Mistikus Cinta

0
Servanthood And What It Is - Maulana Shaykh Muhammad Nazim Al-Haqqani Al-Naqshbandi q
Servanthood And What It Is
Maulana Shaykh Muhammad Nazim Al-Haqqani Al-Naqshbandi q

Bismillahirrahmannirrahim


Semoga Allah SWT tidak meninggalkan kita pada ego kita yang kotor.

Waspadailah ego kalian. Dia merupakan musuh terbesar kalian yang memotong jalan kalian menuju Allah SWT. Dia berkata, “Layanilah aku, merunduklah padaku,” dan “tinggalkan segala kemauan dan keinginanmu kecuali yang ditujukan untukku. Akulah segalanya dan engkau adalah budakku.”

Ibadah dan puasa adalah untuk mengenyahkan ego kalian. Untuk melemahkannya, kemudian lenyap. Karena selama ego kalian memberi perintah dan kalian mematuhinya, kalian tidak dapat meraih apapun dari Hadirat Ilahi. Hanya ada satu Sultan. Dan kalian pastilah hamba-Nya.

Thariqat adalah suatu pelatihan untuk mencapai akhlak yang baik. Kalian harus melupakan dan memerangi ego kalian, lalu terimalah dan bersuka cita dengan kemauan Tuhan kalian.

Jangan pernah lalai dalam mengagungkan Tuhan kalian, kalau tidak kalian akan terbelenggu dengan ego kalian yang kotor itu (bagaikan singa dalam kurungan). Ingat untuk setiap saat kalian lalai, maka kalian hanya menerima kehancuran atau hukuman. Walaupun hanya sekejap, akan datang kutukan atas kalian.

Semua orang amat ramah pada egonya. Mereka mengatakan, “Apa yang engkau perintahkan? wahai egoku, wahai sultanku. Apapun yang engkau inginkan, akan kusediakan bagimu. Apapun keinginanmu. Aku adalah hambamu dan engkau adalah sultanku.”

Dan pada akhirnya ada mayat dengan bau yang teramat busuk.

Ego itu adalah seorang dungu, tetapi dia memperkenalkan dirinya sebagai orang yang sangat berkuasa. Ego mengatakan, “Engkau harus mematuhiku, aku tidak suka sekutu apapun. Aku yang pertama dan juga yang terakhir bagimu. Semua kehormatan dan pujian harus diberikan kepadaku.”

Kebanyakan manusia itu pemalas dan selalu menuruti egonya (yang paling malas di antara semua makhluk).

Sosok fisik kalian tidak dapat meraih kebesaran dunia, tetapi lain halnya dengan sosok spiritual kalian. Dia dapat meraihnya, bila kita terus memberinya kata-kata surgawi.

Dari semula sejak Allah SWT menciptakan nafsu kita, Allah SWT berfirman, “Majulah,” dan sang ego malah mundur. Itu adalah tabiatnya yang tidak pernah menerima perintah Tuhannya.

Allah SWT memberikan kehormatan pada manusia untuk menjadi hamba-Nya, tetapi ego selalu menghalangi kalian untuk menaati Tuhan kalian. 

Setiap Nabi telah membawa metode dari Allah SWT untuk melatih ego kita agar mengatakan, “Wahai Tuhanku, aku berserah pada-Mu.” Tetapi ego kalian mengatakan kepada Allah SWT, “Tidak!” dan ketika Allah SWT menanyakan ego kalian, “Siapa engkau?!” Ego menjawab, “Aku adalah aku, engkau adalah engkau. Engkau ya engkau, aku adalah diriku sendiri.” Jadi Tuhan Yang Mahakuasa memerintahkan agar dia dimasukkan ke dalam neraka panas selama 1000 tahun, lalu mengeluarkannya dan pertanyaan yang sama diajukan. Dia menjawab, “Engkau ya engkau, dan aku masih yang sama.” Lalu Tuhan memerintahkan agar dia dimasukkan ke dalam neraka dingin selama 1000 tahun, dan setelah itu Allah SWT bertanya lagi, “Siapakah engkau?” tetapi jawabannya masih tetap sama seperti sebelumnya. Lalu ego dimasukkan ke dalam lembah kelaparan selama 1000 tahun, dan sekali lagi dia dipanggil dan ditanya, dan kali ini dia menjawab, “Engkau adalah Tuhanku, dan aku adalah hamba-Mu.”

