Mistikus Cinta

0


Di Desa Bondan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu, Terdapat dua tempat yang cukup di kenal masyarakat sekitar maupun luar Daerah. Kedua tempat tersebut yakni, masjid kuno yang konon hanya dibangun dalam waktu semalam dan Makam Ki Buyut Sapu Angin (Syekh Alimuddin).

Kompleks makam Syekh Alimuddin di Blok Sapu Angin, Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu.

Makam Ki Buyut Sapu Angin (Syekh Alimuddin) di Desa Bondan Indramayu ini cukup terkenal luas hingga keluar Daerah.

Syekh Alimuddin atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ki Buyut Sapu Angin, merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di Desa Bondan. Syekh Alimuddin (Ki Buyut Sapu Angin) ini, berasal dari wilayah Jawa Timur yang belajar agama Islam dengan Syekh Dzatul Kahfi.

Syekh Dzatul Kahfi lalu pergi ke wilayah Cirebon dan penyebaran Islam diteruskan oleh muridnya yaitu Ki Buyut Sapu Angin.

Di makam Ki Buyut Sapu Angin ini, selalu ramai oleh orang-orang yang ingin berziarah, atau melakukan wisata religi, terutama pada malam Jum'at Kliwon.

Masjid Kuno Sapuangin Bondan


Di dekat area makam Ki Buyut Sapu Angin ini, terdapat sebuah masjid kuno yang kisahnya dibangun oleh Syekh Dzatul Kahfi hanya dalam satu malam. Uniknya, masjid ini konon tidak boleh dipugar dengan merubah bentuk asli dari bangunan tersebut, dan masih sangat dijaga oleh masyarakat sekitar hingga saat ini. Masjid Kuno Bondan, masjid kuno yang dibangun tahun 1414 Masehi, dan juga dekat bantaran Sungai Cimanuk.

Tersembunyi di antara rimbunnya pepohonan dan desiran angin sepoi-sepoi, berdiri megah Masjid Kuno  Sapu Angin Bondan.


Bangunan bersejarah ini bukan hanya sekadar tempat ibadah, namun juga menjadi saksi bisu perjalanan Islam di tanah Indramayu.

Berdasarkan penuturan warga setempat, masjid yang terletak di Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, ini didirikan oleh Syekh Dzatul Kahfi, seorang ulama besar yang memiliki karomah luar biasa.

Berdasarkan cerita turun temurun, masjid ini berdiri pada abad ke 13–14 Masehi. Pendiriannya kurang lebih di tahun 1414. Dari hasil penelitian, kayunya sudah ada sejak tahun 1300an.

Dikisahkan, Syekh Dzatul Kahfi berhasil membangun masjid megah ini dalam waktu semalam dengan bantuan kekuatan gaibnya. Tak heran jika masjid ini sering disebut dengan sebutan Masjid Sapu Angin. Syekh Dzatul Kahfi, membangun masjid tersebut untuk keperluan syiar Islam.

Tujuan pembangunan masjid oleh Syekh Dzatul Kahfi, sebagai pusat penyebaran agama Islam di wilayah Bondan. Hal itu beliau lakukan sebelum berdirinya Cirebon dan Indramayu sebagai sebuah kerajaan atau daerah. Waktu itu, Indramayu dan Cirebon masih berupa alas (hutan), masih sedikit permukiman warga.

Berdasarkan arsitektur masjid ini pun sangat unik dan menarik perhatian.  Keberadaan kubah tumpang tindih atau kubah dengan bahan gerabah menjadi ciri khas masjid-masjid kuno di Jawa, yang dibangun sekitar abad 13-14.


KISAH HIKAYAT MASJID BONDAN INDRAMAYU, KISAH CINTA SYEKH DATUL KAHFI dan NYI MAS RATU KENCANA WUNGU

Masjid tertua ini menyimpan kisah sejarah yang unik dari tokoh pendirinya. Berawal dari kisah penyebar agama Budha Majapahit. Yang pada awal penyebarannya di tanah Jawa (1400 Masehi) datang dua orang kakak beradik yang bernama Ki Rakinem dan Nyimas Ratu Kencana Wungu di sekitar kali Cimanuk. Keduanya merupakan penyebar agama Budha dari kerajaan Majapahit dan tengah menjalankan misi keagamaan di daratan Jawa pesisir barat. Mereka terkesan dengan alam yang terjaga walaupun suasana tidak lengang lantaran banyak aktivitas masyarakat pesisir.

Kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi adalah senjata yang ampuh untuk mendapatkan simpatik dan diterimanya seseorang. Tidak butuh waktu yang lama keduanya mampu menjadi panutan di daerah tersebut. Tokoh panutan ini lantas menyebar ke daerah sekitarnya.

