PERTAMA
Ada tiga perkara yang wajib diperhatikan oleh setiap Mu’min di dalam seluruh keadaan,
- Melaksanakan segala perintah Allah
- Menjauhkan diri dari segala yang haram
- Ridho dengan hukum-hukum dan ketentuan Allah
Ketiga perkara ini jangan sampai tidak ada pada seorang Mu’min. Oleh karena itu seorang Mu’min harus memikirkan perkara ini, bertanya kepada dirinya tentang perkara ini dan anggota tubuhnya melakukan perkara ini.
KEDUA
Ikutilah dengan ikhlas jalan yang telah ditempuh oleh Nabi Besar Muhammad SAW dan janganlah merubah jalan itu. Patuhlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jangan sekali-kali berbuat durhaka. Bertauhidlah kepada Allah (meng-Esakan Allah), dan jangan menyekutukan-Nya. Allah itu Maha Suci dan tidak memiliki sifat-sifat tercela atau kekurangan. Janganlah ragu-ragu terhadap kebenaran Allah. Bersabarlah dan berpegang teguhlah kepada-Nya. Bermohonlah kepada-Nya dan tunggulah dengan sabar. Bersatu padulah dalam mentaati Allah dan janganlah berpecah-belah. Saling mencintailah di antara sesama dan janganlah saling mendengki. Hindarkanlah diri dari segala noda dan dosa. Hiasilah dirimu dengan ketaatan kepada Allah. Janganlah menjauhkan diri kepada Allah dan janganlah lupa pada-Nya. Janganlah lalai untuk bertobat kepada-Nya dan kembali kepada-Nya. Janganlah jemu untuk memohon ampun kepada Allah pada siang dan malam hari. Mudah-mudahan kamu diberi rahmat dan dilindungi oleh-Nya dari marabahaya dan azab neraka, diberi kehidupan yang berbahagia di dalam surga, bersatu dengan Allah dan diberi nikmat-nikmat oleh-Nya. Kamu akan menikmati kebahagiaan dan kesentausaan yang abadi di surga beserta para Nabi, orang-orang shiddiq, para syuhada’ dan orang-orang saleh. Kamu akan hidup kekal di dalam surga itu untuk selama-lamanya.
KETIGA
Manakala seorang hamba Allah diuji oleh Allah, maka mula-mula ia akan melepaskan dirinya dari ujian atau cobaan yang menyusahkannya itu. Jika tidak berhasil, maka ia akan meminta pertolongan kepada orang-orang lain seperti para raja, para penguasa, orang-orang dunia atau para hartawan. Jika ia sakit, maka ia akan meminta pertolongan kepada dokter atau dukun. Jika hal inipun tidak berhasil, maka ia kembali menghadapkan wajahnya kepada Allah SWT untuk memohon dan meratap kepada-Nya. Selagi ia masih bisa menolong dirinya sendiri, ia tidak akan meminta pertolongan kepada orang lain. Dan selagi pertolongan orang lain masih ia dapatkan, maka ia tidak akan meminta pertolongan kepada Allah.
Jika ia tidak mendapatkan pertolongan Allah, maka ia akan terus meratap, shalat, berdoa dan menyerahkan dirinya dengan sepenuh harapan dan kecemasan terhadap Allah Ta’ala, Sekali-kali Allah tidak akan menerima ratapannya, sebelum dia memutuskan diri dari keduniaan. Setelah ia terlepas dari hal-hal keduniaan, maka akan tampaklah ketentuan dan keputusan Allah pada orang itu dan lepaslah ia dari hal-hal keduniaan, selanjutnya hanya ruh sajalah yang tinggal padanya.
Dalam peringkat ini, yang tampak olehnya hanyalah kerja atau perbuatan Allah dan tertanamlah di dalam hatinya kepercayaan yang sesungguhnya tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah). Pada hakekatnya, tidak ada pelaku atau penggerak atau yang mendiamkan, kecuali Allah saja. Tidak ada kebaikan dan tidak ada keburukan, tidak ada kerugian dan tidak ada keuntungan, tidak ada faidah dan tidak pula ada anugerah, tidak terbuka dan tidak pula tertutup, tidak mati dan tidak hidup, tidak kaya dan tidak pula papa, melainkan semuanya di tangan Allah.