Ego selalu berkata, “Aku mempunyai sifat ketuhanan, tetapi ketuhanan hanya untuk Allah SWT. Kita semua adalah hamba, tetapi kita tidak pernah mengakuinya!

Nabi membawa perintah Allah SWT untuk berpuasa. Lalu ego muncul dan berkata, “Aku tidak akan mengaku lagi sebagai Tuhan di hadapan-Mu. Aku adalah hamba-Mu yang lemah dan Engkau adalah Tuhanku.”

Barangsiapa tidak dapat mengendalikan dirinya adalah buruk sekali dan berbahaya. Berpuasa melatih kalian untuk mengontrol ego kalian. Sehingga dia akan mendengarkan kalian. Bila kalian mengatakan, “Kerjakanlah,” maka dia akan mengerjakannya. Atau bila kalian mengatakan, “Berhenti!”, ego akan berhenti. Oleh sebab itu, sejak awal hingga akhir puasa merupakan pilar terpenting dalam penghambaan. Tanpa puasa, tak seorang pun dapat menjadi hamba sejati, karena ego kalian selalu menang. Ego selalu memperalat kalian dan berkata, “Turuti aku.” 

Kendalikanlah diri kalian dan cobalah untuk mengendalikan ego kalian.

Semoga Allah SWT mengampuni kita dan memberi kita kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan ego kita.

Bila Allah SWT memerintahkan kita untuk mengambil selembar bulu atau setangkai bunga lima kali sehari di dalam masjid atau dari suatu ruangan ke ruangan lainnya, ego akan tetap keberatan dan berkata, “Ini sulit,” dan “Apa gunanya?”

Ego kalian membuat kalian ketakutan. Ego itu mengatakan, “Aku tidak dapat mengendalikan amarah.” Untuk menelannya pada awalnya memang sukar, tetapi bila kalian kukuh dengan niat kalian untuk menelannya, maka pada akhirnya kalian akan bahagia. Kalian akan berkata, “Betapa menyenangkan dapat menahan amarahku yang begitu merugikan.”

Allah SWT meminta agar kita naik dari tingkat keduniaan ke tingkat Surgawi. Ego menyukai keduniaan dan bukan hal-hal spiritual (seperti halnya malam hari tidak mendapat manfaat dari matahari).

Palingkan badan kalian menghadap kiblat dan jiwa kalian menghadap langit (Allah SWT).

Nikmat yang paling utama dari Allah SWT adalah bahwa kalian dapat memasuki Hadirat Ilahiah-Nya yang suci. Inilah puncak dari segala keinginan dan harapan kita.

Mohonlah agar ego kalian dihilangkan bersama gangguannya. Berhentilah memohon kenikmatan duniawi.

Allah SWT mengetahui bila kita menghabiskan kekuatan fisik kita untuk sesuatu yang bukan Dia, melainkan untuk kesenangan ego kita. Walaupun kita telah melakukannya seharian, ego kita tetap tidak merasa puas. 

Sebanyak kalian berbuat untuk ego kalian, sebanyak itulah beban yang kalian tanggung menjadi berat.

Tak terhitung sudah kita berbuat untuk ego, namun dia berkata, “Ahh! Apa yang kau lakukan untukku?”

Bahkan bila kalian bekerja 24 jam sehari untuk memuaskannya, tetap saja ego kalian berkata bahwa kalian seorang pemalas.

Jika setiap orang memberikan Allah SWT sebanyak apa yang diberikan kepada egonya, maka mereka akan mengangkasa.

