Mistikus Cinta

5
Rahasia Gunung Qaf dan Nun
Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya di balik gunung Qaf terdapat sebidang tanah putih yang tiada tumbuhannya. Luas tanah itu seperti luas dunia tujuh kali, disitu penuh sesak dengan malaikat. Sehingga andaikata sebuah jarum dijatuhkan dari atas niscaya terjatuh diatas salah satu dari mereka.

Tiap-tiap tangan mereka memegang bendera yang panjangnya empat puluh farsakh. Tiap bendera tulisannya.

“Laailaahaillallaah-Muhamammadur Rasulullah”.

Tiap-tiap malam jum’ah, mereka berkumpul dikeliling gunung itu untuk merendahkan diri kepada Allah, dan memohon keselamatan buat umat Muhammad SAW.

Jika fajar subuh sudah terbit, mereka berdo’a: Ya Allah, ampunilah orang yang mandi hari Jum’ah dan yang datang menghadiri Jum’ah. Mereka berdo’a dengan suara tangis dan keras.

Lalu Allah berfirman : Hai Malaikatku! Apa yang kalian kehendaki?

Mereka menjawab : Kami berkehendak, engkau mau mengampuni dosa umat Muhammad SAW. Aku telah mengampuni mereka, jawab Allah SWT.

Bukit Qaf yang dicipta oleh Allah dari jamrud yang hijau (sehingga warnanya berpengaruh terhadap warna biru langit dunia yang sering dan selalu kita saksikan) adalah bukit yang mengelilingi ke segenap penjuru pada urat bumi agar bumi tidak bergerak bergoncang dan ia dijaga oleh satu malaikat yang besar, kekar dan kuat.

Pada suatu hari Sayyidina Iskandar Zul-Qarnain naik ke atas bukit Qaf dan bertanya: “Hai Jabal Qaaf, di bawahmu ada sejumlah bukit-bukit kecil, coba ceritakan kepadaku kekuasaan Allah yang demikian itu”, jawab bukit Qaaf: “Di balik saya ada bumi yang berjarak 500 tahun perjalanan ditambah pula oleh Allah yang memiliki kekuasaan yang sangat besar yakni 500 buah bukit yang dijadikan dari air yang dibekukan, bukan es atau salju. Dengan air yang dibekukan dimaksudkan sebagai daya tahan terhadap lapisan-lapisan bumi agar tidak habis hancur terbakar oleh kedahsyatan ganasnya api neraka yang ada di bawah lapisan bumi yang terbawah”. “Dan dipancangkan-Nya di bumi itu gunung menjadi pasaknya agar kamu tidak berguncang” (QS. Luqman: 10). “Dan bersegeralah untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu serta mendapatkan surga seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS. Ali Imran: 133).

Seluas langit dan bumi memberikan arti dua kali lipat. Langit berpasangan dengan bumi, matahari dengan bulan, siang dengan malam. “Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan” (QS. Yasin: 36). Kita dipastikan mengerti maksud berpasangan itu bagaimana. Tentunya luas, panjang, lebar dan besarnya adalah sama. Kalau tidak sama, orang jawa menyebutnya “Gitang” (pincang). “Sesungguhnya Allah telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula” (QS. al-Thalaq: 12).

Sewaktu Sayyidina Abdullah bin Salam bertanya kepada Nabi Saw.: “Dengan apa bumi ini bisa tenang?”, jawab Nabi Saw.: “Dengan beberapa gunung“, pertanyaan berikutnya: “Dengan apa gunung-gunung itu dikokohkan?”, jawab Nabi Saw.: “Dengan gunung Qaf yang dibuat dari zamrud hijau dan birunya langit“, setelah itu ditanya lagi: “Berapa jarak tingginya dari bumi ke langit dunia?”, jawab Nabi Saw.: “500 tahun perjalanan“. Pertanyaan selanjutnya tentang jarak antara perjalanan kiri dan kanannya (utara-selatan) dari titik tengah? jawab Nabi Saw.: “200 tahun perjalanan” dan ketika ditanyakan tentang penghuni bumi yang berlapis tujuh itu. Nabi Saw. menyebutkan: “Penghuni lapisan ketujuh adalah para malaikat, penghuni lapisan keenam adalah Iblis beserta bala tentaranya, penghuni lapisan kelima adalah setan, penghuni lapisan keempat adalah ular, penghuni lapisan ketiga adalah kalajengking, penghuni lapisan kedua adalah jin, dan penghuni lapisan pertama adalah manusia“. Allah berfirman: “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang mendampingi” (QS. al-Ra’d: 4).

Berkaitan dengan ayat ini, Nabi Saw. selanjutnya menerangkan bahwa di belakang gunung Qaf ada +70 bumi dari misik (kasturi), +70 bumi dari emas, +70 bumi dari besi, +70 bumi dari Anbar, +70 bumi dari kapur. Di belakang ini semua terdapat alam malaikat. Tidak ada satu manusia-pun yang mengetahui jumlah para malaikat ini kecuali Allah, dan mereka bertasbih dengan kalimat: “La Ilaha Illallah Muhammadun Rasulullah”.

Dalam masalah bumi ini, Sayyidina Ibnu Abbas Ra. mengatakan: “Bahwasanya tiap-tiap bumi, sebagian dari padanya seperti bumi kita ini dan di dalamnya terdapat alam seperti alam kita”.

Nabi Saw. bersabda: “Hai Aisyah! di alam yang tidak nampak ini, terdapat hujan, mendung, matahari dan bulan. Tidak ada yang mengetahui kecuali kekasih Allah dan orang-orang yang baik“.

