Mama Aang Nuh
Gentur Cianjur Jawa Barat merupakan sosok ulama karismatik sekaligus paku tanah
Jawa Barat pada masanya.
Mama Aang Nuh adalah salah satu ulama kebanggaan Tanah Pasundan yang Al-'Alim Al-'Allaamah Al-Kaamil Al-Waro' dari Pondok Pesantren di Gentur, Cianjur. Siapa yang tak kenal akan sosok Aang Nuh yang begitu terkenal dengan ketinggian akan ilmu agamanya, bahkan dari segi karomah pun sudah banyak orang yang membuktikan dan menyaksikannya.
Karena terkenal sebagai ulama berilmu agama tinggi sekaligus Kyai dengan beribu karomahnya, tak heran jika semasa hidupnya beliau dijuluki sebagai Jawara se-Indonesia. Selain menjadi kebanggaan tanah Jawa Barat, Mama Aang Nuh juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Penampilannya yang sangat bersahaja membuat orang yang
melihatnya bergetar.
KELAHIRAN
Bernama asli Mama Abdullah Haq Nuh bin Syekh Ahmad Syathiby
Gentur bin Syekh Muhammad Said bin Syekh Abdul Qodir Cihaneut Ciawi Tasikmalaya
bin Syekh Nur Hajid bin Syekh Nur Katim bin Sembah Dalem Bojong bin Waliyullah
Syekh Abdul Muhyi Pamijahan yang tembus hingga Rasulullah SAW.
Putra dari seorang ulama kharismatik Syekh Ahmad Syathibi al-Qonturi
(Mama Ajengan Kaler), sosok waliyullah yang merupakan guru besar
ulama tanah pasundan. Sebab dari didikan beliaulah lahir banyak ulama besar
yang tersebar di berbagai daerah.
NASABNYA:
Silsilah Keturunan Mama Aang Nuh Gentur
Dari pihak Ibu:
- Nabi Muhammad Saw
- Sayyidina Ali karroma Allahu wajhahu dan Fatimati Azzahro’
- Sayidina Husein As.
- Sayyidina Ali Zaenal Abidin Ra.
- Muhammad Al Baqir
- Ja'far Ashodiq
- Ali AI'Aridhi
- Muhammad
- Isa Albasyari
- Ahmad Al Muhajir
- Ubaidillah
- 'Uluwi
- Ali Kholi'i Qosim
- Muhammmad Shohibul Murobath
- ‘Uluwi
- Abdul Malik
- Abdullah Khona
- Imam Ahmad Syah
- Jamaludin Akbar
- Asmar Kandi Gisik Karjo Tuban
- Ishak Makdhum
- Muhammad Ainul Yaqin
- Sunan Giri Laya
- Wira Candera
- Kentol Sumbirana
- Rd. Ajeng Tanganziah
- Waliyullah Syeikh Haji Abdul Muhyi Pamijahan
- Syekh Abdullah
- Syekh Tubagus Nidhor
- Syekh Abdul Qodir Cihaneut
- Syekh Muhammad Sa`id
- Syekh Ahmad Syathiby
- Mama Aang Nuh Gentur
Dari ayah:
