Mistikus Cinta

0
"Orang mukmin yang sejati itu bukan saja sangat menjaga mulut, mata, telinga dan lain-lain anggota lahir, tetapi gerakan hati dan fikiran pun sangat-sangat dijaga karena ia juga terlibat dengan dosa dan pahala."

Telah sepakat orang-orang kita mengatakan: “Dari mata turun ke hati.” Artinya hasil dari pandangan (termasuk pendengaran) bukan setakat di mata dan telinga tetapi akan bersambung dan berkesan ke hati. Kalau apa yang kita pandang dan dengar itu baik, maka hati kita akan menerima kebaikannya. Sebaliknya kalau yang kita pandang dan dengar itu maksiat dan mungkar (haram), maka hati kita akan bersalut kejahatan dan kemungkaran itu. Hati yang senantiasa menerima pandangan dan pendengaran yang mungkar ialah hati yang gelap pekat, buta dari melihat keagungan Allah. Hati itu tidak lagi takut pada Allah, malah hilang cinta dan rindu pada Allah SWT.

Kita semua tentunya ada pengalaman sendiri terhadap perkara ini. Kalau setiap hari hati kita terisi dengan dzikrullah, bacaan al Quran, puasa, sembahyang sunat, membaca kitab dan mendengar pengajian agama, hati kita akan lembut, terasa indah dalam beribadah kepada Allah, rindu kepada kebaikan, benci dan takut kepada dosa.

Tetapi kalau setiap hari kita isi dengan omong kosong, mengumpat dan mencaci, nanti kita akan jadi malas beribadah, memandang kecil tentang cara hidup sunnah, tidak lagi rasa takut dengan Allah, tidak membesarkan Allah apalagi untuk rindu pada-Nya dan tidak suka lagi pada ahli-ahli agama dan lupa Akhirat.

Hati kita jadi cinta kepada dunia dan segala hiburannya, mau lepas bebas tanpa sekatan hukum Islam, malas berjuang dan berangan-angan ingin hidup lebih lama lagi. Itulah bukti-bukti menunjukkan tindakan lahir, pendengaran dan penglihatan kepada yang haram, akan membuat hati kita buta kepada kebenaran.

Allah berfirman: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercantum (benih) yang akan Kami mengujinya (dengan perintah dan larangan) karena itu Kami menjadikan dia mendengar dan melihat. (QS. Al Insaan: 2)

Tujuan Allah memberi kita mata dan telinga ialah untuk mencari dan mengenal pencipta kita yaitu Allah SWT. Kemudian supaya kita sadar diri untuk berbakti dan menurut perintah-Nya. Firman-Nya: Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan  untuk menyembah Aku. (QS. Adz Dzaariyat: 56)

Kita mesti merasa diri kita sebagai hamba dalam melaksanakan perintah dan larangan dari Allah. Yang penting ialah rasa kehambaan itu. Ibadah sebenarnya ialah berpuncak dari rasa kehambaan. Kalau masa ibadah itu kita tidak rasa hina dan tidak rasa hamba, tetapi rasa besar diri, sombong, marah, dengki, maka amalan lahir itu bukan lagi ibadah. Misalnya, seorang kuli menghadap tuannya dengan rasa besar diri, dengan berkacak pinggang, bukankah lebih baik tidak menghadap, sebab ia tentunya akan menimbulkan kemarahan tuannya.  Hidup bukan untuk dunia tetapi hidup untuk Allah dan untuk mencari bekal kembali ke Akhirat. Untuk tujuan ini kita dikaruniakan Allah pendengaran dan penglihatan. Gunakanlah kedua-duanya sebaik mungkin sebagai alat untuk sampai ke matlamat yang diridhai-Nya.

Mari kita obati hati kita dengan menjaga pandangan dan pendengaran hanya kepada apa yang dapat mengingatkan kita kepada Allah, takut pada-Nya dan untuk berbakti pada-Nya.