Permulaan Alam

Alam keseluruhannya dinamakan alam kejadian atau alam makhluk atau segala sesuatu yang Allah ciptakan dari yang sekecil-kecilnya hingga ke sebesar-besarnya. Makhluk ciptaan Allah bisa dibagi menjadi tiga peringkat alam:
  1. Alam Syahadah
  2. Alam Misal
  3. Alam Arwah.
Alam Syahadah adalah benda dalam arti kata yang luas. Jangan menyangka sesuatu yang jauh dan tidak dapat dipandang dengan mata kasar itu sebagai bukan benda. Jika bintang merupakan benda yang paling jauh kelihatan pada pandangan kita, yang lebih jauh daripada bintang dan tidak dapat dipandang juga termasuk dalam kumpulan kebendaan. Benda atau jisim bisa dibagi menjadi tiga kategori:
  1. Jisim yang bisa dilihat dan dipegang
  2. Jisim tipis yang tembus pandang (transparent)
  3. Jisim halus yang ghaib.
Ketiga jenis jisim tersebut bisa didapati di dalam Alam Syahadah. Alam Syahadah dibagi menjadi empat peringkat alam:
  1. Alam Langit Dunia
  2. Alam Bumi
  3. Alam Langit-langit
  4. Alam al-Kursi Yang Agung.
ALAM LANGIT DUNIA

Satu bagian kecil dari alam ini ialah planet bumi di mana tinggal di atasnya makhluk yang berbangsa manusia. Planet bumi bersama-sama bulan dan planet-planet yang lain berada di dalam satu tingkatan alam yang dinamakan Sistem Matahari. Pada mulanya ahli astronomi menyangka matahari menjadi pusat dari alam. Penemuan kemudian menunjukkan matahari hanyalah sebuah bintang di antara jutaan bintang-bintang. Apabila ilmu astronomi semakin maju manusia menemukan maklumat bahwa kumpulan bintang-bintang yang sangat banyak membentuk satu galaxy. Ahli astronomi membuat perhitungan terdapat kira-kira seratus ribu juta bintang dalam galaxy yang ada di planet bumi. Bintang-bintang berotasi mengelilingi satu pusat yang disebut Pusat Sistem Galaxy. Ahli astronomi membuat perkiraan dan mendapati matahari kita mengambil masa 225 juta tahun untuk mengelilingi Pusat Sistem Galaxy untuk satu putaran.

Di samping galaxy yang terkandung planet bumi terdapat pula galaxy-galaxy lain. Bintang-bintang bagi setiap galaxy mengelilingi Pusat Sistem Galaxy masing-masing. Ada ahli astronomi membuat perkiraan dan memperhitungkan terdapat kira-kira 10 ribu juta galaxy jumlahnya.

Ukuran di antara bintang-bintang dan galaxy-galaxy tidak lagi diukur dengan perkiraan batu atau kilometer, tetapi digunakan hitungan tahun cahaya. Cahaya bergerak secepat 186,000 batu satu saat. Hasil perkiraan ahli astronomi mendapati jarak matahari kita dengan bintang yang paling dekat ialah 4 tahun cahaya.

Tiap galaxy bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Galaxy yang dekat dengan kita lambat pergerakannya sementara yang lebih jauh lebih cepat pergerakannya. Pada jarak tertentu galaxy tidak kelihatan lagi karena ia sudah lebih cepat daripada cahaya lalu membawa cahayanya bersama-sama dan tidak mungkin lagi cahaya tersebut sampai ke bumi. Hasil perkiraan ahli astronomi mendapati jarak di mana galaxy membawa cahaya bersamanya ialah tidak kurang dari 13 ribu juta tahun cahaya. Inilah batasan ahli astronomi yang dapat dicapai melalui bantuan teleskop yang paling canggih. Kesemua galaxy tersebut berada di dalam satu alam yang bulat dan mengembang seumpama balon yang ditiupkan angin ke dalamnya.

Hasil penemuan melalui teleskop melahirkan teori-teori untuk menceritakan keadaan galaxy-galaxy setelah batas teleskop. Timbullah istilah Group, Metagalaxy, Teragalaxy dan sebagainya, hingga sampai kepada yang tanpa batas (infinity).

Teori-teori tersebut adalah bersifat mungkin saja. Walaupun bersifat kemungkinan tetapi bila disandarkan kepada sains dan teknologi manusia umum dapat menerimanya sebagai kebenaran. Malangnya teori yang dibuat oleh ahli agama berdasarkan kitab ilmu alam yang paling jitu yang ‘ditulis’ sendiri oleh Pencipta alam, tidak dapat diterima umum karena tidak saintifik. Sains siapa yang lebih hebat di antara sains yang menghidupkan orang ‘mati’ dengan memasukkan darah dan memindahkan organ dengan sains yang membangkitkan orang yang di dalam kubur hanya dengan berkata: ”Bangunlah kamu dengan izin Allah”. Sesungguhnya sains “Dengan izin Allah” tidak dapat dicapai dan tidak mungkin dicapai oleh sains manusia untuk selama-lamanya. Oleh karena itu apabila sains manusia mengaku kalah berpindahlah kepada sains “Dengan izin Allah”. Pasti keterangan yang lebih lanjut dan jelas dapat diperoleh.