Kalian lebih dari sekedar budak bagi ego kalian, tetapi dia akan mengatakan bahwa kalian tidak peduli padanya. 

Adalah sangat penting untuk mengetahui bahwa ego kalian tidak akan pernah ridha atas diri kalian.

Tetapi bila kalian melakukan hanya sebagian kecil dari apa yang kalian lakukan terhadap ego kalian, untuk Allah SWT, maka Dia akan memberi kalian kebahagiaan, kepuasan dan harapan melalui hati kalian; yang kemudian akan menyelimuti tubuh kalian. Itu berarti tubuh kalian tidak akan pernah mati atau menjadi debu. Di dalam kubur tidak pernah berbau busuk dan kalian akan sampai pada hari perhitungan dengan jasad yang utuh seperti ketika kalian masih hidup di dunia. Yang lain tidak akan mengalaminya. Akan terlihat siapa yang merupakan mukmin sejati dalam penghambaan terhadap Tuhannya dan siapa yang menghamba pada egonya.

Barangsiapa yang menghabiskan kekuatan hidupnya untuk penghambaan Ilahi, dia akan dimuliakan. 

Grandsyaikh mengatakan bahwa manusia biasanya memohon untuk mewujudkan diri sendiri atau menghilangkannya. Ini adalah ringkasan dari semua syari`ah (hukum surgawi). Perhatikanlah hal ini. Setiap orang melakukan salah satu di antaranya. Membuat egonya tumbuh lebih besar atau menghilangkannya. Mewujudkan keberadaan diri sendiri atau menghilangkan keberadaannya sendiri.

Setiap ego senang mewujudkan keberadaannya dan menggunakan segala kesempatan untuk mewujudkan keberadaannya seraya berkata, “Aku di sini.” Pilihan lainnya adalah menghilangkan keberadaan diri sendiri. Tetapi kebanyakan orang, katakanlah 99 dari 100 orang ingin mewujudkan keberadaannya.

Allah SWT mengharapkan hamba-hamba-Nya agar mereka menghilangkan keberadaan mereka (fana’ al-Wujud).

Kalian harus memilih antara keduanya. Berada dengan kebinatangan kalian atau dengan Tuhan kalian. 

Barangsiapa yang mewujudkan egonya dapat terbuang bersama sampah. Dia tidak berguna.

Menurut kalian, mengapa tak seorang pun yang datang ke thariqat?!

Tinggallah bersama diri kalian sendiri. Tetapi kalian tidak dapat memasuki hadirat yang sejati.

Quran:
Sesungguhnya mereka yang takut pada Tuhan berada dalam Surga, dengan sungai-sungai yang mengalir, dalam keadaan ikhlas, dalam Hadirat Sang Raja Yang Mahakuasa.

Innal muttaqiina fii jannaatiw wa naharin fii maq`adi shidqin `inda maliikim muqtadir

Al-Muqtadhi, Yang Maha Berkuasa, Asma Allah SWT ini mempunyai makna yang tidak terjangkau, bahkan oleh seluruh Nabi, atau melalui kekuatan seluruh Awliya dan Jinn.

Barangsiapa yang memanifestasikan dirinya di hadapan Syaikh, juga akan memanifestasikan dirinya di hadapan Rasulullah SAW, dan juga di hadapan Allah SWT, yang mana hal itu adalah tidak mungkin. Di depan pintu, tak ada yang mengizinkan kalian masuk.

Berapa banyak orang yang meninggal bersama egonya dan dikubur dengan kebinatangannya?

Bila kalian setuju untuk meninggalkan ego kalian, Grandsyaikh akan mengatakan, “Selamat datang di thariqat kami.”

Untuk memasuki hadirat Nabi-Nabi yang suci, kalian wajib meninggalkan ego kalian.