Hamba Allah itu tidak ubahnya seperti bayi yang berada di pangkuan ibunya, atau seperti orang mati yang sedang dimandikan, atau seperti bola di kaki pemain bola; melambung, bergulir ke atas, ke tepi dan ke tengah, senantiasa berubah tempat dan kedudukannya. Ia tidak mempunyai daya dan upaya. Maka hilanglah ia keluar dari dirinya dan masuk ke dalam perbuatan Allah semata-mata.
Hamba Allah semacam ini, hanya melihat Allah dan perbuatan-Nya. Yang didengar dan diketahuinya hanyalah Allah. Jika ia melihat sesuatu, maka yang dilihatnya itu adalah perbuatan Allah. Jika ia mendengar atau mengetahui sesuatu, maka yang didengar dan diketahuinya itu hanyalah firman Allah. Dan jika ia mengetahui sesuatu, maka ia mengetahuinya itu melalui pengetahuan Allah. Ia akan diberi anugerah Allah. Beruntunglah ia karena dekat dengan Allah. Ia akan dihiasi dan dimuliakan. Ridhalah ia kepada Allah. Bertambah dekatlah ia kepada Tuhannya. Bertambah cintalah ia kepada Allah. Bertambah khusyu’lah ia mengingat Allah. Bersemayamlah ia ‘di dalam Allah’. Allah akan memimpinnya dan menghiasinya dengan kekayaan cahaya ilmu Allah. Maka terbukalah tabir yang menghalanginya dari rahasia-rahasia Allah Yang Maha Agung. Ia hanya mendengar dan mengingat Allah Yang Maha Tinggi. Maka ia senantiasa bersyukur dan shalat di hadapan Allah SWT.
KEEMPAT
Apabila kamu ‘mati’ dari makhluk, maka akan dikatakan kepada kamu, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan mematikan kamu dari nafsu-nafsu badanniyah. Apabila kamu telah ‘mati’ dari nafsu badanniyah, maka akan dikatakan kepada kamu, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan mematikan kamu dari kehendak-kehendak dan nafsu. Dan apabila kamu telah ‘mati’ dari kehendak dan nafsu, maka akan dikatakan kepada kamu, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan menghidupkan kamu di dalam suatu ‘kehidupan’ yang baru.
Setelah itu, kamu akan diberi ‘hidup’ yang tidak ada ‘mati’ lagi. Kamu akan dikayakan dan tidak akan pernah papa lagi. Kamu akan diberkati dan tidak akan dimurkai. Kamu akan diberi ilmu, sehingga kamu tidak akan pernah bodoh lagi. Kamu akan diberi kesentausaan dan kamu tidak akan merasa ketakutan lagi. Kamu akan maju dan tidak akan pernah mundur lagi. Nasib kamu akan baik, tidak akan pernah buruk. Kamu akan dimuliakan dan tidak akan dihinakan. Kamu akan didekati oleh Allah dan tidak akan dijauhi oleh-Nya. Martabat kamu akan menjadi tinggi dan tidak akan pernah rendah lagi. Kamu akan dibersihkan, sehingga kamu tidak lagi merasa kotor. Ringkasnya, jadilah kamu seorang yang tinggi dan memiliki kepribadian yang mandiri. Dengan demikian, kamu boleh dikatakan sebagai manusia super atau orang yang luar biasa.
Jadilah kamu ahli waris para Rasul, para Nabi dan orang-orang yang shiddiq. Dengan demikian, kamu akan menjadi titik akhir bagi segala kewalian, dan wali-wali yang masih hidup akan datang menemui kamu. Melalui kamu, segala kesulitan dapat diselesaikan, dan melalui shalatmu, tanaman-tanaman dapat ditumbuhkan, hujan dapat diturunkan, dan malapetaka yang akan menimpa umat manusia dari seluruh tingkatan dan lapisan dapat dihindarkan. Boleh dikatakan kamu adalah polisi yang menjaga kota dan rakyat.