Ahli agama yang mendapat sains “Dengan izin Allah” dinamakan ahli al-haq, artinya pakar yang sebenarnya. Ada juga kalangan masyarakat menamakan mereka sebagai manusia kebenaran atau orang kebenaran. Malangnya pula manusia kebenaran ini dianggap sebagai orang yang ‘betul bendul’. Tertutuplah rahasianya sebagai ahli sains yang hakiki dan tidak adanya orang yang bertanya perkara sains kepadanya.

Penghulu dari semua ahli al-haq, Nabi Muhamamd .s.a.w, telah menjelajah ke seluruh alam maya hingga ke puncak yang paling tinggi, yang tidak ada lagi alam kejadian setelah itu. Baginda s.a.w menceritakan apa yang baginda saksikan. Cerita yang dikhabarkan oleh Rasulullah s.a.w menjadi pedoman bagi ahli al-haq yang lain untuk mengambil rahasia alam maya, seterusnya mengembangkan teori alam maya berdasarkan keterangan Rasulullah s.a.w dan penyaksian mereka sendiri. Bertaburanlah maklumat tentang alam maya yang telah dikeluarkan oleh manusia-manusia kebenaran yang tidak pernah mempelajari sains dan tidak tahu istilah-istilah sains. Mereka menggunakan istilah mereka sendiri. Timbullah teori bumi berada di atas tanduk lembu. Lembu pula berada di atas belakang ikan nun. Lembu memakan rumput yang tumbuh di atas belakang ikan. Apabila lembu bergerak terjadilah kegoncangan di atas bumi. Mendengar teori yang demikian orang terus menutup telinga, tidak masuk akal, Israiliyat dan karut. Padahal teori itu dikeluarkan oleh seorang yang diakui ilmunya oleh Rasulullah s.a.w karena baginda sendiri mendoakan agar mengaruniakannya ilmu dan kefahaman. Beliau adalah Ibnu Abbas r.a.

Apabila ahli nujum membuat teori mengenai bintang 12, di antara 12 bintang tersebut ada dua bintang yang dinamakan lembu dan ikan. Ada pengaruh mempengaruhi di antara bintang lembu dengan bintang ikan dan juga bintang-bintang lain kepada penduduk di atas muka bumi. Teori ahli nujum tersebut diterima dengan penuh yakin sehingga bisa dikatakan semua orang tahu bintangnya masing-masing. Mereka bisa percaya kepada bintang lembu dan ikan yang dikatakan oleh ahli nujum tetapi menolak perkataan ahli kasyaf yang dapat menyaksikan apa yang tidak dapat dilihat oleh mata kasar.

Kita kembali kepada Alam Langit Dunia. Kita mulai dari satu planet yang bernama bumi di mana kita tinggal di atasnya. Planet yang kita tinggal ini dinamakan bumi karena kita mendiaminya. Jika kita mendiami bulan maka bulanlah bumi kita. Jika kita mendiami matahari maka mataharilah bumi kita. Jadi, maksud bumi adalah relatif. Yang menjadi identatas bumi ialah ia berada di dalam satu kerangka. Bagi planet bumi kita dibentangkan gunung-gunung menjadi kerangka. Gunung di atas bulan menjadi kerangka bulan.

Apabila planet bumi yang kecil ini berada di dalam satu kumpulan yang mengandung berjuta-juta bintang ia dinamakan galaxy. Terdapat banyak galaxy sehingga sampai kepada satu peringkat semua galaxy tersebut berada di dalam satu kerangka. Seperti di planet bumi kerangka galaxy juga dinamakan gunung. Ia diistilahkan sebagai Gunung Qaf. Gunung Qaf merupakan satu alam yang luas yang terdapat di dalamnya banyak galaxy. Di samping Gunung Qaf yang planet bumi ada di dalamnya terdapat enam Gunung Qaf yang lain. Jumlah Gunung Qaf semuanya adalah tujuh. Tujuh Gunung Qaf itu berada atau terapung-apung di dalam ruang angkasa yang luas yang dikelilingi oleh satu bulatan yang dinamakan Langit Dunia atau Langit Rendah atau Langit Pertama.

Apabila planet bumi sudah menjadi terlalu kecil dibandingkan dengan wujud yang lain, konsep bumi itu pun berubah. Pada peringkat ini satu alam di dalam satu Gunung Qaf dinamakan satu bumi. Tujuh Gunung Qaf menjadi tujuh bumi. Terdapat tujuh bumi yang dilengkungi oleh Langit Dunia. Seluruh alam di dalam Langit Dunia ini dinamakan Alam al-Mulk. Jika istilah Alam al-Mulk dirasakan tidak sesuai maka bisa juga digunakan istilah Universe. Begitulah keadaan Universe yang digambarkan oleh ahli al-haq berdasarkan penyaksian mata hati mereka.

ALAM BUMI

Langit Dunia, yaitu langit pertama merupakan permulaan Alam Malakut Bawah yang dinamakan juga Alam Barzakh, tempat roh yang meninggalkan jasad berhenti sementara menunggu ditiup sangkakala. Langit Dunia dengan segala isinya menjadi satu alam kecil terapung di dalam ruang angkasa alam Langit Kedua. Begitulah keadaannya sehingga sampai ke alam Langit Ketujuh.

