Alam Amar Dan Alam Khalaq
ALAM Amar adalah suatu alam kekal yang mana hanya dengan perintah “Kun” yang bermakna “Jadilah” maka ianya akan terjadi. Ini merujuk kepada saat penciptaan langit dan bumi yang mana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakannya dengan perintah “Kun” ini. Alam Amar ini berada di luar batas masa dan ruang tempat. Alam Amar berada di dalam Daerah Imkan pada kedudukan di atas ‘Arash. Alam Amar mengandungi Qalb, Ruh, Sirr, Khafi dan Akhfa. Alam Amar adalah alam di mana tersembunyinya segala rahsia hakikat ketuhanan. Di sana tersembunyinya segala bayangan kebenaran yang berkaitan dengan Zat dan Sifat- Sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Secara ringkasnya Alam Amar adalah merujuk kepada tubuh Ruhani manusia. Kedudukannya pada badan manusia adalah di bagian dada seperti yang dijelaskan dalam Lima Lataif Alam Amar. Menurut Imam Razi Rahmatullah ‘alaih, Ruh manusia berasal dari Alam Amar manakala jasad manusia adalah berasal dari Alam Khalaq. Menurut Imam Ghazali Rahmatullah ‘alaih, kewujudan Alam Amar adalah di luar batas pencapaian, menerusi pengalaman dan khayalan. Ianya tidak mempunyai sempadan dan tidak dapat disekat dengan masa dan ruang. Al-Quran menyebut bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan segala sesuatu hanya dengan satu kalimah yaitu “Kun” yang berarti “Jadilah”. Ianya merupakan suatu kalimah amar yang bermakna suruhan. Apabila Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghendaki sesuatu urusan itu terjadi, maka Dia hanya cuma menyebut “Kun” maka perkara itu pun akan terjadi.
ALAM Amar adalah suatu alam kekal yang mana hanya dengan perintah “Kun” yang bermakna “Jadilah” maka ianya akan terjadi. Ini merujuk kepada saat penciptaan langit dan bumi yang mana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakannya dengan perintah “Kun” ini. Alam Amar ini berada di luar batas masa dan ruang tempat. Alam Amar berada di dalam Daerah Imkan pada kedudukan di atas ‘Arash. Alam Amar mengandungi Qalb, Ruh, Sirr, Khafi dan Akhfa. Alam Amar adalah alam di mana tersembunyinya segala rahsia hakikat ketuhanan. Di sana tersembunyinya segala bayangan kebenaran yang berkaitan dengan Zat dan Sifat- Sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Secara ringkasnya Alam Amar adalah merujuk kepada tubuh Ruhani manusia. Kedudukannya pada badan manusia adalah di bagian dada seperti yang dijelaskan dalam Lima Lataif Alam Amar. Menurut Imam Razi Rahmatullah ‘alaih, Ruh manusia berasal dari Alam Amar manakala jasad manusia adalah berasal dari Alam Khalaq. Menurut Imam Ghazali Rahmatullah ‘alaih, kewujudan Alam Amar adalah di luar batas pencapaian, menerusi pengalaman dan khayalan. Ianya tidak mempunyai sempadan dan tidak dapat disekat dengan masa dan ruang. Al-Quran menyebut bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan segala sesuatu hanya dengan satu kalimah yaitu “Kun” yang berarti “Jadilah”. Ianya merupakan suatu kalimah amar yang bermakna suruhan. Apabila Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghendaki sesuatu urusan itu terjadi, maka Dia hanya cuma menyebut “Kun” maka perkara itu pun akan terjadi.
Allah juga berfirman menerusi Surah Ali Imran pada ujung ayat ke 47 yang bermaksud:
Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun."
Allah berfirman: Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu urusan (Amar), maka Allah hanya cukup berkata kapadanya: Jadilah! Lalu jadilah ia.
Di dalam surah An-Nahl, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyatakan dalam ayatnya yang ke 40 yang bermaksud, Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: Jadilah! Maka jadilah ia.
Seterusnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam Surah Maryam pada ayat 35 yang bermaksud, Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu urusan (Amar), maka Dia hanya berkata kepadanya: Jadilah! Maka jadilah ia.
Allah menjelaskan lagi di dalam Al-Quran menerusi Surah Yasin pada ayatNya yang ke 82 yang bermaksud, Sesungguhnya (Amar) perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Jadilah! Maka jadilah ia.