Menurut kalian, untuk apa kalian berdzikir, menjaga awrad kalian, shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari? Tetap saja Setan dan ego yang kotor menunggangi kalian di setiap langkah yang kalian ambil. Dia berkata, “Aku di sini, Aku di sini, Aku di sini.” Dengan demikian kalian berada di level terendah.

Perwujudan (Itsbat) dan Menghilang (Ifna`)

Murid harus memilih salah satu di antara keduanya. Bilamana dia meninggalkan egonya, dia akan bersama Syaikhnya, dengan Nabi Muhammad SAW dan bersama Allah SWT.

Pada manusia terdapat ego, nafs. Binatang juga mempunyai nafs, tetapi nafs mereka hanya untuk mengendalikan diri mereka sendiri dan keturunannya. Nafs binatang digunakan sebagai insting. Tanpa itu mereka tidak akan makan. Keinginan untuk makan, minum dan meneruskan spesiesnya berasal dari nafs.

Nafs merupakan ujian bagi ummat manusia, agar mereka dapat meraih maqam yang tinggi, (atau tidak). Barangsiapa yang menentangnya, dia akan meraih maqam yang lebih tinggi.

Ada sesuatu yang dapat diperoleh. 

Setiap orang hendaknya memohon lebih banyak kekuatan untuk menyelamatkan spiritualitas dan jiwanya dari kekangan egonya. Ego itu menyerang sosok spiritual kita dan tidak pernah membiarkannya agar mendapat dukungan surgawi atau untuk mencapai tingkat mukmin sejati. Oleh sebab itu setiap saat kita harus memohon dukungan, dan santapan bagi spiritualitas kita.

Thariqat Naqsybandi kita tidak untuk setiap orang, karena tidak setiap orang dapat menjalankannya.

Untuk menjadi seorang Naqsybandi, kalian harus memerangi dan menghancurkan ego kalian; dan menjadikannya nol.

Bila setiap orang mampu mengendalikan ego mereka, mereka akan dipanggil, “Mari, datanglah.”

Orang yang tidak berakal memaksa pergi menemui Sultan dengan keledainya. Kalian tidak dapat melakukan hal itu! Kalian harus meniggalkan nafs kalian.

Ketika kalian sudah dapat mengatakan bahwa keberadaan kalian telah lenyap, maka kalian boleh pergi.

Jutaan orang mengaku bahwa mereka adalah Naqsybandi, tetapi bila kalian mengusiknya sedikit saja, mereka akan menendang kalian. Bila kalian mendekatinya dari belakang atau dari depan, mereka akan menendang dan menggigit! Jika kalian tidak meninggalkan keledai kalian, kalian tidak dapat menjadi Naqsybandi, yang mempunyai disiplin ketat, lain tidak. (jadi kalian belum berada di sana).

Bila kalian mewakili nafs kalian, tak ada yang dapat diambil dan kalian tidak lain akan dikirim ke kandang, bersama kuda dan keledai yang menghentak-hentakkan tanah dan menggerakkan kepala-kepala mereka.

Janganlah menghantam orang lain. Jangan berdebat atau berkelahi dengan orang lain, atau mencampuri urusan orang lain. Kendalikanlah nafsu kalian sendiri dan jangan katakan bahwa kalian lebih baik daripada orang lain. Barangsiapa mengeluarkan kata-kata itu, maka tempatnya adalah di kandang.

Kalian harus menerima semua orang. Macam apapun. Allah SWT telah menciptakan menurut Kehendak-Nya dan Dia dapat menciptakan setiap orang dengan cara apapun. Kalian harus menghormati Pencipta kalian dan menyukai apapun yang Dia ciptakan. Allah SWT menyukainya dan menciptakannya, jadi kalian harus berkata bahwa kalian juga menyukainya. Kalian harus mengendalikan nafs kalian. Kalian tidak tahu berhadapan dengan siapa dan rahasia-rahasia apa yang mereka miliki.

