Namanya Eyang Entang atau dikenal juga dengan
sebutan Embah Dalem Jagat Sakti. Makamnya ada di Desa Nyalindung, Kecamatan
Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Lokasi makam ini tak terlalu sulit dijangkau
karena cukup dekat dari Jalan Raya Purwakarta-Padalarang. Makam ini kemudian
dikenal dengan nama Makam Eyang Entang.
Tak semua warga di kampung tersebut ngeuh dengan
keberadaan makam yang sosoknya bisa disebut legendaris itu. Bahkan, banyak
warga di sana yang kebingungan jika ditanya di mana keberadaan Makam Eyang
Entang atau Embah Dalem Jagat Sakti.
Sebagian dari mereka hanya bisa mengarahkan pada
sebuah makam tanpa tahu cerita menarik di baliknya. Padahal, makam yang mereka
tunjukkan adalah Makam Eyang Entang.
Di makam tersebut, jangan bayangkan makam megah
dan terawat seperti petilasan makam keramat lainnya. Makam Eyang Entang memang
memiliki kawasannya tersendiri, sebuah area pemakaman berpagar besi usang
dengan pendopo yang kotor tempat peziarah hendak berdoa maupun nadran.
Di area itu ternyata tak cuma ada makam Eyang
Entang. Di sebelahnya ada makam sang istri, Ibu Entang.
Ya, sesederhana itu namanya. Makam keduanya jauh
dari kesan megah. Hanya sebuah makam biasa tanpa nisan yang dibatasi batu
sebagai penanda bahwa itu makam gegeden alias orang penting di kampung tersebut.
Panglima Perang, Penyebar Agama Islam
Embah Dalem Jagat Sakti atau Eyang Entang. beliau
ini merupakan seorang panglima perang di Umbul Kahuripan Kaadipatian Ukur tahun
1620."
Sebagai tokoh penyebar agama Islam dan panglima
perang, Embah Dalem Jagat Sakti dikabarkan menguasai kesaktian dan kedigdayaan.
Namun, lebih dari itu, ia juga menguasai keahlian ilmu hitung (falaq) serta
ilmu perbintangan. Hal itu yang membuatnya dijuluki Embah Dalem Jagat Sakti.
Sejumlah tradisi yang berkaitan dengan Eyang
Entang pun masih terjaga sampai sekarang, khususnya oleh tokoh atau sesepuh
Desa Nyalindung. Selayaknya tradisi pada umumnya, ada makna dan nilai
tersendiri di dalamnya. Di antaranya Ritual Hajat Arwah, Upacara Mikul Lodong,
Upacara Hajat Cai, dan upacara lainnya.
Berasal dari Cianjur
Di laman tersebut dijelaskan jika Embah Dalem
Jagat Sakti berasal dari daerah Kampung Sanalika, Cikundul, Cianjur. Ia
ditugaskan menetap di Kampung Pondok Kondang.
Sebab, saat itu, diperkirakan pada tahun 1601 atau
sekitar abad 17 awal, wilayah Cikalong Cianjur masuk Umbul Kahuripan Tumenggung
Wirasuta yang beribukota di Pangheotan, sekarang Cikalongwetan.
Tugas beliau membantu dan mengawasi perjalanan
pasukan atau bala tentara Adipati Ukur yang mengemban amanat Raja Mataram yang
melewati jalur Kahuripan/Cikalongwetan yang akan menyerang Batavia (Jakarta).
Selain mengemban tugas pemerintahan, beliau
merupakan cikal bakal adanya masyarakat serta pemukiman di Pondok Kondang.
Istilah Pondok Kondang artinya rumah yang ditempati oleh orang Cikondang,
Cikundul, Cianjur yang sekarang berubah menjadi Parakan Salam. Parakan Salam
sendiri merupakan kampung tempat makam keramat Embah Dalem Jagat Sakti kini
berada.
Sebutan nama Parakan Salam mengambil dari tradisi
mengambil ikan atau marak lauk dalam persiapan hajat cai ngaruwat lembur yang
dimulai acaranya dari Cimani Agung. Ritualnya adalah membawa sesaji berupa
kambing untuk disembelih yang diiringi aneka tetabuhan dan berakhir dengan
mengambil ikan (marak lauk) di Sungai Cikubang.
Istilah nama Parakan Salam dibuat keturunan Eyang
Entang dan Ibu Entang, yaitu Mama Idris atau Ayah Katmah. Dalam
pengembaraannya, Eyang Entang tidak pernah menyatakan keturunan Menak Cikundul.
Sehingga, keturunannya sampai saat ini tidak ada satupun yang memakai gelar
nama Menak dengan alasan penyamaran.
Oleh karena itu, masyarakat lebih mengenal beliau
dengan nama Eyang Entang. Entang sendiri bisa didasarkan pada karyanya,
jasanya, serta loyalitas beliau kepada Tumenggung Wirasuta sangat tinggi.
Sehingga ia mendapat penghargaan Bentang atau Entang dari Umbul Kahuripan yang
dipimpin oleh Tumengung Wirasuta.
Post a Comment Blogger Disqus