Selama ini didalam sejarah Ahlul Bait, orang sering menyangka bahwa satu-satunya orang yang lolos dalam pembantaian Karbala adalah Imam Ali Zaenal Abidin bin Sayyidina Husein. Lolosnya Imam Ali Zaenal Abidin dalam Pembantaian Karbala adalah berkat jasa seorang bibinya yaitu Sayyidah Zaenab binti Ali bin Abi Thalib. Tanpa keberanian seorang Sayyidah Zaenab ini, nyaris saja kepala Imam Ali Zaenal Abidin dipenggal oleh Yazid bin Muawiyah. Sayyidah Zaenab ini kelak sangat ditakuti oleh Yazid bin Muawiyah. Keberaniannya yang diatas rata-rata berhasil menyelamatkan satu-satunya anak Sayyidina Husein dalam pembantaian Karbala.
Karbala memang merupakan peristiwa tragis dalam keluarga Nabi Muhammad SAW. Semua cicit Nabi banyak yang terbunuh dan terbantai, dari yang remaja sampai yang masih bayi semua secara tragis telah dijadikan sasaran kekejaman rezim Yazid bin Muawiyah, kondisi Imam Ali Zaenal Abidin sendiri saat itu usianya masih 15 tahun. Beliau selamat karena saat itu sedang demam dan panas, sehingga fisiknya sangat lemah untuk melakukan perlawanan fisik. Imam Ali Zaenal Abidin saat itu dirawat dengan kasih sayang oleh Sayyidah Zaenab binti Ali bin Abi Thalib. Sayyidah Zaenab sendiri tidak pernah keluar tenda dan terus merawat Ali Zaenal Abidin. Ia patuh kepada kakaknya untuk tidak keluar tenda. Padahal dia sendiri sudah tidak tahan untuk ikut bertempur. Sayyidina Husein sendiri tahu bagaimana watak keras adiknya, dan memang orang yang paling dipatuhi kata-katanya oleh Sayyidah Zaenab hanyalah Sayyidina Husein.
Saat semua anak Sayyidina Husein sudah tewas satu persatu dengan cara yang tragis dan memilukan, kejadian kejadian tersebut disaksikan langsung oleh Sayyidah Zaenab, beliau hanya bisa meraung dan menangis ketika menyaksikan satu demi satu anak-anak Sayyidina Husein terbantai. Dan ketika semua terbantai, pasukan Yazid kemudian sempat melihat Ali Zaenal Abidin masih hidup, nyaris saja mereka membunuhnya, namun berkat keberanian Sayyidah Zaenab yang berani pasang badan, maka pasukan Yazid mengurungkan niat mereka untuk memenggal kepala Imam Ali Zaenal Abidin.
Tapi tahukah kita, disamping lolosnya Imam Ali Zaenal Abidin, banyak yang tidak menyadari atau mungkin tidak mencermati, bahwa dalam peristiwa yang lebih layak disebut pembantaian Karbala tersebut, satu orang cicit Nabi Muhammad SAW ternyata ada juga yang lolos! dia adalah Hasan Al Mutsanna bin Sayyidina Hasan. Rupanya Sayyidina Hasan Al Mutsanna ini mengikuti jejak pamannya untuk berangkat ke Karbala. Memang tidak banyak yang mencatat sejarah beliau ini pada pembantaian Karbala. Keikutsertaan Hasan dalam rombongan pamannya itu, menandakan jika Hasan Al Mutsanna ini juga tidak senang dengan pemerintahan Yazid bin Muawiyah.
Sayyidina Hasan Al Mutsanna ini dalam peristiwa Karbala ikut bertempur dan mendapat luka yang cukup parah, saking parah lukanya, dia terlihat sudah seperti mayat. Dan yang menandakan dia hidup hanya nafasnya saja, bahkan ketika kondisinya itu sempat diketahui pasukan Yazid, Hasan Al Mutsanna nyaris saja dipenggal kepalanya, namun karena berkat keberanian seorang wanita yang ikut rombongan Sayyidina Husein yang bernama Asma binti Kharijah Al Fazzari, akhirnya Hasan Al Mutsanna tidak jadi dipenggal kepalanya, Asma mengambil inisiatif menolong Hasan Al Mutsanna. Asma dengan berani menghalangi pasukan Yazid, dan tanpa banyak bicara ia langsung membopong tubuh Hasan Al Mutsanna untuk dibawa ke Madinah dan diobati.