Bila seseorang terikat pada nafs-nya, dengan mudah kita dapat melihat sisi buruk mereka. Tetapi lupakanlah, dan lihatlah mutiara di kedalamannya. Jangan hanya melihat sisi buruknya dan melihat realitas dari nafs. Ingatlah mutiaranya.

Jangan berkata bahwa kalian tidak suka pada seseorang. Bila kalian perhatikan dengan seksama, kalian mempunyai sifat-sifat yang sama. Allah SWT akan berfirman, “Engkau menolak hamba itu, padahal engkau mempunyai nilai-nilai yang sama.”

Kalian menolak, tetapi bahkan kalian tidak dapat menghilangkan hal-hal yang sama itu dari diri kalian.

Sibukkan diri dengan mencari kebaikan dalam setiap orang. Dengan demikian, jalan menuju Allah SWT menjadi semakin dekat dan lebih pendek. Kalian dapat mencapai-Nya. Pintu-pintu akan dibukakan untuk kalian. Bila tidak, kalian akan tetap bersama nafs kalian.

Bila Allah SWT tidak memberi nilai pada orang itu, Dia tidak akan menciptakannya.

Tidak baik untuk mencari keburukan seseorang dan membeberkannya. Hal ini tidak membuat kalian bebas dari nafs kalian.

Jangan beranggapan bahwa kalian lebih berharga di hadapan Allah SWT.

Semua orang berseteru, tidak menyukai satu sama lain, cemburu pada orang lain, atau saling bermusuhan. Padahal mereka semua sama saja.

Jangan biarkan nafs kalian memimpin. Mereka akan menjerumuskan kalian ke dalam got untuk menjadi tikus. Semua Nabi mengundang orang agar menjalani hidup yang bersih dan terhormat. Nafsu kalian seperti tikus yang berkata, “Apa yang kami lakukan dalam air yang bersih? Tempat kami di comberan.”

Masyarakat abad ke dua puluh menentang para Nabi, khususnya pada Nabi yang terakhir, karena beliau mengundang orang ke perairan yang bersih.

Semua orang menganggap dirinya berada di atas, tidak berpijak pada tanah. Mereka mengklaim, “Aku lebih tinggi daripada kalian.” Lalu yang lain mengatakan, “Tidak, aku yang lebih tinggi daripada kamu.” Keduanya bicara melalui egonya saja. Dan manusia di dunia ini saling berkompetisi di antara mereka sendiri, agar lebih tinggi dalam urusan duniawi. Allah SWT sama sekali tidak suka akan hal ini. Tidak. Dia suka bila kita saling berlomba untuk mendekatkan diri dengan Hadirat-Nya.

Kehidupan sederhana memuaskan jiwa kita.

Kita hendaknya berbahagia dapat tidur di atas lantai. Kita hendaknya berbahagia dalam kebersamaan. Kita hendaknya berbahagia bisa berjalan. Dan kita hendaknya juga berbahagia dengan apa yang kita lihat pada orang lain.

Saya berusaha untuk mengubah kekuatan dari ego kalian menjadi kekuatan spiritual kalian.

Pada dasarnya ego kita bukan untuk merugikan diri kita sendiri. Bukan. Ego itu bagaikan suatu kabel listrik telanjang. Dia dapat melukai kalian. Kalian tidak dapat menyentuhnya atau menggunakannya. Karena itu kalian kehilangan kesempatan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Bila kabel itu diberi pelindung, kalian dapat menyentuh kabel itu. Jika kalian bertanya, “Mengapa kawat yang berbahaya itu ada di dalam?” dan bila kalian mengeluarkan kawat itu dari plastik pembungkusnya maka kawat itu tidak berguna lagi dan kalian telah kehilangan daya yang besar itu. Ego kita adalah anugerah yang besar dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa ego itu merupakan kuda yang dapat kalian tunggangi ke manapun kalian ingin pergi.

Dia dapat membawa kalian ke titik ambang tertinggi dari penciptaan, tetapi kalian bertanya, “Mengapa kita diberi ego?”