Di dalam Surah Al-Mukmin pada ayat 68, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman yang bermaksud, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan (Amar), Dia hanya berkata kepadanya: Jadilah! Maka jadilah ia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghubungkan AmarNya dengan Ruh seperti yang dinyatakannya di dalam Al-Quran pada Surah Al-Isra ayat 85, Dan mereka bertanya kepadamu tentang Ruh; Katakanlah: Ruh itu adalah dari urusan (Amar) Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.
Di dalam Surah An-Nahl ayat 2 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, Dia menurunkan Para Malaikat dengan membawa Ruh (wahyu) dari AmarNya (perintahNya) kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya yaitu peringatkanlah olehmu sekelian bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertaqwa kepadaKu.
Di dalam Surah An-Nahl ayat 2 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, Dia menurunkan Para Malaikat dengan membawa Ruh (wahyu) dari AmarNya (perintahNya) kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya yaitu peringatkanlah olehmu sekelian bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertaqwa kepadaKu.
Begitu juga dalam Surah Al-Mukmin pada ayat yang ke 15 yang maksudnya seperti berikut, Yang Maha Tinggi DerajatNya, Yang memiliki ‘Arash, Yang mengutuskan Ruh dari Amar urusanNya kepada siapa yang dikehendakiNya supaya Dia memperingatkan manusia tentang pertemuan Hari Qiyamat.
Sebilangan Mufassirin mengartikan Ruh di dalam ayat di atas sebagai Hadhrat Jibril ‘Alaihissalam.
Sebilangan Mufassirin mengartikan Ruh di dalam ayat di atas sebagai Hadhrat Jibril ‘Alaihissalam.
Seterusnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam surah Asy-Syura pada ayatNya yang ke 52 bermaksud, Dan demikianlah Kami telah wahyukan kepadamu Ruh dari Amar urusan Kami, sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah Iman itu? Tetapi Kami menjadikan Al-Quran itu cahaya yang Kami tunjuki denganNya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Dalam keempat-empat ayat di atas dapatlah kita sebuah kesimpulan bahwa terdapat hubungan terkait di antara kalimah Ruh dan kalimah Amar. Perkataan Ruh digunakan berulang-ulang kali dengan kalimah yang berbeda seperti Ruh Al-Qudus di dalam Surah Al-Baqarah ayat 87, Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan Rasul-Rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada 'Isa Putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?
Dalam ayat 253 yang merujuk kepada Hadhrat Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam yang mana kejadiannya adalah luar biasa, tanpa bapa. Maksudnya, kejadian Hadhrat Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, Yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. Ini termasuk mukjizat Hadhrat Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam menurut jumhur Musafirin, bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril. Hanya dengan tiupan Ruh Al-Qudus dari Hadhrat Jibril ‘Alaihissalam kepada Maryam ‘Alaihissalam, firmanNya yang bermaksud, Rasul-Rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat Dia dengan Ruhul Qudus, dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah Rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, Maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Kejadian Hadhrat Nabi ‘Isa ‘Alaihimussalam adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, Yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. ini Termasuk mukjizat Hadhrat Nabi ‘Isa ‘Alaihimussalam menurut jumhur musafirin, bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril. Menurut sejumlah besar Para Mufassirin, Ruh Al-Qudus adalah merujuk kepada malaikat Jibril ‘Alaihissalam. Dalam ayat ke 110 Surah Al-Maidah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyatakan bahawa Dia telah memperkuatkan Hadhrat Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam dengan Ruh Al-Qudus.
Ingatlah ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu aku menguatkan kamu dengan Ruhul qudus. kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keteranganketerangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata".
Dan dalam Surah An-Nahl ayat 102 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman bahwa Ruh Al-Qudus telah menurunkan Al-Quran itu dari Tuhan dengan kebenaran, Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". Dalam kesemua ayat-ayat ini Ruh Al-Qudus merujuk kepada Hadhrat Jibril ‘Alaihissalam.
Hadhrat Jibril ‘Alaihissalam juga disebut sebagai Ruh Al-Amin di dalam Surah Asy-Syu’ara pada ayat 193, Nazala bihir Ruhul Amin Nazala bihi Ar-Ruh Al-Amin, yakni Al-Quran itu telah dibawa turun oleh Ruh Al-Amin Hadhrat Jibril ‘Alaihissalam.
Dinamakan Alam Amar karena di sanalah segala urusan dan suruhan Allah Subhanahu Wa Ta’ala bermula. Alam Amar merupakan alam di mana sekalian Ruh diciptakan. Seterusnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang AmarNya dalam Surah Al-A’raf pada ujung ayat ke 54, Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arash. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! BagiNyalah Alam Khalaq dan Alam Amar, Maha Suci Allah Tuhan Pemelihara Sekalian Alam.
