Mistikus Cinta

0
Servanthood And What It Is - Maulana Shaykh Muhammad Nazim Al-Haqqani Al-Naqshbandi q
Servanthood And What It Is
Maulana Shaykh Muhammad Nazim Al-Haqqani Al-Naqshbandi q

Bismillahirrahmannirrahim

Janganlah berkata, “Aku dapat melakukannya.” Katakanlah, “Dengan kekuatan Tuhanku, mungkin aku dapat melakukannya. Bila Dia mendukungku, aku mungkin dapat berdiri. Dan bila Dia membantuku, aku akan berhasil.” Dalam segala-galanya. Ketahuilah bahwa kalian bukan apa-apa. Sama sekali bukan apa-apa. Bila kalian mengatakan, “Aku dapat melakukannya,” atau, “Aku mampu melakukannya,” kalian seharusnya merasa malu. Siapa kalian? Kalian bukan apa-apa. Bagaimana kalian dapat menyatakan hal itu, astaghfirullaah!

Seandainya salah seorang di antara kalian dianugerahi semua kekuatan ummat manusia, tetap saja kalian bukan apa-apa. Atau seandainya pun dianugerahi kekuatan dari seluruh makhluk, termasuk makhluk surga, tetap saja kalian bukan apa-apa, dan tak dapat berkata, “Aku dapat melakukannya.” Andai kalian diberikan kekuasaan dari jutaan malaikat (yang salah satu di antaranya adalah Jibril u; yang mempunyai 600 sayap, dua di antaranya saja tidak cukup untuk dibentangkan dari Timur hingga ke Barat), tetap saja kalian seharusnya merasa malu untuk menyatakan, “Aku mempunyai kekuatan,” melalui samudera kekuatan-Nya yang tak bertepi. Semuanya tidak berarti. Mengapa kalian sombong, dan karena apa kalian menyatakan bahwa kalian berkuasa, kuat? Apakah karena mempunyai pakaian atau mobil? Kekayaan kalian atau harta kalian? Mengapa kalian sombong?

Kesombongan adalah ciri dari ego yang paling buruk.

Kalian ingin bersaing dan berkata kepada Allah SWT, “Aku juga kuat.” Siapa kalian!?

Menyadari bahwa kalian lemah dan bukan apa-apa itulah yang memberikan kehormatan pada kalian. Walaupun hanya menyatakan, “Wahai Tuhanku, aku tidak cukup kuat untuk memberikan kepatuhanku,” atau “Aku begitu lemah untuk menjadi hamba-Mu; wahai Tuhanku, ampunilah aku.” Hal itulah yang memberi kehormatan pada kalian. Tanpa melakukan apa-apa, hanya minta maaf dan mohon pengampunan, maka hal-hal tersebut akan memberikan lebih banyak kehormatan pada kalian, daripada menyatakan memuja Allah SWT dan berbangga atas ibadah dan penghambaan itu.

Hanya kerendahan hati yang akan menyelamatkan kalian dari kesukaran, kesengsaraan, masalah dan kesulitan. Bila kalian rendah hati, maka ampunan akan sampai pada kalian, dan demikian pula dengan berkah. 

Kalian tidak pernah akan menemui mata air di puncak gunung, tetapi kalian akan menemukannya di dasar lembah.

Semua hal buruk datang dari kesombongan dan semua kebaikan tumbuh dari kerendahan hati.

Kita begitu kecil, tidak saja secara perorangan, tetapi juga secara kolektif. Kalau kita membayangkan dimensi alam semesta, atau bahkan bila kita menggunakan kekuatan daya khayal kita dan membayangkannya jutaan kali lebih besar, tetap saja kecil karena tidak berarti dibandingkan dengan Keagungan Allah SWT yang memiliki Keagungan yang tak terukur. Tidak dapat dinyatakan dengan angka atau timbangan apapun.

Ketika kita mengangkat tangan, kita harus mengatakan, “Wahai Tuhan kami, kami demikian kecilnya dan Engkau demikian agung. Engkaulah Yang Maha Agung dan Keagungan-Mu tidak terbatas.” Kalau ada batasannya, berarti Dia setara dengan manusia biasa.

Tidak ada ruang, jarak, ukuran ataupun titik terkecil yang tercipta dapat menyatakan diri bahwa mereka ada dan dapat mengatakan, “Aku di sini,” atau, “Aku mempunyai keagungan.”

