Mistikus Cinta

0
Awliyaullah ingin menyelamatkan para pengikutnya dari perangkap Setan.  Allah (swt) mengatakan kepada Sayyidina Bayazid al-Bisthami (q), itruk nafsak wa ta`al, “Jika engkau ingin agar Pintu-Ku terbuka, tinggalkan dirimu, nafs--egomu, lalu datanglah pada-Ku."  Tidak ada jalan bersama ego kalian.  Kalian tidak dapat mengatakan,  "Aku mengetahui segalanya."  Orang-orang tidak tahu apa-apa, Allah telah menuliskan apa yang akan kalian lakukan di dunia dan Akhirat; itu sudah diputuskan dan apa yang kita lihat di sini hanyalah cerminan dari apa yang telah tertulis pada Hari Perjanjian.  Di sini, ketika orang mengenal satu sama lain, mereka telah mengenal satu sama lain sejak Hari Alastu bi rabbikum:

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَىٰ
[Allah bertanya] “Bukankah Aku Tuhanmu?”  Mereka berkata, “Ya!” (Surat al-A'raaf, 7:172)

Orang-orang yang bersama di sana, juga bersama di sini, asosiasi atau perkumpulan demi kecintaan terhadap Allah dan Nabi (saw) adalah bagian dari hakikat tersebut.  Hakikat yang sejati ada di Surga, sedangkan cerminannya atau bayangannya ada di Bumi.  Bila kalian ingin menemukan diri kalian, berdirilah di depan cermin dan lemparkan batu padanya.  Cermin itu akan hancur dan kalian tidak dapat melihat diri kalian lagi di sana.  

Berusahalah untuk menghancurkan cermin kalian, nafs kalian.   Awliyaullah mengatakan jika Allah (swt) memerintahkan para malaikat untuk membuka sebuah kuburan, bau busuk dari orang yang meninggal itu akan membuat orang-orang di seluruh dunia menjadi pingsan, yang terburuk adalah bau dari perbuatan ghiibah dan namiimah, menggunjing dan memfitnah.  Itu adalah yang terburuk dari segala perbuatan buruk!  Jika Allah ingin menghukum kita di kubur, 

من حوسب عذب
(Yaa `Aisyah!)  Barang siapa yang akan dihisab, sudah pasti ia akan diazab. (Bukhari)

Allahumma laa tuhaasibnaa!  Ya Allah, janganlah Engkau menghisab kami!  Jika kita ingin membebaskan diri kita, kita harus membaca Kalimat at-Tawhiid.  Setan ingin menghalangi orang mengucapkan, “Laa ilaaha illa-Llah Muhammadun Rasuulullah.”  Itulah yang dikejarnya.  Kita mengucapkannya sekarang atas nama semua orang dan untuk mendisiplinkan ego kita, kita mengucapkan, “Laa ilaaha illa-Llah Muhammadun Rasuulullah `alayha nahya wa `alayha namuut wa `alayha nalqallah.” Insyaa-Allah, sebagaimana seorang jenderal memakai semua medali dan atributnya dalam setiap pertemuan, pakailah medali-medali kalian dalam setiap asosiasi/pertemuan. 

يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍَ
Wahai Bani Adam!  Pakailah pakaianmu yang indah setiap memasuki masjid. (Surat al-A'raf, 7:31)

Di dunia, kalian mengecek apa yang akan kalian pakai untuk suatu acara dan berpikir, "Oh, yang merah ini tidak cocok, orang-orang akan menertawakan aku."  Tetapi ia ingin memakai semua medali duniawinya untuk membuat orang-orang kagum sehingga mereka akan mengatakan, “Oh!  Ini mobil yang keren, pakaian yang bagus.”

Dan bagaimana menurut kalian ketika Allah berfirman, ‘khudzuu ziinatakum,’ apa yang terbaik untuk dibawa ke masjid?  Yaitu menghiasi hati, jadi hiasilah dengan ilmu-ilmu ilahiah sehingga busana yang kalian peroleh dari Allah tidak akan pernah hilang, ia akan tetap bersama kalian, dan busana hari ini akan berbeda dengan busana besok, laa nihaya wa laa bidaya, dan ia akan azaali abaadi di Surga.  