Bersemayam di atas 'Arash ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucianNya. Sesungguhnya, setelah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyempurnakan penciptaan langit-langit dan bumi dalam enam peringkat masa lalu Dia bersemayam di atas ‘Arash. Di atas ‘Arash adalah Alam Amar di mana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menguruskan segala urusan makhluk-makhluk ciptaanNya. Dia yang menguruskan kejadian siang dan malam dengan menutup malam kepada siang dan menjadikan hari berlalu semakin cepat. Dia juga telah menciptakan matahari, bulan dan bintang-bintang dan kesemuanya tunduk patuh melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang datang dari Alam Amar. Sedangkan matahari, bulan, bintang-bintang dan segala makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang berada di bawah ‘Arasy adalah dalam lingkungan Alam Khalaq.
Allah Maha Berkuasa untuk memelihara kedua-dua alam tersebut dan Dia adalah Tuhan Yang Maha Pemelihara ke atas sekalian alam ciptaanNya. Alam Amar adalah suatu alam yang teramat luas dan pada setiap Ummat Muhammadiyah telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala kurniakan talian perhubungan yang sangat halus di dalam diri mereka dengan alam-alam yang terdapat di dalam Alam Amar yaitu pada kedudukan Lataif.
Menurut Hadhrat Imam Rabbani Mujaddid Alf Tsani Syeikh Ahmad Faruqi Sarhindi Rahmatullah ‘alaih, terdapat lima alam di dalam Alam Amar yang merupakan asal usul kesemua Lataif. Latifah Qalb berasal dari Alam Malakut, Latifah Ruh berasal dari Alam Arwah atau Jabarut, Latifah Sirr berasal dari Alam Lahut, Latifah Khafi berasal dari Alam Bahut dan Latifah Akhfa berasal dari Alam Hahut. Alam Malakut adalah Alam Para Malaikat dan berada dalam wilayah Hadhrat Nabi Adam ‘Alaihissalam dan cahaya nurnya adalah Kuning. Alam Arwah atau Jabarut adalah Alam Para Roh dan berada dalam wilayah Hadhrat Nabi Nuh dan Hadhrat Nabi Ibrahim ‘Alaihimassalam dan cahaya nurnya adalah Merah. Alam Lahut adalah Alam Bayangan Sifat-Sifat Allah dan berada dalam wilayah Hadhrat Nabi Musa ‘Alaihissalam dan cahaya nurnya Putih berkilau. Alam Bahut adalah Alam Sifat-Sifat Allah dan merupakan alam yang tersembunyi dan berada dalam wilayah Hadhrat Nabi Isa ‘Alaihissalam dan cahaya nurnya adalah Hitam. Alam Hahut pula adalah Alam Hadhrat Zat Yang Suci dan merupakan alam yang lebih tersembunyi. Cahaya nurnya adalah Hijau dan alam ini berada dalam wilayah Hadhrat Baginda Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Alam Khalaq adalah alam makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak kekal yang mana kejadiannya berlaku secara berperingkat-peringkat. Ia dicipta dalam enam tempo masa dan berada dalam batas masa dan ruang tempat. Ia juga mengandungi siang dan malam, kelahiran dan kematian. Alam Khalaq berada di dalam Daerah Imkan pada kedudukan di bawah ‘Arash Mu‘alla. Alam Khalaq mengandungi Nafs dan Empat Anasir yaitu Angin, Api, Air dan Tanah.
