Pendiri Pesantren Sabilil Muttaqien
Ponpes ini memiliki semboyan yang disebut dengan Trilogi PSM yaitu ILMU-AMAL-TAQWA. Pendiri pesantren ini adalah Mbah Kiyai Hasan Ulama’. Berikut riwayat singkat Mbah Kiyai Hasan Ulama’. Mbah Kiyai Hasan Ulama’ adalah seorang tokoh pemuka agama yang sekaligus ulama’ ahli Hikmah Sufiyah. Beliau putra dari Mbah Kiyai Khalifah atau Pangeran Cokrokertoapati. Mbah Kiyai Khalifah merupakan seorang penasehat spiritual dari Pangeran Diponegoro ketika saat terjadi peperangan dengan Kompeni Belanda. Mbah Kiyai Khalifah mengungsi ke arah Timur untuk menghindar dari pengejaran Kompeni Belanda, hingga sampailah ke wilayah Ponorogo di sebuah desa yang disebut sebagai desa Bogem-Sampung. Kemudian Mbah Kiyai Khalifah mendirikan masjid dan pesantren di wilayah tersebut.
Mbah Kiyai Khalifah berasal dari Kebondalem Kemusuk Argomulyo Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau memiliki putra yang bernama Mohammad Jaiz yang menuntut ilmu (nyantri) di pesantren Tegalrejo, Semen, Nguntoronadi. Pesantren tersebut didirikan oleh K.H Abdurrahman. Kemudian Mbah Mohammad Jaiz diambil mantu oleh K.H Muhammad Ilyas (merupakan seorang Fuqoha’ dan penghulu di wilayah Gorang-Gareng, Magetan), dinikahkan dengan putrinya yang bernama Siti Insiyah yang merupakan cucu dari K.H Abdurrahman. Selanjutnya Mbah Mohammad Jaiz diberi nama atau dipanggil dengan nama Mbah Hasan Ulama. Dari perkawinan tersebut melahirkan 7 putra-putri, yaitu :
- KH. Imam Muttaqien (Takeran)
- Siti Masyrifah/ Nyai Imam Tafsir (Takeran)
- Kyai Muhammad Umar (Takeran)
- Siti Kuning/ Nyai Kyai Sahid (Takeran)
- Siti Melok/ Nyai Muhammad Sareh (Kebondalem Takeran)
- Siti Melik/Nyai Kyai Abu Syukur Salim (Takeran)
- Farilahut/Nyai Sakeh (Takeran)
Mbah Kiyai Hasan Ulama’ bersama mertuanya babat dan merintis tempat pemukiman di Nglorok Takeran, yang kemudian didirikan masjid dan Pesantren dengan nama Pesantren Takeran pada tahun 1303 H. Setelah didirikan Pesantren Takeran untuk memperkuat posisi Pesantren Takeran, mbah Kyai Hasan Ulama’ mengajak saudaranya yang berasal dari Kemusuk Kebondalem Argomulyo, Bantul Yogyakarta sebagai magersari, diantaranya:
- Kyai Hasan Thoiron bertempat di Takeran Lor
- Kyai Hasan Mukarom bertempat di Landangan – Takeran
- Kyai Hasan Mukmin bertempat di Nglorog Takeran
Dan ada beberapa sahabat beliau yang ikut membantu memperkuat Pesantren Takeran, yaitu:
- Kyai Moh. Zaid dari Kertosono yang tinggal di Nglorog Takeran
- Kyai Hasani dari Ponorogo yang tinggal di Mangu Takeran
- Kyai Hasyim bin Kyai Hanafi Brangkal Kedungpanji yang tinggal di Kunti Takeran
- Mbah Lurah Ngampon Takeran
Dan masih banyak lagi sahabat beliau yang lain, apalagi setelah beliau diamati menjadi Mursyid Thoriqoh Syathoriyah dari Pesantren Tegalrejo. Diceritakan bahwa beliau mendapat amanat sebagai Mursyid Thoriqoh Syathoriyah setelah menyelesaikan tahapan-tahapan/muqom dengan lakon dan pitukon yang telah ditentukan, dengan bimbingan dari Guru/Washitah mursyid sebelumnya yaitu Mbah K.H Sari Muhammad, Bogem Ponorogo dan Mbah Nyai Harjo Besari binti K.H Abdurrahman yang juga merupakan Mursyid Thoriqoh Syathoriyah.
Setelah Mbah Kyai Hasan Ulama’ memegang Mursyid Thoriqoh Syathoriyah dan mendirikan Pesantren Takeran, beliau meletakkan dasar-dasar atau azas Pesantren Takeran yang merupakan cikal bakal Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) yang tercantum dalam Majmu’ah Risalah. Di Majmu’ah Risalah tersebut tertulis bahwa “Mbah Kiyai Hasan Ulama’ mendirikan Pesantren Takeran mempunyai maksud dan tujuan yaitu mendirikan dan mewujudkan sumber pendidikan, pengajaran, dan penyiaran Islam seluas-luasnya”. Dasar cita-cita beliau adalah “ Memancarkan pendidikan luas tentang Islam sehingga Pesantren ini dapat mengeluarkan sebanyak-banyaknya orang yang cakap dan luas serta tinggi kefahamannya tentang agama Islam rahin berbakti dan beramal kepada masyarakat, berdasarkan Taqwa kepada Allah, sehingga menjadi anggota masyarakat yang berilmu (terpelajar), beramal dan bertaqwa”.
Berikut wasiat Mbah Kiayi Hasan Ulama’ untuk putro wayah/putro murid sebagai pedoman kehidupan, wasiat / Dedawuhing Guru tersebut diantaranya:
- Ojo kepengen sugih, lan ojo wedi mlarat
- Pilih ngendi,sugih tanpo iman opo mlarat ananging iman
- Ojo demen ngudi pengaruhing pribadi, kang ono di openi kanthi temenan, ojo kesensengsem gebyaring kadonyan, kanuragan lan pengawasan dudu tujuan. Topo ngrame lakonono
- Sumber bening ora bakal golek timbho
- Ojo demen owah-owah tatanan poro sepuh, wajibe mung ngopeni lan nglestareake
- Ojo demi nyunggi kathoke mbahe, amal sholeh tindakno
- Nyawiji ing dalem kautamaan, pisah sak jeroning kemaksiatan, ing tembe bakal ono titi mangsane, anak putu ono kang nemu emas sak jago gedhene, ananging yo mung kandeg samono imane
- Ora liwat anak putuku sing guyub rukun, di podo tansah ngrameake masjid, tak pangestoni slamet donyo akhirat
- Ojo kendat tansah nindak ake mujahaddah taubat, koyo kang wis di parengake guru
Sumber:
Post a Comment Blogger Disqus