Mistikus Cinta

0
Komplek Makam di Gampong Buket Batee Badan Kecamatan Tanah  Aye, Aceh Utara. Makam tersebut diyakini salah seorang ulama besar asal Iraq, yang memiliki garis keterunan Nabi Muhammad SAW.

Dua struktur makam yang berdampingan dalam bangunan tersebut, disebut-sebut oleh warga setempat yakni 'Jirat Banta Saidii' (Sebuah sebutan yang mensinyalir adanya tokoh keturunan Nabi SAW).

"Saidiy adalah gelar yang biasa digunakan untuk menyebut Ahlul Bait Rasulullah SAW, sedangkan Banta merupakan sebutan untuk seorang yang dikasihi. Di antara dua makam berstruktur batu itu, orang-orang menunjuk kubur sebelah timur sebagai 'Jirat Banta Saidi'." 

Warga juga meyakini, Banta Saidii seorang tokoh yang memiliki keutamaan di masa hidupnya. Menurut cerita yang beredar, Banta Saidi adalah seorang ulama yang datang dari Arab, berdua dengan saudaranya. Makam saudaranya, berada di Buket Bate Badan.

"Di tengah-tengah dan didepannya Makam itu terdapat beberapa batu nisan pipih yang dikenali sebagai batu-batu nisan peninggalan zaman Samudra Pasai abad ke-13 dan 16 M). Dari sisi arkeologis, makam yang ditunjuk sebagai makam Banta Saidiy memang memiliki keistimewaan dari bentuk makam, ornamen dan kaligrafi Arab-nya. Nyata sekali tokoh yang dimakamkan adalah seorang yang sangat dihormati." 

Kedua nisan makam yang terbuat dari bahan sandstone (batu pasir) ini tidak utuh lagi; bagian-bagian tertentu ada yang patah dan hilang, sebagian inskripsinya juga sudah rusak. Pada nisan sebelah kepala makam (utara), dijumpai kalimat "..hadza qabru as-Sayyid (al-Ghaziy?) asy-Syarif.." (inilah kubur sayyid (Ghaziy) Syarif) dalam baris inskripsi.

"Kalimat ini tidak ditemukan sambungannya karena ada bagian yang telah patah dan hilang. Kendati demikian, penyebutan Banta Saidiy oleh masyarakat setempat dapat dianggap mengena, sebab as-Sayyid asy-Syarif  atau asy-Syarif adalah gelar yang lazim untuk Ahlul Bait Nabi SAW." 

Makam tersebut berbeda dengan rata-rata makam peninggalan sejarah di kawasan bekas Kerajaan Samudra Pasai. Bagian puncak nisan didekor dengan relief yang tampaknya merupakan stilisasi daun kelopak seroja serta bunganya. Dalam kebudayaan yang berkembang sebelum Islam, seroja adalah herba perairan yang melambangkan kesucian dan kebebasan dari ikatan keduniawian.

Selain dekorasi pada dua nisan, struktur kubur yang berbentuk empat persegi panjang tersebut, juga telah dirancang dengan menggunakan balok-balok batu yang disusun tiga tingkat sehingga agak mirip bak air atau kulah.

Baris-baris inskripsi yang terdapat pada kedua nisan makam juga semakin memperjelas sosok yang dimakamkan. Kendati beberapa bagian nisan telah patah dan hilang, namun dari inskripsi yang tersisa masih dapat diketahui secara pasti bahwa kalimat-kalimat Arab yang ditulis dengan khath naskhi itu adalah bagian dari sebuah ratib, diikuti setelahnya satu doa yang dikenal dalam dunia sufistik sebagai doa Saidina 'Ukasyah.

"Kalimat-kalimat ratib yang terdapat pada nisan ini ternyata sama dengan ratib Al-Habib 'Umar bin 'Abdurrahman Al-Bar (1099-1158 H), salah seorang sufi dalam thariqat Ahlul Bait atau Al-'Alawiyyah." 

Al-Habib 'Umar bin 'Abdurrahman Al-Bar adalah seorang cucu keturunan Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin 'Ali yang garis keturunannya sampai kepada Rasulullah saw. Al-Habib 'Umar dilahirkan pada 15 Jumadil Awal 1099 H di Al-Qarin Ad-Dau'iyyah, Hadramaut sekarang, salah satu provinsi di Republik Yaman.  Ia berguru kepada seorang ulama terkemuka, As-Sayyid 'Abdullah bin 'Ulwiy Al-Haddad (pemilik Ratib Al-Haddad), sampai kemudian menjadi seorang ulama dan da'i besar dari kalangan Ahlul Bait.

Ia juga mempunyai murid-murid yang banyak antara lain putra-putranya sendiri: Hasan, 'Abdurrahman dan Thaha, saudaranya Ahmad bin 'Abdurrahman, kemudian Al-'Allamah 'Ali bin Husain Al-'Aththas, As-Sayyid 'Umar bin Zain bin Sumaith, As-Sayyid Muhammad bin 'Abdul Bariy Al-Ahdal di Zabid, As-Sayyid 'Abdullah Al-Mirghaniy, qadhi Mekkah, Syaikh Sa'id Safar, ahli hadits di Madinah, Al-'Allamah Ismail bin Abdullah An-Naqsyabandi dan lainnya.

"Apakah orang yang berpusara di pedalaman Tanah Jambo Aye ini salah seorang dari murid, atau bahkan putra, dari Al-Habib 'Umar bin 'Abdurrahman Al-Bar'?. Hal itu sama sekali tidak tertutup kemungkinan. Apalagi dengan mempertimbangkan tipe makam yang diyakini tidak berasal dari kawasan Samudra Pasai." 

"Batu-batu untuk konstruksi makam ini tampaknya telah didatangkan dari luar Samudra Pasai. Barangkali dari lembah Aceh, Pidie (Pedir) atau lainnya pada era yang lebih belakangan dari zaman Samudra Pasai atau masa Kerajaan Aceh Darussalam. Batu-batu tersebut diangkut lewat jalur air yang sampai ke tempat di mana seorang tokoh ulama dan sufi dari Ahlul Bait telah mengambil tempat tinggalnya di pedalaman Tanah Jambo Aye." 

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Ziarah Makam Keturunan Nabi Muhammad di Aceh Utara | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top