Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Apakah mungkin seekor semut bisa memahami seekor lebah? Apakah mungkin seekor kucing bisa memahami seekor anjing? Jika kucing bukan anjing, ia tidak bisa mengetahui kedudukan sejati dari seekor anjing. Seekor anjing akan paham mengenai anjing, seekor kucing akan paham mengenai kucing. Setiap orang akan memahami tingkatan mereka masing-masing. Seekor semut tidak bisa memahami manusia. Semua yang diketahuinya adalah bahwa jika ia mendarat di bawah kaki manusia, maka ia akan mati. Ia tahu bahwa kita adalah makhluk besar yang bergerak, tetapi ia tidak dapat memberikan suatu deskripsi. Hanya manusia yang dapat memahami manusia lainnya. Bahkan seorang pria tidak mengenal wanita sebagaimana wanita yang juga tidak mengetahui 100% mengenai pria, karena mereka sepenuhnya adalah makhluk yang berbeda. Jadi bagaimana mungkin bagi manusia untuk memahami Penciptanya? Hanya pencipta lain yang dapat melakukannya. Tetapi tidak mungkin ada dua pencipta. Kebesaran Sang Pencipta adalah bahwa Dia mengetahui segalanya, setiap detail dari ciptaan-Nya. Satu dibagi dengan tak hingga adalah nol. Itu berarti tidak ada yang nyata. Setiap bagian dari tubuh kalian dapat dibagi sampai titik nol. Bilangan tak hingga dikali dengan nol adalah nol. Apa yang kita lihat pada kenyataannya tidak ada, yang ada hanya bayangan. Kalian melihat ke dalam cermin dan kalian pikir itu adalah kalian, tetapi pada kenyataannya itu adalah bayangan kalian. Setiap bagian yang nyata dapat mencapai ke titik di mana ia tidak dapat dibagi lagi. Sang Pencipta dalam Samudra Hikmah yang Mahaluas dan dengan Samudra Kehendak-Nya menciptakan alam semesta yang tak terhingga, begitu juga dengan dunia, hamba, dan segala macam ciptaan lainnya. Dia memanggil mereka, “Jadilah!” dan mereka pun muncul. Jika Dia memerintahkan mereka untuk pergi, mereka akan lenyap dalam Samudra-Nya yang Mahaluas. Tak seorang pun yang dapat menolak Kehendak-Nya. Manusia harus sadar bahwa mereka bukanlah apa-apa. Ketika mereka mengakui hal ini, mereka akan kehilangan perasaan bangganya yang sebelumnya mencegah mereka untuk melayani Tuhannya. Bahkan sekarang orang-orang tidak lagi mempunyai suatu pengetahuan yang paling sederhana mengenai Sang Pencipta, meskipun mereka tidak mempunyai suatu eksistensi yang nyata! Apa yang ada dalam cermin bukanlah diri kalian! Sebuah foto tidaklah nyata, walaupun terlihat seperti itu. Apapun yang kalian lihat adalah bayangan, bukan apa-apa! Dalam peristiwa Isra Mi’raj, Allah SWT berfirman kepada hamba yang paling dicintai-Nya, “Aku akan membuatmu sebagai cermin Diri-Ku!” Itulah sebabnya kita mengucapkan, “La illaha illa'Llah, Muhammadur Rasul Allah SAW!” Sebuah televisi tidak akan berarti tanpa monitor, sebab tanpa monitor tak ada yang dapat dilihat. Sama halnya dengan Muhammad SAW, adalah satu-satunya yang dapat menyajikan maksud ini. Tanpa penciptaannya, tak ada yang akan tercipta. Di tahun-tahun mendatang, di milenium kedua, realitas Allah SWT itu akan tampak.
Ini seperti sebuah pesta di mana gajah yang datang akan mengambil bagiannya, begitu pula dengan seekor semut. Ini adalah sebuah pembangkit tenaga dan setiap orang yang datang ke sini akan mengambil bagian mereka, baik sadar maupun tidak.
Post a Comment Blogger Disqus