Mursyid ke-24
Muhammad al-Baqi Billah
O, Sayyid! Seorang bijak pernah berkata 'Menjadi darwis adalah untuk memperbaiki angan
atau, tak ada lagi yang tinggal di hati kecuali Yang Ada' Sesungguhnya, benarlah apa yang dikatakannya O, Sayyid, sejak tabir bukanlah apa-apa, kecuali angan Ia harus disingkirkan melalui angan. Siang malam kau harus bergelut dengan angan Keesaan.
Putra Syaikh Baqi, Khwaja Khurd
Putra Syaikh Baqi, Khwaja Khurd
Beliau adalah seorang Cendikia yang Fana dalam Allah (fana billah), Hadir dalam Eksistensi-Nya (baqa billah), dan diangkat ke tingkat panorama spiritual tertinggi. Beliau adalah Rahasia dari Rahasia Allah dan Keajaiban dari Keajaiban Allah. Kepribadiannya merupakan kombinasi dari dua jenis ilmu pengetahuan, yaitu Pengetahuan Eksternal dan Pengetahuan Surgawi. Allah memberinya dari dua Samudra dan menganugerahkan kekuasaan dalam dua dunia yaitu dunia Jinn dan manusia.
Imam Rabbani Ahmad al-Faruqi berkata, "Muhammad al-Baqi adalah Orang yang Berdiri di Singgasana semua Syaikh. Beliau adalah Deputi dari seluruh Guru Mata Rantai Emas Naqsybandi yang telah mencapai ujung titik tak hingga dan mencapai tingkat wilayat (Persahabatan Ilahi) tertinggi. Beliau adalah qutb (Kutub Spiritual) yang menyokong semua makhluk di bumi. Beliau membuka sekat rahasia dari Realitas. Beliau adalah orang yang membuktikan Tingkat Realitas Muhammad. Beliau adalah pilar bagi orang-orang yang terbimbing. Beliau adalah Intisari dari Para Cendikia dan panduan bagi orang-orang yang membenarkan (muhaqqiqin)."
Beliau lahir pada tahun 972 H di kota Kabul, negri `Ajam yang merupakan koloni Kesultanan India. Ayahnya adalah seorang hakim yang bernama Abdu-s-Salam. Pada awalnya beliau pindah ke India karena alasan pribadi. Di sana beliau tertarik dengan sebuah atraksi dari Daya Tarik Ilahi. Beliau lalu meninggalkan kehidupan dunianya dan mencari ilmu spiritual dari Sulthanil Awliya di masa itu. Beliau terus menjalin hubungan dengan para Guru dan Awliya, sampai beliau sendiri menjadi samudra intelektual dan Wali dalam hal spiritualitas.
Beliau terus melakukan perjalanan sampai singgah di kota Samarqand. Di sana beliau menjalin hubungan dengan Guru di masanya, yaitu Muhammad Khwaja al-Amkanaki. Beliau menerima thariqat Naqsybandi darinya. Dalam waktu singkat beliau sudah menerima apa yang biasanya baru didapatkan para pencari dalam kurun waktu seumur hidup. Beliau juga diangkat dengan pemeliharaan spiritual oleh Syaikh Ubaidullah al-Ahrar . Kemuliaannya menjadi terkenal di mana-mana. Syaikh beliau, Muhammad Khwaja al-Amkanaki, memberi otoritas untuk menerima murid dan melatih mereka dalam tata cara yang sesuai dengan thariqat Naqsybandi. Syaikh juga memerintahkannya untuk kembali ke India. Beliau mengatakan, “Engkau akan mempunyai seorang pengikut yang bersinar bagaikan matahari.” Kelak pengikut ini adalah Imam Rabbani Ahmad al-Faruqi.
Beliau kembali ke India dan tinggal di kota Delhi-Jahanabad. Beliau mengisi kota itu keimanan, ilmu, rahasia dan cahaya. Beliau juga menyebarkan thariqat Naqsybandi ke seluruh Sub benua India sehingga jutaan orang menjalin hubungan dengannya melalui para deputinya. Semua ummat di Sub benua India itu tertarik dengan pengetahuan dan Kekuatan Surgawi serta Karakteristik Rasulullah yang tersandang dalam dirinya. Sudah terkenal pula bahwa setiap orang yang datang menemuinya lalu melihat matanya, atau duduk dalam asosiasinya untuk melakukan dzikir bersama, akan mengalami keadaan tidak sadarkan diri dan mencapai tingkat Fana, hanya dengan sekali pertemuan saja. Dengan kekuatan ajaibnya, beliau menarik jutaan orang sehingga thariqat Naqsybandi menjadi buah bibir setiap orang di masa itu.
Beliau wafat pada hari Rabu, 14 Jumadil Akhir 1014 H di kota Delhi pada usia 40 tahun dan empat bulan. Makamnya berada di sebelah selatan kota Delhi. Beliau meneruskan Rahasia kepada penerusnya, Syaikh dari Mata Rantai Emas ini, Pejuang di Millennium kedua, al-Imam ar-Rabbani Mujaddid alf-ath-Thani, Syaikh Ahmad al-Faruqi as-Sirhindi.
Post a Comment Blogger Disqus