Tidak ada tempat untuk makhluk dan ciptaan dalam Keberadaan Allah SWT. Keberadaan-Nya meliputi semuanya. 

Jadi makhluk-makhluk, atom-atom, galaksi-galaksi, alam semesta, tidak dapat berkata bahwa mereka memiliki tempat, ruang, melalui Keberadaan Tuhan kita. Tidak! Tidak ada tempat untuk apapun yang tercipta melalui Keberadaan-Nya.

Quran:
Dialah yang Awal dan Dialah yang Akhir.
Huwal awwalu wal aakhiru
Tidak ada sesuatu pun yang dapat memasukinya dan berkata, “Aku ada di sini.”
Tuhan Mahakuasa. 

Grandsyaikh berkata,
“Keberadaan kita bagaikan keberadaan kalian melalui cermin. Kalian dapat melihat dan melihat diri kalian sendiri di dalam cermin yang besar. Tetapi apa yang kalian lihat tidak dapat mengatakan bahwa dia ada, demikianlah keberadaan kalian.”

Keberadaan kalian tidak ada melalui cermin itu. Tidak mungkin! 

Karenanya kita mengatakan bahwa kita amat kecil. Hal ini berlaku untuk kalian karena kalian menyatakan keberadaan kalian. Tidak hanya itu, kalian juga menyatakan bahwa kalian orang besar. Kalian tidak hanya mengatakan, “Aku di sini,” tetapi kalian juga mengatakan bahwa kalian tuhan dan kalian tidak mau mengatakan bahwa kalian seorang hamba.

Bergabunglah dalam penghambaan. Ketuhanan adalah bagi Dia yang keberadaan-Nya telah ada sejak zaman pra azali sampai zaman azali. Datanglah dan katakan bahwa kalian adalah hamba dari yang keberadaan-Nya abadi dan katakanlah, “Wahai Tuhan kami, kami adalah hamba-Mu.”

Keberadaan Ilahiah-Nya adalah dari masa azali hingga pra azali; dan Kerajaan-Nya dan Kekuasaan-Nya tidak pernah berakhir hingga ke keabadian. Allaahu Akbar! 

Apapun yang kalian lihat, sentuh dan meminta agar disimpan melalui keabadian tidak berarti apa-apa. Allaahu Akbar!

Keagungan-Nya meliputi masa pra azali sampai masa azali dan Kebesaran-Nya adalah untuk Keabadian-Nya.

Siapa kalian? Kalian bukan apa-apa. Janganlah anggap sebagai sesuatu. Sesuatu tidak berarti apa-apa. Jangan mengutarakannya. Akuilah ketidakberartian kalian dan berusahalah membuat ego kalian agar mengakui ketidakberartiannya. Sama sekali tidak berarti apa-apa. Kemudian kalian akan mencapai kesempurnaan dan kepuasan. Kesempurnaan yang sempurna dan kedamaian paripurna.

Inilah hal terpenting yang dicoba diajarkan oleh Khatamul Anbiya Rasulullah SAW kepada manusia. 

Keberadaan-Nya dari masa azali hingga masa pra azali. Tidak ada yang lain kecuali Dia. Dalam keberadaan yang ada hanyalah Allah SWT. Tak ada yang lain.

Wahidun Ahad (Yang Tunggal, Satu-satunya). Tak ada yang eksis kecuali Dia. Apalah kita ini. Kita bukanlah apa-apa. Barangsiapa yang menyatakan keberadaan bagi dirinya sendiri, maka dia telah menyekutukan Allah SWT (syirik).

Dan karena kita tidak termasuk dalam kelompok yang ada, Allah SWT tidak peduli bahwa kita akan menyekutukannya. Karena pada dasarnya tidak ada apa-apa. Tetapi Allah SWT suka bila hamba-Nya menjaga sopan-santun yang baik. Karena alasan itu, syari`ah dan thariqat datang untuk meniadakan pengakuan itu dari dunia ini. Sehingga orang tidak mengatakan, “Aku ada.” Karena kalian tidak ada. Seratus tahun yang lalu tak satu pun di antara kita yang ada. Dan setelah seratus tahun, tak seorang pun yang sekarang ada masih ada. Di sana tidak ada, di sini pun tidak ada. Dan apa yang muncul di antara dua ketiadaan juga tidak ada.