Sampai di Madinah Hasan Al Mutsanna diobati dan akhirnya sembuh, namun Hasan Al Mutsana tidak kembali ke Karbala, karena memang peristiwa Karbala telah berlalu. Peristiwa Karbala memang memilukan, tapi dibalik tragedi ini dua wanita tangguh telah menjadi penyelamat cicit Nabi ini. Namun sayangnya sosok wanita penyelamat Hasan Al Mutsanna ini jarang diangkat dalam sejarah.
Mungkin yang menjadi pertanyaan, kenapa saat itu wanita-wanita yang ikut dalam rombongan Sayyidina Husein ini tidak dibunuh? Jawabannya adalah, Membunuh wanita dalam perang, bagi bangsa Arab adalah sebuah hal yang sangat memalukan dan menjijikan. Orang Arab yang berani membunuh wanita dalam perang, tidak ubahnya seperti kotoran binatang. Sekalipun perang terjadi, buat orang Arab pantang untuk membunuh wanita. Kalau sampai mereka berani membunuh wanita itu adalah aib yang memalukan bagi setiap suku yang ada di Arab. Betapapun demikian kekejaman pasukan Yazid bin Muawiyah ini memang betul-betul biadab. Dan Tahukah kita pasukan Yazid yang berperang ini jumlahnya 4000 orang lengkap dengan pasukan berkuda. Sedangkan Sayyidina Husein hanya sekitar 87 orang, setengahnya adalah wanita, sekitar 20 orang adalah remaja tanggung. Dan sejarah juga mencatat 4000 orang yang pernah membantai keluarga Nabi ini banyak yang terbunuh oleh orang-orang yang marah kepada mereka.
Peristiwa lolosnya Hasan Al Mutsanna memang jarang diketahui para sejarawan, padahal kalau kita mau meneliti sejarahnya, Hasan Al Mutsanna atau Hasan yang kedua ini, banyak menurunkan ulama-ulama besar diantaranya adalah Syekh Abdul Qadir Jaelani dan Syekh Abu Hasan As Syadzili. Memang keturunan dari Sayyidina Hasan Al Mutsanna jarang diketahui, namun jumlah mereka sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Sayyidina Husein.
Jadi lolosnya Hasan Al Mutsanna ini menunjukkan jika kedua cicit Nabi Muhammad SAW tidaklah terbunuh, mereka lolos dengan cara masing-masing dan kedua-duanya diselamatkan oleh para wanita-wanita hebat dari Quraish. Dan peristiwa Karbala ini merupakan sebuah saksi mati yang wajib dikenang oleh kita semua, namun bukan untuk ditangisi atau diperingati secara berlebihan seperti yang dilakukan kaum rofidhoh, karena dari peristiwa inilah justru keturunan Nabi Muhammad SAW, Allah telah selamatkan dengan cara yang menakjubkan dan sangat dramatis, satu karena kondisi sakit dan berhasil dilindungi bibinya, satu lagi sudah terluka parah, namun berhasil dibawa keluar dan diobati oleh salah seorang perempuan pula. Dan jasa kedua wanita ini tidaklah dapat diukur dengan apapun Allah telah menyelamatkan dua Cicit Nabi yang paling terpenting ini, kalau saja kedua cicit Nabi ini terbunuh, maka keturunan Nabi Muhammad SAW mungkin tidak pernah ada, khususnya yang telah menyebar ke seluruh dunia.
Melalui kedua cicit Nabi inilah dunia Ahlul Bait terus berkembang dan menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.
Oleh : Iwan Mahmoed Al Fattah
Alloh SWT melindungi 2 cucu Rasulullah SAW dari keganasan kaum munafiqin murtad komplotan Yazid bin Muawiyah
ReplyDelete