Bila kita tidak mempunyai ego, kita akan seperti malaikat. Tetapi Tuhan Yang Mahakuasa menciptakan suatu makhluk baru yang 100% berbeda dengan para malaikat (untuk alasan, maksud dan kebijaksanaan tertentu). Jadi Dia menciptakan Adam AS dan memberinya ego. Bila Nabi Adam AS tidak diberi ego, dia akan tetap seperti malaikat. Dan tanpa ego, tanpa kuda itu, kalian tidak dapat meraih kehormatan yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada makhluk yang mempunyai ego. Itulah suatu kebijaksanaan besar yang hendaknya dipahami.

Allah SWT berfirman, “Gunakan ego kalian dan datanglah kepada-Ku.”

Ketika Abu Yazid al-Bistami k sampai pada Hadirat Ilahi dan mohon agar dapat masuk, Allah SWT berkata, “Wahai Abu Yazid k, tinggalkan egomu dan datanglah kepada-Ku.” Ini berarti bahwa tujuan dari pemberian ego itu adalah agar kalian dapat meraih tingkat tertinggi dari tingkat terendah. Bagai pesawat yang terbang membawa seseorang ke tempat yang ingin dituju. Dan bila pesawat terbang itu membawa kalian ke Jerman, kalian tidak dapat meminta agar pesawat itu membawa kalian ke tempat tidur. Tidak bisa! Pesawat itu berkata bahwa kalian harus turun dan berjalan ke sana. Pesawat itu berkata, “Aku tidak dapat melakukannya. Batasku berakhir di sini. Pergilah dan tinggalkan aku.” Jadi setiap orang yang ingin sampai ke Hadirat Ilahi harus menggunakan egonya sebagai tunggangannya. Tetapi bila kalian memohon untuk memasuki Hadirat Ilahi Rabbi, maka Dia akan berkata, “Tinggalkan kudamu di luar, lalu masuklah.”

Kuda itu ibarat ego kalian. Kalian tidak dapat memasuki istana kerajaan untuk menghadap Raja dengan kuda kalian. Tidak bisa!

Bila kalian dapat menggunakan ego kalian, maka ego itu bisa menjadi hamba kalian untuk mencapai Hadirat Ilahi. Ketika sudah sampai, keberadaannya tidak penting lagi dan kalian dapat menyuruhnya untuk kembali. (Seperti pesawat yang akan membawa penumpang yang baru).

Ego merupakan makhluk yang paling liar dan lalai yang pernah diciptakan.

Dia memiliki sifat-sifat yang paling buruk, yang mewakili seluruh binatang dalam dirinya. Binatang yang hidup dekat dengan manusia dan binatang dari hutan rimba serta binatang buas dan menakutkan lainnya. Sifat-sifat mereka semuanya disatukan dan diberikan kepada ego kita.

Tidak ada makhluk yang lebih kuat daripada ego, namun tak ada makhluk yang lebih berguna dibandingkan ego kita. Ego itu dapat membawa kita dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi. Ya, dia memang sangat berbahaya dan kuat; dan pekerjaannya sangat penting. Tak ada sarana lain yang dapat membawa ummat manusia dari tingkat terendah ke tingkat yang paling tinggi.

Allah SWT telah menciptakan ego dan memberikannya kepada manusia. Tetapi Allah SWT tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa kebijaksanaan. Allah SWT berfirman, “Aku telah menciptakan anak-anak Adam AS agar menjadi kalifah-Ku.”

Kalian tahu bahwa seorang sultan di antara bala tentaranya akan menunggangi kuda yang terbaik, tercepat dan terkuat (bukan yang tua atau kuda betina). Karena dia memang sultan. Dan Allah SWT telah memberikan kalifah-Nya, anak-anak Adam AS, tunggangan yang paling kuat dan penting. Dia menempatkannya pada tingkat yang paling rendah, yaitu di bumi dan Dia berfirman, “Datanglah pada-Ku.”