Tinggalkan pikiran kalian, diri kalian, dan semuanya sampai tetesan kalian bersatu dengan samudera (fana` billaah). Dengan kesediaan kalian, kalian dapat mengorbankan diri dan raga. Jangalah mohon agar menjadi sesuatu, tetapi sebaliknya mohonlah segala-galanya.

Kebenaran muncul dan penciptaan menjadi kenyataan. Ini terjadi dalam waktu kurang dari sekejap mata. Dan di antara para Awliya, waktu untuk keberadaan ini laksana cahaya kilat. Dan pemunculan kita sekarang ini adalah seperti itu. Itu akan segera berakhir dan tidak ada lagi. Karena Allah SWT akan bertanya,

Quran:
Milik siapakah kerajaan itu sekarang?
Limanil mulkul yawma?
Tetapi tak ada yang menjawab. Allah SWT akan menjawabnya sendiri. Allah SWT, Yang Maha Esa, al-Qahhar (Sang Penguasa).

Dan Dia yang menguasai hamba-Nya melampaui kematian akan menjawab sendiri melalui Dirinya sendiri, Kalian tidak menjawabnya. Karena orang yang biasanya berkata, “Aku seorang ini,” atau “itu,” tidak akan ada lagi. Mereka telah dikuasai. Mereka mendengar tetapi tidak dapat menjawab. Dan bahkan yang lebih agung adalah bahwa Dia tidak akan menjawab dengan berkata, “Itu milik-Ku.” Tetapi Dia berfirman,

Quran:
Milik Allah SWT, Yang Maha Esa, Sang Penguasa.
Lillaahil waahidil qahhaar

Juga ada suatu rahasia bahwa yang mewakili Dia, akan menjawab. Dialah yang telah dijadikan wakil-Nya. Dialah yang kalau dia tidak ada, maka Allah SWT tidak akan menciptakan seluruh makhluk. Para ulama mengatakan bahwa Allah SWT yang memberikan jawaban tersebut, tetapi seolah-olah ada seseorang yang menjawab. Dan siapakah dia? Yang telah Allah SWT hiasi dengan Sifat-Sifat-Nya, dan mengangkatnya ke maqam al-mahmud. Dialah yang menjawab, pasti dan sudah sepantasnya begitu.

Bila sesuatu, bahkan atom dibiarkan sendiri, dia tidak akan ada lagi. Bila diambil dari atom, maka pengamatan Allah SWT (muraqaba) akan hilang. Karena keberadaan sejati hanya bagi Allah SWT.

Quran:
Dan tak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.
Wa lam Yakun lahu kufuwan ahad

Tak ada sesuatu yang setara dengan Dia. Keberadaan mutlak adalah untuk Allah SWT. Siapa lagi kalau bukan Dia? Tak ada ruang untuk yang kedua. Hanya ada Allah SWT dan tak ada siapa pun bersama-Nya. Anggapan kalian bahwa kalian ada, adalah salah. Karena Allah SWT tidak menerima bahwa ada seseorang yang setara dengan-Nya.

Manusia telah menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak perlu untuknya. Tanpa samudera, tak ada yang dapat berenang. Dan tanpa lautan takkan ada ikan. Dan mana di antara kedua ini yang lebih baik? Yang mempertanyakan (hal ini) adalah orang yang tidak berpikir!

Sebuah samudera adalah samudera dengan segala isinya, dan jalan untuk mencapainya adalah melalui Kemurahan Allah SWT.

Berdiri di hadapan cermin keabadian, dihiasi dengan eksistensi sejati, menatap pada kenyataan diri, dalam Samudera Keesaan.

Seekor ikan berkata, “Aku adalah samudera, “ dan untuk berkata, “Aku di sini,” tanpa samudera, adalah suatu pernyataan yang keliru. Astaghfirullaah!

Semoga Allah SWT menganugerahi kita pemahaman yang baik. 

Ada beberapa hal penting yang harus dipahami. Bila kalian tidak memahaminya, kalian tidak dapat diselamatkan dari kejahatan ego kalian atau dari Setan.


Setiap ajaran merupakan gabungan ceramah Maulana Sheikh, yang diberikan dalam kurun waktu berbeda, mengenai subyek yang sama (November 1999-Juli 2000. Siprus + Damaskus)

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Hanya Allah SWT | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top