Antara langkah-langkah yang patut diambil ialah:
  1. Perbanyak membaca Al Quran dan terjemahannya, hadis dan kitab-kitab serta buku-buku agama termasuk majalah dan risalah yang berunsur dakwah. Dalam masa yang sama, hindarkan dari membaca buku-buku khayal, majalah hiburan dan akhbar-akhbar yang kosong dari kebenaran.
  2. Selalu mengunjungi masjid, tempat pengajian agama, majlis dakwah, tahlil dan dzikrullah dan jauhkan dari tempat-tempat maksiat, majlis-majlis sosial liar (percampuran bebas) dan keluar rumah tanpa tujuan. Sebab di luar banyak pandangan dan pendengaran yang membawa kepada maksiat serta jauhkan dari bergaul dengan kawan yang mengajak kita kepada maksiat.
  3. Menziarahi orang-orang soleh, sebab dengan melihat mereka, dapat memberi kekuatan.
  4. Ingat mati, karena selalu mengingati mati akan melembutkan hati.
  5. Hindarkan dari menonton program TV yang tidak berfaedah. Sekali kita relakan mata dan telinga memandang dan mendengar perkara yang dikutuk Allah, maka selama itu kita relakan nafsu kita merajai hati kita untuk lalai dan tidak takut pada penglihatan dan pengawasan Allah.
Kalau kita rasa melihat maksiat dengan tidak melihatnya sama saja pada hati kita, itu tandanya hati kita sudah rusak dan jauh daripada Allah. Itulah antara langkah-langkah yang perlu diambil untuk menjernihkan batin kita. Perlu diingat langkah-langkah ini mesti diperjuangkan sungguh-sungguh dan berterusan.

Kita jangan mudah jemu atau mudah terpengaruh dengan bujukan nafsu liar kita. Dan janganlah kita harap untuk memperolehi hasilnya dalam jangka masa yang singkat. Sebab dalam pengalaman orang-orang yang telah menempuh jalan ini, masa paling singkat untuk memperolehi hati yang bersih (taraf kerohanian yang tinggi) melalui mujahada-tunnafsi ialah 20-30 tahun lebih. Masa selama itu, sesuailah dengan lama masa kita terbiar dalam maksiat.

Sejak dalam perut ibu lagi kita sudah menerima makanan yang tidak jelas halalnya. Bila lahir pula terdedah di tengah-tengah maksiat dan mungkar yang berbagai macam. Hati kita sudah gelap pekat dengan karat-karat dosa yang kita lakukan secara sadar atau tidak. Jadi memang patutlah kalau kita korbankan 20-30 tahun umur kita akan datang untuk pembersihan hati nurani kita. Mudah-mudahan penghujung umur kita dapat kita rasa kebersihan hati dan keselamatannya dari mazmumah. Mudah-mudahan kita dapat mengadap Allah membawa hati yang selamat.

Firman Allah: Di hari itu (hari kita meninggal dunia) tidak berguna lagi harta dan anak kecuali mereka yang mengadap Allah membawa hati yang selamat. (QS. Asy Syuara ‘: 88-89)

Apabila roh sudah bersih, sudah kembali pada asalnya (waktu di alam roh) kita akan merasai berbagai pengalaman batin yang luar biasa. Ini bergantung pula pada taraf kebersihan roh yang dapat kita capai.

Ada 2 peringkat roh yang bersih yaitu:

1. ROH YANG TERLALU BERSIH (orang yang Mukasyafah)

Ini biasanya dicapai oleh muqarrobin. Roh ini dapat menembus hijab antara alam dunia dengan malakut. Mereka nampak segala rahsia-rahsia batin manusia.

Apa yang orang biasa nampak dalam mimpi maka mereka nampak di waktu sadar. Contohnya: Kalau sifat batin seseorang itu seperti anjing maka mereka nampaklah sebagai anjing. Kalau orang biasa mendapat ilmu dengan belajar maka mereka perolehi melalui ilham.

2. ROH YANG BERSIH

Ini dapat dicapai oleh orang-orang soleh. Roh mereka boleh mengesan rahsia-rahsia batin hanya melalui mimpi-mimpi yang benar dan rasa hati yang benar dan tepat dengan kehendak Allah. Tetapi tidaklah nampak nyata, sebab hijab mereka tidak terangkat betul. Allah menceritakan perihal ini dalam hadis Qudsi, firman-Nya yang bermaksud: Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku (orang yang setia pada-Ku) muka Aku  mengisytiharkan perang terhadapnya. Dan tiada amal seomng hamba-Ku yang bertaqwa (yang beramal) pada-Ku dengan sesuatu yang lebih Kucintai daripada dia menunaikan semua yang Kufardhukan ke atasnya. Dan hamba-Ku yang sentiasa bertaqarub kepada-Ku dengan nawafil (ibadah sukarela) sehingga Aku mencintainya, muka jadilah Aku seolah-olah sebagai pendengarannya yang ia mendengar dengannya dan sebagai penglihatannya yang ia melihat dengannya dan sebagai tangannya yang ia bertindak dengannya dan sebagai kakinya yang ia berjalan dengannya. Dan andaikata ia memohon pasti akan Kuberi padanya. Dan andaikata ia berlindung kepada-Ku pasti akan Aku lindunginya.

Rasulullah SAW bersabda:
"Takutilah olehmu firasat (pandangan tembus) orang-orang Mukmin kerana ia memandang dengan cahaya Allah."  (HR. At Tirmizi)

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Pandangan dan Pendengaran Yang Merusak Hati | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top