1. Nabi Adam As.
2. Nabi Syis As.
3. Anwar (Nur cahya)
4. Sangyang Nurasa
5. Sangyang Wenang
6. Sangyang Tunggal
7. Sangyang Manikmaya
8. Brahma
9. Bramasada
10. Bramasatapa
11. Parikenan
12. Manumayasa
13. Sekutrem
14. Sakri
15. Palasara
16. Abiyasa
17. Pandu Dewanata
18. Arjuna
19. Abimanyu
20. Parikesit
21. Yudayana
22. Yudayaka
23. Jaya Amijaya
24. Kendrayana
25. Sumawicitra
26. Citrasoma
27. Pancadriya
28. Prabu Suwela
29. Sri Mahapunggung
30. Resi Kandihawan
31. Resi Gentayu
32. Lembu Amiluhur
33. Panji Asmarabangun
34. Rawisrengga
35. Prabu Lelea (Maha Raja Adi Mulya)
36. Prabu Ciung Wanara
37. Sri Ratu Dewi Purbasari
38. Prabu Lingga Hyang
39. Prabu Lingga Wesi
40. Prabu Susuk Tunggal
41. Prabu Banyak Larang
42. Prabu Banyak Wangi / Munding Sari I
43. (a) Prabu Mundingkawati / Prabu Lingga
Buana / Munding Wangi (Raja yang tewas di Bubat)
(b) Prabu Borosngora / Bunisora Suradipati / Prabu Kuda Lelean berputra : Ki Gedeng Kasmaya
44. Prabu Wastu Kencana / Prabu Niskala Wastu Kancana / Prabu Siliwangi
I
45. Prabu Anggalarang / Prabu Dewata Niskala / Jaka Suruh (Raja
Galuh / Kawali)
46. Prabu Siliwangi II / Prabu Jaya Dewata / Raden Pamanah Rasa / Sri Baduga Maha Raja
47. Ratu Galuh
48. Ratu Puhun
49. Kuda Lanjar
50. Mudik Cikawung Ading
51. Entol Penengah
52. Sembah Lebe Warto Kusumah
53. Syekh Abdul Muhyi Pamijahan
54. Syekh Abdullah
55. Syekh Tubagus Nidhor
56. Syekh Abdul Qodir Cihaneut
57. Syekh Muhammad Sa`id
58. Syekh Ahmad Syathiby
59. Mama Aang Nuh Gentur
PARA GURUNYA:
1. Ayahnya sendiri yakni Mama
Ajengan Kaler (K.H. Ahmad Syathiby)
2. Uaknya yakni Mama Ajengan
Kidul K.H. Muhammad Qurthuby
3. Mama Cijerah K.H. Muhammad
Syafi`i
TEMAN SEPERJUANGANNYA DI PONDOK PESANTREN
CIJERAH:
1. Mama Sindang Sari (K.H.Thoha bin
K.H.Muhammad Showi)
2. Mama Badaraksa (K.H.Thoha bin K.H.Hasan
Al-Mustawi)
3. Mama Gelar (K.H.Abdus Shommad)
4. Mama Obay Karawang
5. Mama Syarifuddin Ponpes Fathul Huda Cipaku
Samarang Garut
6. Ir. Soekarno Hatta (Presiden RI Pertama), Dll.
PARA GURUNYA
- Ayahnya sendiri yakni Mama Ajengan
Kaler (KH. Ahmad Syathiby)
- Uaknya yakni Mama Ajengan Kidul
K.H. Muhammad Qurthuby
- Mama Cijerah KH. Muhammad Syafi`i
KAROMAH
- Bertemu dengan Al Imam Al Habib Husein bin Abubakar Al Aydrus. Di waktu beliau melakukan ziarah ke makam Al Imam Al Habib Husein bin Abubakar Al Aydrus di Luar Batang, Jakarta, beliau langsung bertemu langsung dengan Al Imam Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus dan disambut baik sambil keluar dari dalam kuburnya. Kemudian dibaiat langsung oleh Al Imam Al Habib Husein bin Abubakar Al Aydrus pemilik makam keramat, Luar Batang, masyaallah itu semua adalah kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
- Suatu ketika Aang Nuh naik ke atas sambil ditembaki, namun tidak mempan, lalu tiba-tiba saja beliau langsung berada di rumahnya.
- Ada orang yang sedang melamun lalu ditempeleng Aang Nuh dan beliau memerintahkan orang itu agar jualan peuyeum ubi, kemudian orang tersebut mendadak kaya raya.
- Menaburkan daun pisang kering ke kolam, seketika daun tersebut berubah menjadi ikan mas kecil di kolam.