Secara ringkasnya Alam Khalaq adalah merujuk kepada tubuh Jasmani manusia. Kedudukannya pada badan manusia adalah pada seluruh jasad. Tubuh badan Jasmani manusia mengandungi keempat-empat unsur ini dan ditemukan dengan Nafs atau ‘Aqal bagi membentuk Alam Khalaq. Alam Khalaq adalah alam makhluk yang diciptakan dan ia merangkumi ‘Aqal, Tanah, Air, Api dan Angin. Jasad tubuh badan insan adalah terbina di Alam Khalaq menerusi proses yang berlaku secara berperingkat-peringkat karena Alam Khalaq bukanlah sepertimana Alam Amar yang mana dengan satu ucapan kalimah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala ianya akan terus terjadi, sebaliknya Alam Khalaq merupakan suatu alam yang mana segala kejadiannya adalah dengan Tadrij yakni menerusi peringkat evolusi kejadian masing-masing.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang AlamNya pada awal Surah Al- Fatihah, Segala Puji Bagi Allah Tuhan Pemelihara Sekalian Alam. Alhamdu (segala puji), memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah adalah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. Rabb (Tuhan) berarti, Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafaz Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah adalah Pencipta semua alam-alam itu.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang Alam Khalaq dalam Surah Al-A’raf pada ujung ayat ke 54, Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arash. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! BagiNyalah Alam Khalaq dan Alam Amar, Maha Suci Allah Tuhan Pemelihara Sekelian Alam. Bersemayam di atas ‘Arash ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
Para Masyaikh mengatakan bahwa terdapat 18,000 Alam yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala ciptakan. Ada sebagian mengatakan 30,000 dan ada yang mengatakan 10,000. Dan sesungguhnya ilmu tentang sekalian Alam ini ada di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dinamakan Alam Amar karena di sanalah segala urusan dan suruhan Allah Subhanahu Wa Ta’ala bermula. Alam Amar merupakan alam di mana sekalian Ruh diciptakan. Seterusnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang AmarNya dalam Surah Al-A’raf pada ujung ayat ke 54, Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arash. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! BagiNyalah Alam Khalaq dan Alam Amar, Maha Suci Allah Tuhan Pemelihara Sekalian Alam.
Bersemayam di atas 'Arash ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucianNya. Sesungguhnya, setelah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyempurnakan penciptaan langit-langit dan bumi dalam enam peringkat masa lalu Dia bersemayam di atas ‘Arash. Di atas ‘Arash adalah Alam Amar di mana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menguruskan segala urusan makhluk-makhluk ciptaanNya. Dia yang menguruskan kejadian siang dan malam dengan menutup malam kepada siang dan menjadikan hari berlalu semakin cepat. Dia juga telah menciptakan matahari, bulan dan bintang-bintang dan kesemuanya tunduk patuh melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang datang dari Alam Amar. Sedangkan matahari, bulan, bintang-bintang dan segala makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang berada di bawah ‘Arasy adalah dalam lingkungan Alam Khalaq.
Allah Maha Berkuasa untuk memelihara kedua-dua alam tersebut dan Dia adalah Tuhan Yang Maha Pemelihara ke atas sekalian alam ciptaanNya. Alam Amar adalah suatu alam yang teramat luas dan pada setiap Ummat Muhammadiyah telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala kurniakan talian perhubungan yang sangat halus di dalam diri mereka dengan alam-alam yang terdapat di dalam Alam Amar yaitu pada kedudukan Lataif.
Menurut Hadhrat Imam Rabbani Mujaddid Alf Tsani Syeikh Ahmad Faruqi Sarhindi Rahmatullah ‘alaih, terdapat lima alam di dalam Alam Amar yang merupakan asal usul kesemua Lataif. Latifah Qalb berasal dari Alam Malakut, Latifah Ruh berasal dari Alam Arwah atau Jabarut, Latifah Sirr berasal dari Alam Lahut, Latifah Khafi berasal dari Alam Bahut dan Latifah Akhfa berasal dari Alam Hahut. Alam Malakut adalah Alam Para Malaikat dan berada dalam wilayah Hadhrat Nabi Adam ‘Alaihissalam dan cahaya nurnya adalah Kuning. Alam Arwah atau Jabarut adalah Alam Para Roh dan berada dalam wilayah Hadhrat Nabi Nuh dan Hadhrat Nabi Ibrahim ‘Alaihimassalam dan cahaya nurnya adalah Merah. Alam Lahut adalah Alam Bayangan Sifat-Sifat Allah dan berada dalam wilayah Hadhrat Nabi Musa ‘Alaihissalam dan cahaya nurnya Putih berkilau. Alam Bahut adalah Alam Sifat-Sifat Allah dan merupakan alam yang tersembunyi dan berada dalam wilayah Hadhrat Nabi Isa ‘Alaihissalam dan cahaya nurnya adalah Hitam. Alam Hahut pula adalah Alam Hadhrat Zat Yang Suci dan merupakan alam yang lebih tersembunyi. Cahaya nurnya adalah Hijau dan alam ini berada dalam wilayah Hadhrat Baginda Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Alam Khalaq adalah alam makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak kekal yang mana kejadiannya berlaku secara berperingkat-peringkat. Ia dicipta dalam enam tempo masa dan berada dalam batas masa dan ruang tempat. Ia juga mengandungi siang dan malam, kelahiran dan kematian. Alam Khalaq berada di dalam Daerah Imkan pada kedudukan di bawah ‘Arash Mu‘alla. Alam Khalaq mengandungi Nafs dan Empat Anasir yaitu Angin, Api, Air dan Tanah.