Semoga Allah menjaga agar hati kita senantiasa dihiasi dengan apa yang Dia cintai!  Apa yang harus kita lakukan?  Apa yang dilakukan oleh seorang mursyid?  Ia memoles hati, dan itu sangat penting.  Berikut ini ada sebuah contoh.  Ada dua finalis dalam sebuah kompetisi seni yang pesertanya mencapai dua ratus orang.  Mereka harus menggambar sesuatu yang dapat diterima oleh para pecinta seni.  Salah seorang berasal dari Persia dan satunya lagi dari Cina.  Raja berkata, "Untuk pemenangnya, aku akan memberikan sesuatu yang tidak pernah diimpikan sebelumnya."  Satu artis berada di kanan dan yang lainnya di kiri.  Raja lalu berkata, “Y'Allah. Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim, mulai!”

Kedua artis itu sangat fokus dengan apa yang akan mereka lakukan dan kemudian mereka memulainya.  Artis Persia pandai, ia tidak mempunyai apa-apa kecuali sebuah spons.  Artis lainnya juga hebat, ia menggambar sesuatu yang sangat bagus.  Yang satu menggambar, sementara yang satunya menggosok dinding, memolesnya.  Ada sehelai tirai di antara keduanya sehingga mereka tidak dapat melihat satu sama lain.  Yang satu memoles dinding, yang satunya riisya, menggambar dengan bulu, membuat karya artistik dengan goresannya.  Tetapi artis Persia itu terus memoles dinding, sementara yang lainnya bersusah payah untuk menghasilkan karya terbaik yang dapat digambarnya. 

Akhirnya tiba saat penjurian, dan Raja menyingkap tirai di antara keduanya.  Para penonton bersiap untuk menilai mana yang terbaik.  Artis Cina telah menggambar sebuah gambar yang sangat indah dan setiap orang merasa senang dan kagum akan keindahannya.  Kemudian Raja berkata kepada artis Persia, "Betapa jeniusnya engkau."  Artis Persia itu tidak menggambar apa-apa, ia hanya menggunakan sponsnya untuk memoles dinding hingga menjadi seperti cermin dan ia memantulkan karya artis Cina tersebut.  Akhirnya ialah yang memperoleh medali dari Raja karena telah memoles dindingnya. 

Dengan memoles dinding kalian, Allah akan menciptakan sebuah cermin yang dapat memantulkan seluruh alam semesta!  Seberapa sering kalian memoles hati kalian di dunia akan menentukan kualitas cerminnya.  Allah membuat hati seperti sebuah cermin yang dapat memantulkan segala ciptaan-Nya di alam semesta!  Kalian akan mulai mengetahui mengapa Allah menciptakan mereka, dan memperoleh pengetahuan dari semua herbal dan pengobatan untuk manusia pada akhir khalwatnya.  Herbal-herbal itu datang ke dalam khalwat seorang murid untuk memberitahu mereka herbal mana untuk penyakit ini, dan herbal mana untuk penyakit itu.  Dan hati kita mempunyai banyak sekali penyakit.  Ada 70.000 hijab antara kita dengan Nabi (saw) yang tidak bisa kalian hilangkan jika kalian berusaha menghilangkannya sepanjang hidup kalian, tetapi dengan inaayatullah mereka dapat dihilangkan.  Semoga Allah (swt) mengangkat semua hijab antara kita dengan Nabi (saw) dengan memoles hati kita sehingga dapat menjadi cermin, seperti halnya artis Persia yang dapat melihat gambar yang datang dari arah manapun ia melihatnya dan ke manapun ia memalingkan wajahnya, ia menemukan Hadirat Ilahi. 

وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِ إِنَّ اللّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Dan Allah ada di Timur dan di Barat, dan ke mana pun kalian berpaling, ada Wajah Allah, sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.

Ke mana pun hati kalian berpaling, kalian akan menemukan Kehadiran Allah, jadi poleslah hati kalian di bulan Ramadhan ini, insyaa-Allah, dan hati-hatilah jangan sampai jatuh dalam perangkap Setan.  Ucapkan, “Laa ilaaha illa-Llah,” sebanyak-banyaknya karena itu adalah spons Surgawi yang menghapus segala keburukan dan membawa kebaikan.

Ramadan Series 2017, Vol 4
Shaykh Hisham Kabbani
30 Mei 2017 Zawiyah Fenton, Michigan

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Poleslah Cermin Hatimu | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top