Setelah Langit Ketujuh terdapat satu tingkat Alam Ghaib, bukan lagi Alam Syahadah. Alam Ghaib ini terdiri dari benda juga. Cuma ia ghaib dari pancaindera. Bagian pertama daripada Alam Ghaib ini dinamakan Sidratul Muntaha. Sidrat bermakna pokok bidara dan muntaha bermakna yang penghabisan. Sidratul Muntaha bermakna pokok bidara yang penghabisan. Ia merupakan satu tingkat alam yang menjadi perbatasan, tempat berhenti perjalanan dan ilmu makhluk yang dari alam atas dengan alam bawah. Apa saja yang datang dari bawah terhenti di Sidratul Muntaha dan apa saja yang turun dari atas juga terhenti di Sidratul Muntaha. Hanya yang mendapat izin dapat menyeberangi perbatasan ini.

Peristiwa mi'raj menceritakan, “Kemudian baginda s.a.w sampai ke langit ke tujuh… tiba-tiba didapatinya Nabi Ibrahim a.s… Kemudian aku (Nabi Muhamamd s.a.w diangkat ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba kelihatan buahnya seperti tempayan dan daunnya seperti telinga gajah”.

Pada planet bumi kita ada pulau-pulau seperti tempayan dan semenanjung seperti telinga gajah. Alam Sidratul Muntaha juga mempunyai ciri-ciri yang demikian.

Pada bagian tengah Sidratul Muntaha terdapatlah Baitul Makmur yang menjadi pusat pentadbiran alam bawah. Di bagian atas Sidratul Muntaha terdapat satu lagi bagian Alam Ghaib yang dinamakan al-Kursi berbentuk empat persegi. Seluruh alam maya yang dikatakan hingga kini berada di dalam ruang alam al-Kursi yang ghaib ini. Al-Kursi pula menjadi alam yang kecil di dalam ruang alam Arasy ar-Rahman, yang masih lagi di dalam peringkat Alam Ghaib. Di bawah daripada Arasy ar-Rahman terdapat satu kumpulan syurga tujuh tingkat: Darul Jalal, Darussalam, Jannatul Ma’wa, Jannatul Khuldi, Jannatul Na’im, Jannatul Firdaus dan Jannatul ‘Adn.

Di kanan Arasy ar-Rahman terdapat pula sempadan yang memisahkan alam yang di atasnya dengan alam yang di bawahnya, dinamakan Sidratul Muntaha kedua. Arasy ar-Rahman dan Sidratul Muntaha kedua berada di dalam ruang angkasa bulatan Alam Syahadah semula yang dinamakan al-Mastawa. Al-Mastawa bukan lagi Alam Ghaib tetapi alam nyata. Pada keliling permukaan al-Mastawa terdapat Lauh Mahfuz yang padanya al-Qalam menulis perintah Allah.

Al-Mastawa dengan segala isi kandungannya berada dalam satu bulatan alam yang juga Alam Syahadah, yang dinamakan Bumi Rendah atau Bumi Pertama. Alam Bumi Pertama ini dikelilingi oleh tiga lapisan alam. Lapisan pertama dinamakan Alam Laut. Lapisan Kedua dinamakan Alam Angin. Lapisan ketiga dinamakan Alam Kegelapan. Semuanya berada di dalam ruang angkasa Bumi Kedua. Bumi Kedua berada di dalam ruang angkasa Bumi Ketiga dan Begitulah seterusnya hingga ke Bumi Ketujuh.

Semua peringkat alam hingga alam Bumi Ketujuh berada di dalam ruang angkasa bulatan alam yang dinamakan Alam Gunung Kemurkaan. Alam Gunung Kemurkaan berada di dalam bulatan alam yang dinamakan Alam Lautan Kegelapan. Di dalam Alam Lautan Kegelapan di bawah Alam Gunung Kemurkaan terdapat an-Nar atau neraka. Ada tujuh tingkat neraka: Jahannam, Sa’ir, Luzi, Huthamah, Jahim, Saqar dan Hawiyah.

Alam Lautan Kegelapan dikelilingi oleh lapisan alam yang dinamakan Alam Kegelapan. Di dalamnya terdapat Sijjin, penjara tempat disimpan roh-roh dan catatan amalan orang-orang kafir. Mengelilingi Alam Kegelapan ialah Alam Gunung Pendakian. Alam Gunung Pendakian dengan segala isinya berada di dalam kerangka yang dinamakan juga Gunung Qaf. Semua peringkat alam yang dikatakan hingga kini termasuklah Gunung Qaf terakhir ini diistilahkan sebagai Alam Bumi. Ia masih di dalam peringkat Alam Malakut Bawah atau Alam Barzakh.

ALAM LANGIT-LANGIT

Alam Bumi bergerak pada satu lakaran mengelilingi satu pusat yang dinamakan Kalbu Langit-langit. Setelah lakaran putaran Alam Bumi ada pula tujuh lakaran lain, menjadikan delapan lakaran semuanya. Pada lakaran pertama hanya Alam Bumi berputar mengelilingi Kalbu Langit-langit. Pada lakaran kedua terdapat 70,000 bulatan alam-alam mengelilingi Kalbu Langit-langit. Begitu juga pada lakaran ketiga sehingga lakaran ke delapan. Bulatan alam pada tujuh lakaran setelah lakaran Alam Bumi tersebut dinamakan Alam Langit-langit tujuh lapis. Alam Langit-langit ini sangat indah dan menjadi syurga Barzakh yang sekarang didiami oleh para malaikat. Ini adalah kumpulan syurga yang kedua, juga mempunyai tujuh tingkat dan memakai nama yang sama seperti syurga kumpulan pertama.