Secara ringkasnya Alam Khalaq adalah merujuk kepada tubuh Jasmani manusia. Kedudukannya pada badan manusia adalah pada seluruh jasad. Tubuh badan Jasmani manusia mengandungi keempat-empat unsur ini dan ditemukan dengan Nafs atau ‘Aqal bagi membentuk Alam Khalaq. Alam Khalaq adalah alam makhluk yang diciptakan dan ia merangkumi ‘Aqal, Tanah, Air, Api dan Angin. Jasad tubuh badan insan adalah terbina di Alam Khalaq menerusi proses yang berlaku secara berperingkat-peringkat karena Alam Khalaq bukanlah sepertimana Alam Amar yang mana dengan satu ucapan kalimah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala ianya akan terus terjadi, sebaliknya Alam Khalaq merupakan suatu alam yang mana segala kejadiannya adalah dengan Tadrij yakni menerusi peringkat evolusi kejadian masing-masing.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang AlamNya pada awal Surah Al- Fatihah, Segala Puji Bagi Allah Tuhan Pemelihara Sekalian Alam. Alhamdu (segala puji), memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah adalah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. Rabb (Tuhan) berarti, Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafaz Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah adalah Pencipta semua alam-alam itu.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang Alam Khalaq dalam Surah Al-A’raf pada ujung ayat ke 54, Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arash. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! BagiNyalah Alam Khalaq dan Alam Amar, Maha Suci Allah Tuhan Pemelihara Sekelian Alam. Bersemayam di atas ‘Arash ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
Para Masyaikh mengatakan bahwa terdapat 18,000 Alam yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala ciptakan. Ada sebagian mengatakan 30,000 dan ada yang mengatakan 10,000. Dan sesungguhnya ilmu tentang sekalian Alam ini ada di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Para ‘Ulama telah membagi Alam tersebut menjadi tiga bagian yaitu:
Alam Ajsad adalah suatu alam yang kewujudannya bersifat kebendaan. Ianya juga dikenali sebagai Alam Khalaq. Alam ini seterusnya terbagi kepada dua bagian yaitu Manusia dan Alam. Manusia dikenali sebagai Alam Saghir dan segala sesuatu yang wujud selain dari manusia di alam ini dikenali sebagai Alam Kabir. Setiap segala sesuatu yang wujud di Alam Kabir ada terdapat sesuatu yang persamaannya di Alam Saghir yakni pada tubuh badan diri manusia. Qalb sebagai hati Ruhani bagi manusia adalah pintu pembukaan untuk menuju ke Alam Malakut, Alam Ruh dan Jabarut. Pintu Ruhani ini adalah tertutup pada hati orang-orang yang kafir yang tidak mau menerima Islam dan Iman, maka karena itulah mereka langsung tidak menyadari tentang kewujudan Alam Ruh dan Arwah.
- ALAM AJSAD - Alam Jasmani yang bersifat memiliki tubuh badan.
- ALAM ARWAH - Alam Ruh yang merangkumi sekalian Ruh dan Arwah.
- ALAM MITSAL - Alam Penzahiran yang ada di antara Alam Arwah dan Alam Ajsad.
Alam Ajsad adalah suatu alam yang kewujudannya bersifat kebendaan. Ianya juga dikenali sebagai Alam Khalaq. Alam ini seterusnya terbagi kepada dua bagian yaitu Manusia dan Alam. Manusia dikenali sebagai Alam Saghir dan segala sesuatu yang wujud selain dari manusia di alam ini dikenali sebagai Alam Kabir. Setiap segala sesuatu yang wujud di Alam Kabir ada terdapat sesuatu yang persamaannya di Alam Saghir yakni pada tubuh badan diri manusia. Qalb sebagai hati Ruhani bagi manusia adalah pintu pembukaan untuk menuju ke Alam Malakut, Alam Ruh dan Jabarut. Pintu Ruhani ini adalah tertutup pada hati orang-orang yang kafir yang tidak mau menerima Islam dan Iman, maka karena itulah mereka langsung tidak menyadari tentang kewujudan Alam Ruh dan Arwah.
