
Dan (pada) kesempatan kedua, Nasrudin Hoja berdiri (disana) melihat: "Masya Allah! Begitu banyak orang disini... As-salamu 'laikum! Apakah kalian tahu apa yang aku katakan kepada kalian?"
Mereka menjawab, "Ya, tuan. Kami tahu!"
"Jika kalian tahu, untuk apa aku berkata-kata kepada kalian?"
Dan mereka semua terpaku. Mereka berkata, "Kali ini kita harus menjawab, sebagian dari kita: 'Kami tahu" sebagian yang lain berkata: "Kami tidak tahu."
(Pada) kesempatan ketiga, Mullah Nasrudin datang dan duduk: "Oh, masya Allah! Orang-orang yang baik... Kalian tahu apa yang akan aku ajarkan?"
Orang-orang ini menjawab, "Ya, kami tahu" dan kelompok lain menjawab, "Kami tidak tahu, Hoja Effendi, kami tidak tahu!"
"Sangat bagus! Siapa yang tahu, (mereka) mengajarkan kepada yang tidak tahu!"
Aku datang dan berkata kepadamu: "Kau tahu, apa yang aku katakan?" namun kau tidak menjawab, oleh karenanya aku bicara kepada tembok, dan lantai dan langit-langit... Apa yang akan kita lakukan!... Yalla, pergilah!
As-salamu 'alaikum...
A'udzu bi-llahi mina syaitani rajim, Bsmillahir Rahmanir Rahim. Ya Rabbana, ya Rabbi-ghfir wa-rham wa Anta khairu Rahimin, innaka Afuwu Karim, tuhibbu-l afwa, fa-fuanna, ya Karim, bi jahi man arsaltahu Suratu-l Fatiha!
Sumber:
Milis Muhibbun Naqsybandi
Post a Comment Blogger Disqus