Setelah lakaran putaran Alam Langit-langit ada satu lagi lakaran yang ke sembilan. Pada lakaran yang ke sembilan ini terdapat dua belas buah bulatan alam yang juga mengelilingi Kalbu Langit-langit. Alam yang dua belas ini dinamakan Buruj Alam Atas. Dan diberi nama mengikut lambang malaikat yang memerintah pada setiap alam tersebut: biri-biri, lembu, kembar dua, ketam, singa, gadis, neraka, busur panah, kambing, timba dan ikan. Begitulah nama 12 Buruj Alam Atas.

Sebenarnya terdapat juga Buruj Alam Bawah, yaitu bintang-bintang tertentu dalam Langit Dunia yang menjadi tempat pengawalan malaikat, menjaga supaya tidak ada syaitan yang dapat naik ke atas untuk mencuri maklumat dari alam atas. Syaitan coba menerobos akan dipanah dengan panah api. Buruj Alam Atas pula bukanlah bintang tetapi adalah 12 buah alam yang sangat luas.

Planet bumi tempat kita tinggal ini apabila ia berputar satu putaran pada porosnya terjadilah satu hari. Apabila ia berputar satu putaran mengelilingi matahari terjadilah satu tahun matahari. Alam Bumi yang besar di dalam Alam Barzakh itu apabila berputar satu putaran di atas porosnya satu hari Alam Bumi yang dinamakan Hari Allah, bersamaan dengan seribu tahun matahari.

“Dan satu hari di sisi Tuhan kamu adalah seribu tahun mengikuti hitungan kamu”. (Surah al-Hajj: 47).

Ukuran kecepatan pada peringkat ini bukan lagi kecepatan cahaya tetapi kecepatan malaikat, nur yang jauh lebih indah daripada sembarang cahaya yang diketahui.

“Malaikat dan ruh naik kepada-Nya pada satu hari yang kadar ukurannya lima puluh ribu tahun”. (Surah al-Ma’arij: 4).

Satu hari perjalanan malaikat bersamaan lima puluh ribu tahun matahari.

Kalbu Langit-langit memancarkan nur keseluruh alam-alam di sekelilingnya. Nur yang dipancarkan itu adalah ilmu Allah. Malaikat katibun menerima pancaran tersebut dan menulisnya di Loh Mahfuz dalam Alam Bumi.

AL-KURSI YANG AGUNG

Semua alam-alam yang disebutkan semua ini berada di dalam ruang angkasa al-Kursi al-A’dzam (al-Kursi Yang Agung), yang menjadi batas terakhir Alam Syahadah. Alam setelah al-Kursi Yang Agung ini adalah Alam Ghaib yang dinamakan Alam Misal.

2. ALAM MISAL

Alam Syahadah yang berbatasan al-Kursi Yang Agung dengan segala isinya berada di dalam ruang angkasa Alam Ghaib yang dinamakan al-Arasy al-Majid (al-Arasy Yang Megah), yang sudah termasuk dalam peringkat Alam Misal. Rasulullah s.a.w memberi gambaran tentang keluasan al-Arasy al-Majid, “Hai Abu Dzar. Langit yang tujuh dan bumi yang tujuh di sisi al-Kursi hanya seumpama sebentuk cincin di atas padang pasir luas, dan al-Kursi di sisi al-Arasy hanya seumpama sebentuk cincin di atas padang pasir yang luas pula. Lebihnya al-Arasy daripada al-Kursi seperti lebihnya padang pasir yang luas dari sebentuk cincin tersebut”.

Di bawah al-Arasy al-Majid terdapat pula sempadan yang memisahkan makhluk alam bawah dari makhluk alam atas. Sempadan ini dinamakan Sidratul Muntaha ke tiga. Al-Arasy al-Majid mempunyai 18,000 tiang. Di sisi tiap-tiap tiang terdapat gugusan alam-alam yang merupakan syurga kumpulan ke tiga. Syurga kumpulan ini dinamakan Jannatul Firdaus Atas. Ia merupakan salah satu syurga yang tidak binasa bila terjadi kiamat. Syurga Jannatul Firdaus Atas menjadi sempadan terakhir Alam Barzakh atau Alam Malakut Bawah. Al-Arasy al-Majid yang di dalamnya terkandung Alam Barzakh, sudah termasuk di dalam peringkat Alam Malakut Atas.

Al-Arasy al-Majid mengelilingi satu pusat, pada satu lakaran. Pusat yang dikelilingi oleh al-Arasy al-Majid ini dinamakan Kalbu Alam. Lakaran putaran al-Arasy al-Majid merupakan salah satu daripada seribu lakaran. Pada setiap lakaran itu terdapat satu buah alam yang besarnya lebih kurang sebesar al-Arasy al-Majid. Jadi, terdapat seribu alam-alam mengelilingi Kalbu Alam. Alam-alam tersebut dinamakan alam Arasy-arasy. Kalbu Alam menjadi pusat dan menguasai Arasy-arasy tersebut.

Al-Arasy al-Majid sama dengan Arasy-arasy yang lain terletak di dalam ruang angkasa alam yang dinamakan Alam Hijab. Alam Hijab yang mengandung Arasy-arasy ini berada di dalam peringkat Alam Hijab yang lain pula, berlapis-lapis sehingga 70,000 lapis bagi satu peringkat Alam Hijab yang dinamakan Hijab Nur Putih. Kemudian ia diikuti oleh peringkat Alam Hijab yang lain, sampailah kepada beberapa peringkat. Setiap peringkat mengandung 70,000 lapisan Hijab. Peringkat terakhir dinamakan Hijab Ketunggalan, yang juga terdiri dari 70,000 lapisan. Peringkat Hijab Ketunggalan berakhir dengan lapisan Hijab yang dinamakan Hijab Hamparan Emas.

