Syaikh Musa bin Syaikh Abdul Qodir al-Jailani berkata, “Aku pernah mendengar ayahku bercerita, “Suatu saat aku berkelana di padang pasir dan berhari-hari tidak mendapatkan air. Saat aku sedang sangat kehausan tiba-tiba datanglah sebentuk awan menaungiku dan menurunkan sejenis embun sehingga aku dapat minum darinya. Kemudian aku melihat cahaya memenuhi ufuk dan mulai mewujud. Kemudian sebuah suara berkata kepadaku, “Ya Abdul Qodir, aku adalah tuhanmu dan sekarang aku halalkan bagimu segala yang aku haramkan atau (dalam riwayat lain redaksinya) segala yang aku haramkan bagi selainmu”. Aku segera berkata, “Aku berlindung kepada ALLAH dari setan terlaknat”. Seketika itu cahaya tersebut ternyata adalah kegelapan dan wujud yang ada hanyalah asap. Kemudian sebuah suara berkata kepadaku, “Abdul Qodir, engkau berhasil selamat dari godaanku dengan ilmumu, hukum Tuhanmu dan kedalaman pengetahuanmu akan kondisi kedudukanmu. Dengan tipuan yang sama aku telah mengecoh lebih dari 70 orang ahli thariqah”. “Milik Tuhanku segala keutamaan dan kekuatan” jawabku.
“Bagaimana engkau dapat mengetahui bahwa sesuatu itu adalah setan?” tanya seseorang yang mendengarkan cerita tersebut kepadanya. Beliau menjawab, “Dari perkataannya ‘Aku halalkan bagimu segala yang haram’ padahal aku telah mengetahui ALLAH tidak pernah memerintahkan kejelekan” (Mahkota Para Aulia, 2005)
Post a Comment Blogger Disqus