Inilah sebabnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Egomu adalah tungganganmu.”

Cukuplah kebijaksanaan ini bagi seluruh ummat manusia untuk memahami diri mereka sendiri. Tetapi ternyata manusia tidak pernah paham, sehingga mereka terhempas ke bawah tingkat terendah. Mereka hanya mengerti caranya makan, minum, dan bersenang-senang.

Tidak ada yang mengerti. Tidaklah tunggangan terpenting itu diberikan kepada kalian hanya untuk makan, minum dan bersenang-senang belaka. Tidak! Sang Sultan menginginkan agar kalian menungganginya dan datang ke Hadirat-Nya.

Itulah masalah terbesar dalam kehidupan ummat manusia.

Semua orang ditunggangi kuda mereka. Memanjakannya dengan makan, minum dan bersenang-senang. Sebanyak-banyaknya! Namun tak seorang pun memohon untuk menungganginya, dan datang ke Hadirat-Nya.

Barangkali di antara sepuluh ribu orang, hanya satu yang memahami kebijaksanaan ego tersebut. 

Rasulullah SAW mengendarai tunggangan surgawinya, yaitu Buraq pada peristiwa isra mi’raj. Ketika beliau sampai di Hadirat Ilahi, beliau bertanya pada malaikat Jibril u, “Adakah tunggangan semacam ini bagi ummatku?”

Jibril u menjawab, “Ya. Dan bila mereka mengendarainya, mereka bisa datang dan mencapai apa yang sedang engkau capai.”

Jadi yang berbahaya dan sangat kuat itu, ego kita, adalah Buraq kita. Tetapi orang-orang tidak memahaminya dan mereka tidak menggunakannya.

Semua Nabi telah memanggil orang-orang ke arah ini. 

Mengertikah kalian?!

Itulah pintu gerbang ke semua kebijaksanaan. Kalian dapat memasukinya dan meraih semua daya. Jika tidak, kalian akan tetap tinggal di bawah supremasi ego kalian yang akan menghancurkan kalian dan pada akhirnya menjadikan kalian debu di pemakaman.

Namun para ksatria itu, yang menunggangi kuda mereka melalui pemakaman, bumi pun tidak akan menghancurkan mereka dan mereka akan tiba di Hari Perhitungan dengan jasad yang sama yang akan bercahaya laksana matahari. 

Barangsiapa yang menggunakan akalnya akan mencapai maqam itu. Mengapa harus menunggu?! Sang Sultan memelihara kalian. Mengapa tidak mempersiapkan diri kalian untuk Hadirat-Nya?

Allah SWT mendengar semuanya dan Dia melihat dan mengetahui siapa kalian dan apa niat atau maksud kalian. Pada saat kalian memohon atau menolak. Dia paham bahwa ego kalian mengklaim sebagai yang nomor satu dari semua makhluk dan dia ingin agar semua perintahnya dituruti. Itulah rahasia dari realitas ego kalian yang tersembunyi bila ego berkata, “Mengapa ini terjadi?” Artinya bahwa hamba ini meminta ketuhanan baginya. Ego tidak bahagia dengan ke-Ilahian Allah SWT dia percaya bahwa dia dapat berpikir dengan lebih sempurna. Dia berkata, “Menurut aku, apa yang aku pikirkan dalam situasi tersebut lebih baik daripada apa yang terjadi.” Astaghfirullah!

Barangsiapa yagn selalu menyalahkan orang lain, tidak pernah menyukai tindakan dan sifat-sifat orang lain, merupakan budak dari ego mereka.

Barangsiapa memohon jalan menuju kesempurnaan harus mulai dengan menyalahkan diri sendiri (berintrospeksi), meneliti kekurangan-kekurangan sendiri tanpa memperhatikan ketidaksempurnaan orang lain.

Hanya orang yang tidak sempurnalah yang akan melihat ketidaksempurnaan di sekelilingnya.