Alam-alam bermula dari al-Arasy al-Majid hingga ke lapisan Hijab Hamparan Emas merupakan syurga yang dinamakan Iliyyun. Ia juga terdiri daripada tujuh tingkat seperti syurga-syurga yang lain. Di Iliyyun inilah disimpan catatan amalan orang-orang yang beriman yang baik-baik.

Di atas permukaan Hijab Hamparan Emas terdapat umbi bagi Sidratul Muntaha ke empat.

Seluruh alam yang dinyatakan hingga ini berada di dalam ruang alam yang dinamakan al-Arasy al-Karim (al-Arasy yang mulia). Ia menjadi batasan terakhir Alam Misal.

Manusia yang berada dalam Alam Syahadah di planet bumi, lebih-lebih lagi yang terkungkung dengan alam jasad, hanya memandang kepada yang dzahir atau nyata saja. Akal fikirannya sukar menggambarkan betapa indahnya jisim pada Alam Misal. Tetapi bagi seorang insan yang tinggi maqamnya di sisi Allah dapat masuk ke dalam Alam Misal dan melihat keadaan di dalam alam tersebut, dan mendapati Alam Misal adalah satu alam yang bisa disaksikan dan dirasa, seperti Alam Syahadah juga. Apa yang ghaib itu apabila dibukakan ia menjadi nyata dan bisa berinteraksi dengannya. Jika ada kursi di dalam alam ghaib itu maka kursi tersebut bisa diduduki. Jika ada buah-buahan di sana maka buah-buahan tersebut bisa dimakan. Begitu juga air yang ada di sana.

Jisim tipis dalam Alam Misal dipanggil an-Nuur. Jisim bersifat nuur adalah jisim yang sangat murni. Ia juga merupakan benda-benda seperti benda-benda yang ada dalam Alam Syahadah. Ada yang bercahaya menyilaukan pandangan, ada yang cair seperti air dan ada yang padat seperti tanah dan logam. Tetapi ia lebih murni, lebih indah dan lebih ajaib daripada apa yang ada dalam Alam Syahadah.

3. ALAM ARWAH

Peringkat terakhir Alam Misal ialah al-Arasy al-Karim, setelahnya bermula pula Alam Arwah (Alam Roh). Pada Alam Arwah terdapat juga alam-alam Hijab. Seluruh al-Arasy al-Karim bersama-sama segala isi kandungannya berada di dalam bulatan sejenis Alam Hijab yang lebih ghaib dan lebih indah. Ada beberapa peringkat Alam Hijab dalam Alam Arwah. Setiap peringkat ada 7,000 lapis Hijab. Lapisan pertama dari Alam Hijab itu dinamakan Hijab Permata.

Hadits mengenai mi'raj menceritakan, “Hingga aku sampai pada Hamparan Emas. Kemudian aku maju lagi bersama malaikat wakil Hijab Hamparan Emas terus ke Hijab Permata, lalu mengetuk-ngetuknya. Berkata malaikat di belakang Hijab, ‘Siapa ini?’ Ia menjawab, ‘Tuan punya Hijab Hamparan Emas dan ini Muhammad Rasul Rabbil ‘Izzati’. Berkata malaikat itu, ‘Allahu Akbar!’ Ia pun mengulurkan tangannya dari bawah Hijab dan meletakkan daku di hadapannya. Begitulah keadaannya dari satu Hijab kepada Hijab yang lain hingga aku melampaui 70,000 Hijab, tebal tiap-tiap Hijab 500 tahun”.

“Maka meluncurlah bersamaku malaikat itu lebih cepat dari sekedip mata hingga sampai ke Hijab Permata. Ia mengetuk pintu Hijab. Berkata malaikat dari balik Hijab, ‘Siapa ini?’ Ia berkata, ‘Saya tuan punya Hamparan Emas. Ini Muhamamd Rasul al-‘Arabi bersamaku.’ Berkata malaikat itu, ‘Allahu Akbar!’ Lalu ia mengeluarkan tangannya dari bawah Hijab hingga dia meletakkan daku dihadapannya. Begitulah keadaannya dari satu Hijab kepada Hijab yang lain. Tiap-tiap satu Hijab perjalanannya lima ratus tahun dan di antara satu Hijab dengan Hijab yang lain lima ratus tahun”.

Semua lapisan Alam Hijab bermula setelah al-Arasy al-Karim merupakan syurga-syurga yang dipanggil secara tunggal dengan nama Darul Khulud, negeri yang abadi. Ia juga mengandung tujuh tingkat dengan tujuh nama seperti syurga-syurga yang lain. Jannatul ‘And merupakan syurga yang paling tinggi, paling besar dan paling indah. Di dalamnya ada Syajaratul Thubi, pokok thubi, yang terdapat padanya satu syurga yang menjadi induk bagi semua syurga, dinamakan Darul Qarar, negeri ketetapan.

Di atas Jannatul ‘And adalah al-Arasy al-‘Adzim, arasy yang besar. Ia dinamakan juga al-Arasy al-Muhith, arasy yang meliputi, maksudnya meliputi seluruh alam makhluk. Al-Arasy al-‘Adzim merupakan bulatan terakhir atau kerangka yang paling luar bagi seluruh alam kejadian, alam makhluk atau apa saja yang Allah ciptakan. Al-Arasy al-‘Adzim mengandung 70 juta lapisan kulit-kulit yang di antara satu kulit dengan kulit yang lain terdapat ruang angkasa. Al-Arasy al-‘Adzim dijadikan dari nuur, jisim yang bersifat nurani, lagi indah dan tinggi. Hadits menceritakan tentang nuur al-Arasy al-’Adzim, “Diliputi pada tiap-tiap hari oleh seribu warna dari nuur”. “(Diliputi) 70,000 warna dari nuur, tiada dapat dipandang kepadanya oleh seorang pun dari makhluk”.

