Tahlil secara harfiyah ialah membaca LAA ILAAHA ILLALLAAH, kemudian digunakan nama acara kenduri (selamatan) atau sebuah acara yang di dalamnya membaca ayat-ayat Qur'an, dzikir tasbih dan sebagainya, yang semua pahalanya dikirimkan untuk orang yang sudah meninggal, terlebih untuk mengiringi malam pertama di alam kubur terlebih lagi dilanjutkan malam berikutnya sesuai kemampuan. Hukumnya ialah SUNNAH.
Hukum sunnah ini berdasarkan :
PERTAMA :
مَا الْمَيِّتُ فِي الْقَبْرِ إِلَّا كَالْغَرِيقِ الْمُتَغَوِّثِ، يَنْتَظِرُ دَعْوَةً تَلْحَقُهُ مِنْ أَبٍ أَوْ أُمٍّ أَوْ أَخٍ أَوْ صَدِيقٍ، فَإِذَا لَحِقَتْهُ كَانَتْ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيُدْخِلُ عَلَى أَهْلِ الْقُبُورِ مِنْ دُعَاءِ أَهْلِ الْأَرْضِ أَمْثَالَ الْجِبَالِ، وَإِنَّ هَدِيَّةَ الْأَحْيَاءِ إِلَى الْأَمْوَاتِ الِاسْتِغْفَارُ لَهُمْ
Tidaklah semata-mata mayat di alam kubur melainkan laksana orang yang sedang tenggelam yang minta bantuan, mereka menanti do’a (pahala) yang dilakukan orang hidup yang disampaikan kepadanya, baik dari bapak, ibu, saudara atapun kawan. Apabila ada do’a dan pahala kebaikan dikirimkan kepadanya maka itulah yang mereka sukai daripada dunia beserta isinya. Sesungguhnya Allah akan memasukkan kepada penghuni kubur daripada do’a-do’a penghuni bumi seperti gunung kebaikan, sesungguhnya pemberian hadiah orang hidup terhadap orang mati ialah memohonkan ampunan untuk mereka. (HR Al-Baihaqi, Ad-Daelami) Sumber: Kitab Syu’bul-Iman Al-Imam Al-Baihaqi
KEDUA :
لا يأتي على الميت أشد من الليلة الأولى فارحموا بالصدقة من يموت
Tidaklah datang kepada mayat yang lebih dahsyat keresahannya melainkan di malam pertama, maka kasihanilah mereka dengan bersedekah atas nama orang yang meninggal itu. Sumber: Nihayatuz-zein Syekh Nawawi
Adapaun rangkaian tahlil dalam jumlah ke-3 harinya atau ke-7 harinya, bahkan ke-40 harinya, ialah sebuah anjuran untuk melakukan kebaikan sebanyak mungkin. Dalam jumlah ganjil ada makna bahwa sesungguhnya Allah itu ganjil (tunggal/esa) dan menyukai yang ganjil, sedang jumlah 40 hari ialah batas banyak minimal yang akan mengandung nilai sempurna hikmah di pandang dari sisi hitungan jumal kabir. (Ilmu Hikmah)
Sumber:
Gambar ilustrasi diambil dari Wikipedia
Post a Comment Blogger Disqus