Barangsiapa yang memiliki ketidaksempurnaan, selalu melihat ketidaksempurnaan dalam diri orang lain kecuali dalam dirinya sendiri. Itu yang dinamakan mementingkan diri sendiri.

Kalian harus berusaha untuk memperbaiki diri kalian sendiri. Bila kalian telah memperbaiki diri dan mencapai kesempurnaan, kalian hanya akan menyalahkan diri sendiri. (ego kalian, atau nafs kalian).

Kita berharap tidak hidup untuk kesenangan sendiri tetapi untuk keridhaan Allah SWT. Kita ingin hidup untuk Allah SWT, bukan untuk ego kita. Tidak! Kalau aku ingin hidup untuk egoku lebih baik aku mati. Tetapi bila hidup untuk Allah SWT, aku ingin hidup (untuk selamanya).

Mohonlah selalu perlindungan terhadap ego kalian. Kita telah diciptakan sebagai makhluk lemah dan ego kita membawa kita sesukanya. Ego dalam jasad setiap orang mewakili Setan. Ketika meninggalkan masa kanak-kanak, menjadi dewasa, Tuhan Yang Mahakuasa berfirman, “Sekarang jadilah engkau hamba-Ku. Ikutilah Aku!” Tetapi Setan mengatakan, “Jangan ikuti Dia.” Dan dia mempunyai lebih banyak kesempatan karena dia menyapa hasrat ragawi kalian dan berkata, “Kamu akan memenuhi semua keinginanmu yang tanpa batas itu. Jangan dengarkan mereka yang berkata, ‘Jangan lakukan ini atau itu,’ Aku katakan, kebebasan mutlak ada di tanganmu! Hingga engkau mati.”

Musuh terbesar kalian adalah Setan dan wakilnya melalui diri kalian sendiri, yaitu ego kalian. Waspadailah Setan. Waspadailah ego kalian.

Setan meminta kita untuk mencampuradukkan pemikiran yang baik dan inspirasi-inspirasi yang datang pada hati kita. Ketika kita ingin melakukan sesuatu yang baik, Setan ingin menghancurkannya agar tidak bermanfaat (atau meningkatkan tingkat perkembangan kita yang tidak berbatas).

Setan membuat kalian melanggar syari’ah. Setan menipu kalian berulang kali, tetapi kalian mengatakan hal itu tidak terjadi. Terlalu! Kalian berkata, “Aku baik-baik saja. Sempurna!” Astaghfirullah!

Dalam setiap langkah selalu ada halangan yang mencegah kalian untuk mencapai kebenaran. Dan bilamana sukar untuk mencapai kebenaran, Setan dengan cepat menemukan jalan untuk menipu kalian (dengan hal-hal palsu, bentuk-bentuk atau rekaan pikiran). Dia mengajarkan orang-orang dan berkata, “Inilah kebenaran.”

Jika tidak memutuskan belenggu hasrat, maka kita selalu akan menjadi budak. Jika kalian menjadi budak ego kalian, maka dengan sendirinya kalian menjadi budak dunia, Setan dan hawa nafsu kalian. Tidak hanya untuk ego, karena semuanya saling berkaitan. Kalau salah satunya merangkul kalian sebagai budak, maka kalian menjadi budak untuk semuanya. Bila kalian bebas dan selamat, maka kalian tidak dapat ditipu oleh Setan dan kalian tidak akan lengah agar tidak terperangkap dengan ego kalian.

Ketika kalian mengucapkan, “A`uudzubillaahi minasy-syaythaanir rajiim,” berarti kalian sungguh-sungguh memohon perlindungan dari Allah SWT.


Setiap ajaran merupakan gabungan ceramah Maulana Sheikh, yang diberikan dalam kurun waktu berbeda, mengenai subyek yang sama (November 1999-Juli 2000. Siprus + Damaskus)

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Kenalilah Ego Kalian | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top