Mereka menyusuri lembah yang terletak di Jawa bagian barat, sampai-sampai menyusuri kali Cimanuk dengan menggunakan Gethet (rakit bambu) menuju muara.

Setelah sekian bersahaja Ki Rakinem akhirnya mampu menjadikan dirinya sebagai tokoh panutan di padukuhan Bondan tersebut. Sampai akhirnya ia dijuluki sebagai Ki Geden Bondan, yang artinya "Panutan masyarakat Bondan."

Disaat-saat bersahaja bestari di sana, muncullah tokoh Syekh Dzatul Kahfi yang merupakan penyebar agama Islam dari semenanjung Malaya di Thailand. Syekh Dzatul Kahfi pun singgah di kawasan yang sama sembari beradaptasi dengan masyarakat sekitar yang sudah menganut Budha. Saat itu proses penyebaran agama Budha dari Ki Geden Bondan dan Nyi Mas Ratu Kencana Wungu masih terus berlangsung.

Keduanya mengenalkan ajaran agama Budha lewat budaya kesenian setempat seperti wayang, topeng dan ronggeng. Syekh Dzatul Kahfi pun tertarik dengan kesenian yang mereka bawakan dan berupaya berinteraksi dengan keduanya.

Setelah beberapa waktu mereka berinteraksi Syekh Dzatul Kahfi pun menyukai Nyi Mas Ratu Kencanawungu dan disebutkan keduanya mulai intens untuk saling berinteraksi. Hal tersebut merupakan strategi penyebaran agama Islam oleh tokoh yang wafat di Astana Gunung Jati Cirebon tersebut.

"Mereka menjalin hubungan cinta tanpa sepengetahuan Ki Geden Bondan kakaknya. Syekh Dzatul Kahfi pun mengajarkan agama Islam kepada Nyi Mas Kencanawungu, dan pada akhirnya dia memeluk Islam pertama di Bondan.

Atas tindakan nekad dari Syekh Dzatul Kahfi dan Nyi Mas Ratu Kencanawungu, Sang kakak, Ki Geden Bondan pun murka hingga niat pernikahan keduanya pun terhalang.

Beragam upaya pembunuhan terhadap penyebar Agama Islam di kawasan pesisir Utara Jawa Barat tersebut terus digencarkan, hingga Ki Geden pun meminta syarat khusus kepadanya agar keduanya dapat menikah.

"Dalam upaya membunuh Syekh Dzatul Kahfi, Ki Geden Bondan memerintahkannya untuk menyiapkan seekor banteng yang berada di hutan dan wajib dicari hingga tempat yang jauh sekalipun untuk dijadikan korban dalam upacara adat satu malam,"katanya.

Setelah beberapa waktu akhirnya banteng tersebut didapatkannya setelah shalat subuh di tengah hutan dengan bantuan dari selendang Nyi Mas Ratu Kencanawungu.

Dalam perjalanan mendapatkan seekor banteng, saat itu pula Nyi Mas Ratu Kencanawungu mengucapkan kata-kata "Bongkoran" yang berarti pembunuhan terhadap Syekh Dzatul Kahfi telah gagal. Hal ini kelak berdirinya blok pedukuhan bernama Bongkoran.

Selain itu saat masyarakat pendukung Syekh Dzatul Kahfi menunggu kedatangannya saat tengah berburu banteng sebagai syarat pernikahannya. Merekapun merasakan rasa cemas dan menganggap tokoh tersebut telah mati dengan sebutan "medukuhan" yang kelak dijadikan blok Dukuh.

Selain itu, terdapat pula blok Tangkil yang diambil dari kata "Tangkilan" (peperangan) saat Syekh Dzatul Kahfi kembali. Lalu blok Grojogan yang terinspirasi dari istilah "banjir darah" saat peperangan terjadi dan lainnya.

Hingga masa peperangan pun berakhir dan Ki Geden Bondan takluk sembari berkata "Lanjutkan cita-cita kalian". Sejak saat itu Syekh Dzatul Kahfi pun berupaya bermusyawarah dengan para pengikutnya untuk membangun masjid di lokasi yang tak jauh dari kali Cimanuk.

Masjid yang berdiri dalam waktu satu malam ini (usianya kurang lebih 600 tahun) mempunyai keunikan yang kelak turut menginspirasi bagi nama-nama blok di desa Bondan.

Disebutkan bahwa masjid yang juga bernama Masjid Darus Sajidin Bondan tersebut didirikan sebagai simbol kemasyuran masyarakat sekitarnya. Akhirnya Syekh Dzatul Kahfi pun membuat bedug dari kayu Sidaguri yang bila ditabuh dapat didengar sampai Cirebon. Namun bedug tersebut saat ini telah hilang, begitu dikisahkan.

 


Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Syekh Alimuddin (Ki Sapu Angin) Indramayu | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

Emoticon
:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

 
Top