Mistikus Channel

0


Ketika Rasulullah
berada dihadapanku, kupandangi pesonanya dari kaki hingga ujung kepala. Tahukah kalian apa yang terjelma? CINTA!

[Abu Bakar Ash-Shiddiq]

Kecintaan dan getar hati Abu Bakar ketika Rasulullah ﷺ harus hijrah ke Madinah. Rasulullah ﷺ mengajak Sayyidina Abu Bakar, orang yang sangat dekat dengan Beliau untuk menjadi pendamping dalam perjalanan menuju ke Madinah. Sayyidina Abu Bakar dengan penuh adab yang bersungguh, kata kuncinya dengan “Penuh Adab yang Bersungguh”, diajak ke Madinah. Harusnya dari kediaman Beliau berjalannya adalah ke Utara, karena Madinah secara geografis terletak di Utara dari Makkah, tetapi Rasulullah ﷺ berjalan menuju ke Tenggara.

Sayyidina Abu Bakar tidak bertanya, Beliau ikut saja apa yang dibuat oleh Rasulullah ﷺ, karena di hati Beliau hanya ada “cinta” dan “percaya” dan sesuatu yang tidak lagi perlu tawar-menawar. Rasulullah ﷺ Al-Amin, tidak pernah keluar dari lidah Beliau sesuatu yang tidak patut tidak dipercaya. Pribadinya penuh pancaran kecintaan. Mencintai dan sangat pantas dicintai. Pribadinya begitu rupa menimbulkan kerinduan

Nabi Muhammad ﷺ berjalan. Sayyidina Abu Bakar mengikuti. Ketika akan sampai, 8 km dari arah Masjidil Haram, baru Sayyidina Abu Bakar sadar. Mau istirahat ke Gua Tsur, karena sudah mendekati Gunung Tsur. Sebelum Nabi Muhammad ﷺ memasuki gua, Abu Bakar dengan sigapnya mengecek dan menutup lubang² yang ada di gua guna terhindar dari binatang buas.

Di dalam gua, mereka sepakat untuk bergantian berjaga. Dalam tidurnya, Nabi Muhammad ﷺ melabuhkan kepalanya di pangkuan sang sahabat. Di dalam gua yang dingin dan remang², tiba² seekor ular mendesis keluar dari salah satu lubang yang belum ditutup oleh Abu Bakar.Abu Bakar menatapnya waspada, ingin sekali ia menarik kedua kakinya untuk menjauh dari hewan berbisa ini. Namun, keinginan itu dienyahkannya dari benak, tak ingin ia mengganggu tidur Rasulullah ﷺ. Bagaimana mungkin, ia tega membangunkan kekasih Allah ﷻ itu.

Abu Bakar menutup lubang itu dengan salah satu kakinya.lalu ular itu menggigit pergelangan kakinya, tapi kakinya tetap saja tak bergerak sedikitpun Dalam hening, sekujur tubuh Abu Bakar terasa panas, ketika bisa ular menjalar cepat di dalam darahnya. Abu Bakar tak kuasa menahan isak tangis ketika rasa sakit itu tak tertahankan lagi. Tanpa sengaja, air matanya menetes mengenai pipi Rasulullah ﷺ yang tengah berbaring.

Rasulullah ﷺ terbangun dan berkata, “Wahai hamba Allah ﷻ, apakah engkau menangis karena menyesal mengikuti perjalanan ini?” “Tentu saja tidak, saya ridha dan ikhlas mengikutimu kemana pun,” jawab Abu Bakar. “Lalu mengapakah, engkau meluruhkan air mata?” bertanya Rasulullah ﷺ dengan bersahaja. “Seekor ular, baru saja menggigit saya, wahai Rasulullah ﷺ, dan bisanya menjalar begitu cepat ke dalam tubuhku.

Lalu Nabi Muhammad ﷺ berbicara kepada sang ular itu ” Wahai ular Tahu nggak Kamu? Jangankan daging, atau kulit Abu Bakar, rambut Abu Bakar pun haram Kamu makan?”
Dialog Rasulullah ﷺ dengan sang Ular itu didengar pula oleh Abu Bakar As-Shiddiq, berkat mukjizat Beliau.

“Iya hamba mengerti duhai Rasulullah ﷺ, bahkan sejak ribuan tahun yang lalu ketika Allah ﷻ mengatakan, "Barang siapa memandang kekasihKu, Muhammad ﷺ, Fî 'Ainil Mahabbah (dengan pandangan kecintaan), Aku anggap cukup untuk menggelar dia ke surga firdaus,” kata sang ular.

“Ya Rabb, beri aku kesempatan yang begitu cemerlang dan indah. “Aku (ular) ingin memandang wajah kekasihMu Fi 'Ainil Mahabbah,” lanjut sang ular.

Apa kata Allah ﷻ Tuhan Semesta Alam?

“Silakan pergi ke Gua Tsur, tunggu disana, kekasihKu akan datang pada waktunya,’ jawab Allah ﷻ. “Ribuan tahun aku menunggu disini. Aku digodok oleh kerinduan untuk jumpa Engkau, Duhai Muhammad ﷺ. Tapi sekarang ditutup oleh kaki Abu Bakar, maka kugigitlah dia. Aku tidak ada urusan dengan Abu Bakar, aku ingin ketemu Engkau, Wahai Nabi Muhammad ﷺ. “Jawab sang Ular dari gua Tsur.

“Lihatlah ini. Lihatlah wajahku,” kata Rasulullah ﷺ. Dan sang ular dari gua Tsur-pun memandang wajah Nabi Muhammad ﷺ penuh dengan rasa cinta dan rindu.

Selanjutnya tanpa menunggu waktu, dengan penuh kasih sayang, Rasulullah ﷺ meraih pergelangan kaki Abu Bakar, dengan mengagungkan Nama Allah ﷻ Sang pencipta semesta, Nabi Muhammad ﷺ mengusap bekas gigitan itu dengan tangan lembutnya. Maha suci Allah ﷻ, seketika rasa sakit itu hilang tak berbekas.

Gua Tsur kembali ditelan senyap. Kini giliran Abu Bakar yang beristirahat dan Rasulullah ﷺ berjaga. Dan, Abu Bakar menggeleng kuat² ketika Rasulullah ﷺ menawarkan pangkuannya untuk beristirahat. Tak akan rela, dirinya membebani pangkuan penuh berkah itu.

Siapakah yang salah, Sayyiduna Abu Bakar ataukah Ular Gua Tsur? Jawabannya tidak ada yang salah, karena keduanya bertindak atas nama CINTA & KERINDUAN kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ.

 As-Sirah An-Nabawiyyah, Ibnu Hisyam.

• Semoga kita bisa selalu menjaga CINTA & KERINDUAN kita kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ ...

#AAMIIN
#SHALLŮ_ALANNABI_MUHAMMAD

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّـدِنَا مُحَمَّدْ


Rindu Seekor Ular dan Cinta Sayyidina Abu Bakar Kepada Rasulullah dalam format Video Naratif dapat disimak melalui: YOUTUBE MISTIKUS CHANNEL | Yuk SUBSCRIBE, Klik dibawah ini:





Anda sedang membaca Rindu Seekor Ular dan Cinta Sayyidina Abu Bakar Kepada Rasulullah | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top