“Nuur al-Arasy al-‘Adzim kalau didzahirkan kepada penduduk dunia ini dan (dalam keadaan) ia telah merendahkan diri (kepada Allah) niscaya lemah cahaya matahari bersamanya sebagaimana lemah cahaya pelita bersamanya (cahaya matahari) dan lebih kurang lagi”.

Meskipun nuur al-Arasy al-‘Adzim itu sangat kuat namun, orang yang mencapai maqam yang tinggi pada sisi Allah dapat mendekatinya tanpa terjadi apa-apa dan mendapatinya suatu jisim alam yang sangat indah, tiada bandingannya.

Di bawah al-Arasy al-‘Adzim ada pula Lauh Mahfuz yang kedua. Catatan yang tertulis di sini diambil oleh malaikat dan diturunkan kepada Kalbu Alam yang kemudian memancarkannya kepada Alam-alam Arasy, termasuklah al-Arasy al-Majid. Dari al-Arasy al-Majid ia diturunkan pula kepada Kalbu Langit-langit yang kemudian dipancarkan kepada Alam Langit-langit termasuklah Alam bumi di dalam Alam Barzakh. Begitulah salah satu cara perintah Tuhan turun seperingkat demi peringkat hingga sampai kepada masing-masing yang telah ditentukan.

Di bagian atas al-Arasy al-‘Adzim yang paling luar dan paling tinggi terdapat satu alam yang besar dan indah dinamakan Qubah. Ia merupakan tempat yang paling tinggi dalam seluruh alam makhluk. Qubah ini merupakan syurga yang lebih indah daripada syurga-syurga yang lain. Ia juga terdiri dari tujuh peringkat syurga seperti syurga-syurga yang lain.

Di dalam alam Qubah yang besar ini, pada bagian yang paling atas, terdapat satu Qubah yang lebih kecil yang terdiri dari Permata Putih, berupa seperti sebuah mahligai yang besar terapung di ruang angkasa Qubah besar. Qubah Permata Putih ini merupakan tempat terakhir perjalanan mi'raj Rasulullah s.a.w.

Qubah besar menjadi pusat pentadbiran alam di bawahnya sebagaimana Baitul Makmur menjadi pusat pentadbiran alam yang lebih bawah. Qubah yang kecil pula menjadi inti atau istana bagi Qubah besar.

Apabila dilihat dari keseluruhan alam makhluk maka bagian yang ada Qubah itu diisyaratkan sebagai bagian atas. Jika dibandingkan dengan sebiji buah maka Qubah itu adalah umpama tampuk yang menentukannya sebagai bagian atas dan lawannya sebagai bagian bawah.

Hingga kepada al-Arasy al-‘Adzim yang terdiri dari 70 juta lapisan dengan Qubah di bagian atasnya, maka tamatlah perbicaraan mengenai Alam Malakut Atas dan berakhir juga ilmu manusia tentang alam. Al-Arasy al-‘Adzim itulah kerangka alam. Ia adalah sebesar-besar makhluk. Seluruh alam atau kejadian yang Tuhan jadikan berada di dalamnya. Semuanya dinamakan Alam saja, atau dinamakan juga Alam Kejadian atau Alam Makhluk atau A’yan Luar atau al-Mumkinat (segala yang mungkin) atau Alam Yang Baru atau Yang Selain Allah. Semuanya menggambarkan apa yang termasuk di dalam kalimah “KUN” (jadilah kamu).

Jisim dalam Alam Arwah bersifat latif atau halus atau murni atau terlebih ghaib. Insan yang tinggi maqamnya di sisi Allah memasuki alam yang sangat ghaib ini dan mendapati alam ini sama seperti Alam Syahadah juga, berjisim dan berbentuk benda dalam bebagai keadaan yang bisa disaksikan dan dirasa. Jadi, seluruh alam, yaitu Alam Syahadah, Alam Misal dan Alam Arwah merupakan alam benda yang jika diizinkan bisa disaksikan sama dengan pancaindera ataupun dengan hati. Hati insan bersifat nurani, sama seperti sifat Alam Malakut. Kekuatan pancaran nuurnya bisa menembus tujuh petala langit dan tujuh petala bumi untuk menyaksikan dan memperoleh makrifat tentang Alam Makhluk atau Alam Kejadian.

“Orang yang dilapangkan dadanya oleh Allah untuk menerima Islam lalu ia beroleh nuur dari Tuhannya”. (Surah az-Zumar: 22).

“Allah jualah nuur bagi semua langit dan bumi”. (Surah an-Nuur: 35).

“Perumpamaan nuur-Nya seperti sebuah lubang di dinding di dalamnya mengandung pelita. Pelita itu berada di dalam kaca. Kaca itu bagaikan bintang berkilau-kilauan. Dinyalakan dari pohon kayu yang berkat yaitu minyak zaitun yang bukan dari timur dan bukan dari barat. Hampir minyaknya mengeluarkan cahaya dengan sendirinya biarpun tidak disentuh api”. (Surah an-Nuur: 35).