Alam Kabir Dan Alam Saghir
MANUSIA merupakan bias dalam bentuk kecil bagi kejadian Alam Maya Semesta Raya [Kosmos] ini atau disebutkan sebagai Alam Kabir [Makrokosmos] yang bermakna alam besar. Sebagai bias, manusia adalah Alam Saghir [Mikrokosmos] yang bermakna alam kecil. Segala apa yang wujud di alam yang kecil juga adalah wujud di alam yang besar. Namun demikian, setiap apa yang ada di alam besar tidak kesemuanya berada di alam kecil. Menerusi alam kecil, dapat dilihat apa yang ada di alam besar sana.
MANUSIA merupakan bias dalam bentuk kecil bagi kejadian Alam Maya Semesta Raya [Kosmos] ini atau disebutkan sebagai Alam Kabir [Makrokosmos] yang bermakna alam besar. Sebagai bias, manusia adalah Alam Saghir [Mikrokosmos] yang bermakna alam kecil. Segala apa yang wujud di alam yang kecil juga adalah wujud di alam yang besar. Namun demikian, setiap apa yang ada di alam besar tidak kesemuanya berada di alam kecil. Menerusi alam kecil, dapat dilihat apa yang ada di alam besar sana.
Walau bagaimanapun, tidak semua manusia yang dapat melihat alam besar menerusi alam kecil dirinya. Di dalam diri manusia itu mengandung suatu daya tenaga yang jika ianya dibuka maka akan membolehkannya melihat Alam Maya Semesta Raya karena dia merupakan Alam Saghir dan menjadi cermin kepada Alam Kabir di dalam dirinya. Pada dasarnya, Alam Kabir ini adalah terlalu besar dan luas sehingga tiada siapa pun yang dapat menyatakan betapa besarkah kadar keluasannya. Para Masyaikh mentafsirkannya sebagai Daerah Imkan yang berarti suatu daerah keluasan yang mungkin baginya. Daerah Imkan Alam Kabir ini terbahagi kepada dua bagian yaitu Alam Amar dan Alam Khalaq. Perbandingan antara kedua-dua Alam Kabir dan Alam Saghir dapat dilihat dalam Rajah 2, yang mana di Alam Kabir, ‘Arash Mu’alla menjadi sebagai pengantara manakala di Alam Saghir pula, Hati menjadi sebagai pengantara. Karena itulah ada mafhum sebuah Hadits yang menyatakan bahwa, “Allah Ta’ala itu berada dalam hati orang-orang beriman.”
Menurut Para Masyaikh Naqshbandiyah, hati manusia adalah merupakan biasan kepada Hati Ruhaniah Hakikat Muhammadiyah. Hati Ruhaniah ini mempamerkan Lautan Kekuasaan atau disebutkan sebagai Bahrul Qudrah, yang merupakan tempat asal usul segala ciptaan. Lautan Kekuasaan Bahrul Qudrah ini berada di Alam Kabir dalam Alam Maya Semesta Raya. Daerah Imkan. Barangsiapa yang mampu mencapai pengetahuan tentang hati akan berkemampuan untuk memahami kebenaran Hakikat Kenabian Nur Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Hakikat Nur Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam berada di dalam Lautan Kekuasaan Bahrul Qudrah ini. Hati yang banyak berzikir akan menghasilkan limpahan Faidhz dan ianya akan turut mengalir di dalam saluran darah di dalam tubuh badan dan mengisikan tubuh badan dengan limpahan Faidhz tersebut.
Menurut Hadhrat Mujaddid Alf Tsani Syeikh Ahmad Faruqi Sarhindi Rahmatullah ‘alaih, apabila kelima-lima lataif Alam Amar telah disucikan dengan sempurna, lataif Alam Khalaq juga dengan sendirinya akan disucikan, kemudian dia akan memahami hakikat Daerah Imkan. Untuk mencapai maqam ini, seseorang itu perlulah mencapai Fana Fi Syeikh. Ini akan mengangkat hijabnya terhadap kefahaman tentang Daerah Imkan.
Kebanyakan Salik berhenti pada tahap ini dengan memikirkan bahwa mereka telah pun sampai ke destinasi tujuan mereka sedangkan mereka sepatutnya terus bergerak melewati bulatan Daerah Imkan dengan meneroka Alam Amar dan seterusnya menempuh Wilayat Sughra, Wilayat Kubra dan Wilayat ‘Ulya. Seseorang Murid tidak akan sama sekali dapat menempuh Wilayat-Wilayat ini tanpa bimbingaan Syeikh dan Para Masyaikh. Untuk ini seseorang Salik itu perlu mencapai Fana Fi Rasul. Kemudian barulah dirinya akan dapat merasakan pencapaian Fana Fillah.
Post a Comment Blogger Disqus