- Pernah terjun dari air terjun yang tinggi yang di bawahnya ada batu runcing dengan posisi kepala terlebih dahulu, namun anehnya tidak terjadi apa-apa pada Aang Nuh. Setelah itu, beliau lalu berkata kepada santri-santrinya, “Kalau belum waktunya meninggal dia tidak akan meninggal.”
- Pernah suatu ketika, beliau menendang tiang masjid yang tak kunjung usai pembangunannya, sambil berkata “Ini masjid apa kandang hewan?” Tidak lama dari kejadian itu, ada mobil yang mengirim bahan-bahan bangunan dan masjid pun rampung didirikan.
- Ada sebuah kisah yang sangat mengherankan., saat Aang Nih pergi haji bersama beberapa muridnya. Tiba-tiba ada dua orang pria yang menghampiri dan mencium tangan Aang Nuh, bingunglah murid-muridnya sebab kedua pria itu asing bagi mereka dan baru pertama kali melihatnya. Lalu salah seorang murid mengejar kedua pria itu dan bertanya dengan bahasa Arab, “Mengapa Anda berdua tiba-tiba mencium tangan guru saya?” kata murid dari Aang Nuh. Kedua pria itu lalu menjawab, “Tadi kami didatangi seseorang dan orang itu menunjuk kepada guru Anda, lalu ia berkata ciumlah tangan beliau karena beliau termasuk tentara Imam Mahdi di akhir zaman.”
- Ada sebuah kisah yang disaksikan langsung oleh seorang kakek, ketika dahulu tahun 1978 saat si kakek mengawal Aang Nuh berziarah ke makam kakeknya yaitu Syekh Abdul Qodir Cihaneut, Ciawi, Tasikmalaya. Ada keajaiban saat itu yakni si kakek melihat langsung Aang melakukan Salat Tahajud di atas air. Air yang dipijak Syekh Aang Nuh seperti sajadah yang menahan tubuh beliau.
- Ada kisah berkait karomah Aang Nuh dengan karomah Mama Gelar beliau berdua merupakan dua ulama masyhur dari Cianjur. Suatu ketika saat Mama Gelar mengadakan sebuah acara di pondok pesantren Gelar. Beliau mengundang Aang Nuh untuk hadir lalu pada hari yang telah dijadwalkan acara pun berlangsung dengan dihadiri banyak ulama lainnya.
Saat itulah, karomah Aang Nuh yang tinggi ini terlihat. Saat itu
Aang Nuh memukulkan tangannya ke kolam ikan, atas izin Allah SWT, seketika saja
ikan-ikan yang ada di kolam itu pun naik ke daratan.
Lalu, Mama Gelar juga ikut memukulkan tangannya ke kolam atas
izin Allah SWT seketika saja ikan-ikan yang ada di kolam itu pun naik ke darat
dengan kondisi sudah matang.
Mama Gelar lalu berkata, “Itulah bedanya orang yang merokok
dengan yang bukan.”
Semua keistimewaan jika kita renungkan kembali adalah sesuatu
hal yang tidak ada yang tidak mungkin, tinggal bagaimana kita menyikapinya
kemablikan semua ke Allah SWT. Tiada daya dan upata kecuali kehendak-Nya. Dan
jika masih banyak diantara kita yang meragukan akan keistimewaan dari seorang
Wali Allah. Maka tidak perlu diperdebatkan yang menyakini tinggal menyakini
saja dan yang bertentangan atau meragukan karena hal-hal yang lain ya kita
hormati. Semua cara pandang dan perbedaan adalah keindahan dan rahmat-Nya
WAFAT
Pada tahun 1990 M, Mama Aang Nuh Gentur berpulang ke rahmatullah.
Itulah biografi serta beberapa karomah dari Mama Aang Nuh Gentur
Cianjur Jawa Barat yang dalam menjalani kehidupannya penuh kewibawaan serta
membuat masyarakat sangat menghormatinya.
Post a Comment Blogger Disqus