“Nuur di atas nuur”. (Surah an-Nuur: 35).

“Dipimpin Allah kepada nuur-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (Surah an-Nuur: 35).

PENUTUP

Bagaimana ahli al-kasyaf menyaksikan alam yang begitu luas dan jauh? Adakah dia perlu menaiki sejenis kenderaan dan terbang ke seluruh alam maya untuk menyaksikannya? Nabi Muhamamd s.a.w telah menaiki buraq dan mengembara ke seluruh alam di bawah bumbung Langit Dunia (Langit Pertama). Kemudian baginda s.a.w mi'raj menggunakan tangga yang diulurkan dari alam atas seumpama lif yang dibawa turun dari tingkat atas. Tetapi buraq hanya untuk kegunaan nabi-nabi tidak bagi manusia biasa, walaupun seorang yang kasyaf. Namun, Allah s.w.t mempunyai caranya sendiri untuk memperlihatkan alam ciptaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki.

Coba kamu pandang sebuah bangunan. Kamu dapat melihat bangunan tersebut karena ada cahaya dari sumber cahaya yaitu matahari. Cahaya matahari menerpa ke arah bangunan itu lalu membawa seluruh bangunan tersebut kepada mata kamu. Mata kamu juga bercahaya sebagai persediaan untuk menerima pancaran cahaya matahari yang datang. Jika mata kamu terpejam atau berselaput tidak mungkin cahaya matahari bisa memasukinya. Pertemuan cahaya matahari dari atas dengan cahaya mata di bawah melahirkan gambar pada belakang bola mata kamu. Gambar yang tertera pada layar bola mata kamu itu dalam keadaan terbalik. Otak berperanan membetulkannya kembali. Otak bisa berfungsi sebagai kesan aktivitas akal. Akallah yang melihat bangunan tersebut. Seluruh bangunan yang begitu besar bisa masuk ke dalam akal kamu.

Andainya kamu berada di tempat yang tinggi dan pandangan kamu cukup kuat maka kamu bisa melihat seluruh planet bumi berada di dalam akal kamu. Akal kamu menjadi seperti satu ruang angkasa yang luas yang memuat planet bumi. Jika kamu berada pada tempat yang lebih tinggi dan pandangan kamu lebih kuat kamu akan dapat menyaksikan seluruh Alam Syahadah. Begitulah keadaannya hingga kamu dapat melihat seluruh Alam Misal dan Alam Arwah. Jadilah diri kamu seolah-olah satu ruang angkasa yang di dalamnya terapung-apung seluruh alam makhluk.

Jika kamu memandang kepada sebuah bangunan maka bangunan itu yang datang kepada kamu bukan kamu yang pergi kepadanya. Kamu tidak bergerak satu langkah pun. Begitu juga keadaan ahli al-kasyaf yang tidak bergerak dari tikar sembahyangnya namun dia dapat menyaksikan seluruh alam makhluk. Keadaan ini bisa terjadi karena Allah jualah nuur bagi langit dan bumi. Nuur-Nya juga memancar di dalam kalbu orang mukmin. Nuur di atas nuur. Nuur dari alam atas membawa turun seluruh alam kejadian dan dapat ditangkap oleh nuur di bawah yaitu kalbu orang mukmin. Jadi, kalbu orang mukmin itu meliputi seluruh alam makhluk tanpa dia perlu terbang ke mana-mana.

“Dipimpin Allah kepada nuur-Nya siapa yang Dia kehendaki”.

“Katakanlah: Ruh adalah urusan Tuhanku”.

Urusan Tuhan, inilah maqam terakhir seorang hamba. Tidak ada apa-apa lagi padanya melainkan urusan Tuhan. Apabila dia sudah larut di dalam urusan Tuhan maka urusan Tuhanlah yang memperjalankannya ke seluruh alam maya hingga terdampar ke Sidratul Muntaha. Seterusnya memanjat ke Qubah yang menjadi puncak segala alam kejadian. Tidak ada apa-apa lagi kecuali: “ALLAH, RABBIL ‘IZZATI!’

Allah jualah yang memiliki Hijab Yang Teguh.



Sumber:
Jalan Akhirat, Rahsia Gunung Qaf dan Nun

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Rahasia Gunung Qaf dan Nun | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

  1. Kisah2nya udah lengKap, sayang tafsir nya menyesuaikan science modern, padahal science modern belum tentu benar... Seharusnya science yg menyesuaikan sabda nabi, jika beda Berarti Kita harus yakin science nya error...

    ReplyDelete
  2. Langit berpasangan dengan bumi, secara luas, panjang dan lebar tentunya sama.
    Ayat nya jelas, namun mohon maaf anda mengarah ke heliosentris yg tentunya ini bertentangan dengan istilah "berpasangan". Tata surya dan galaksi sangat tidak relevan dengan ayat langit dan bumi berpasangan.
    Science yg ada sekarang tidak akan bisa menjawab hal tersebut. Bumi dan langit adalah pasangan, seperti halnya malam dan siang, wanita dan pria.
    Gunung qaf, lapisan bumi dan lapisan langit sangat tidak relevan dengan science modern saat ini. Science skr jauh dari kemurnian dan bertentangan dengan Al Qur'an 🙏

    ReplyDelete
  3. Saya seperti mendapat hidayah, awalnya saya kaum bumi bulat. Say. Coba 0 kan mindshet dan membaca ayat ayat Alqur'an ternyata lebih relevan jika bumi itu datar/ luas tak ber ujung

    ReplyDelete

 
Top