Orang-orang akan berdatangan menemui kamu dari tempat-tempat yang dekat dan jauh dengan membawa hadiah dan oleh-oleh dan memberikan khidmat (penghormatan) mereka kepadamu. Semua ini hanyalah karena izin Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa jua. Lisan manusia tak henti-hentinya menghormati dan memuji kamu. Tidak ada dua orang yang beriman yang bertingkah kepadamu.
KELIMA
Apabila kamu melihat dunia dikuasai oleh ahli-ahli dunia dengan perhiasan dan kekosongannya, dengan penipuan dan perangkapnya dan dengan racunnya yang membunuh yang diluarnya nampak lembut tetapi di dalamnya sangat membahayakan, cepat merusak dan membunuh siapa saja yang memegangnya, yang menipu mereka dan yang menyebabkan mereka lengah terhadap dosa dan maksiat; apabila kamu lihat semua itu, maka hendaklah kamu bersikap sebagai seorang yang melihat seseorang yang sedang buang air besar yang membuka auratnya dan mengeluarkan bau busuk. Dalam keadaan seperti itu, hendaklah kamu memalingkan pandanganmu dari ketelanjangannya dan menutup hidungmu supaya tidak mencium baunya yang busuk. Demikian pulalah hendaknya kamu bersikap kepada dunia. Apabila kamu melihatnya, maka hendaklah kamu memalingkan pandanganmu dari pakaiannya dan tutuplah hidungmu supaya tidak mencium bau busuk gemerlapannya yang tidak kekal. Semoga dengan demikian kamu dapat selamat dari bahaya dan cobaannya. Apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, pasti akan kamu rasakan. Allah telah berfirman kepada Nabi Muhammad SAW:
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan- golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah yang lebih baik dan lebih kekal.” (QS 20:131)
KEENAM
Hindarkanlah dirimu dari orang ramai dengan perintah Allah, dari nafsumu dengan perintah-Nya dan dari kehendakmu dengan perbuatan-Nya agar kamu pantas untuk menerima ilmu Allah. Tanda bahwa kamu telah menghindarkan diri dari orang ramai adalah secara keseluruhannya kamu telah memutuskan segala hubungan kamu dengan orang ramai dan telah membebaskan seluruh pikiranmu dengan segala hal yang bersangkutan dengan mereka.
Tanda bahwa kamu telah putus dari nafsumu adalah apabila kamu telah membuang segala usaha dan upaya untuk mencapai kepentingan keduniaan dan segala hubungan dengan cara-cara duniawi untuk mendapatkan suatu keuntungan dan menghindarkan bahaya. Janganlah kamu bergerak untuk kepentinganmu sendiri. Janganlah kamu bergantung kepada dirimu sendiri di dalam hal-hal yang bersangkutan dengan dirimu. Janganlah kamu melindungi dan menolong dirimu dengan dirimu sendiri. Serahkanlah segalanya kepada Allah, karena Dia-lah yang memelihara dan menjaga segalanya, sejak dari awalnya hingga kekal selamanya. Dia-lah yang menjaga dirimu di dalam rahim ibumu sebelum kamu dilahirkan dan Dia pulalah yang memelihara kamu semasa kamu masih bayi.
Tanda bahwa kamu telah menghindarkan dirimu dari kehendakmu dengan perbuatan Allah adalah apabila kamu tidak lagi melayani kebutuhan-kebutuhanmu, tidak lagi mempunyai tujuan apa- apa dan tidak lagi mempunyai kebutuhan atau maksud lain, karena kamu tidak mempunyai tujuan atau kebutuhan selain kepada Allah semata-mata. Perbuatan Allah tampak pada kamu dan pada masa kehendak dan perbuatan Allah itu bergerak. Badanmu pasif, hatimu tenang, pikiranmu luas, mukamu berseri dan jiwamu bertambah subur. Dengan demikian kamu akan terlepas dari kebutuhan terhadap kebendaan, karena kamu telah berhubungan dengan Al-Khaliq. Tangan Yang Maha Kuasa akan menggerakkanmu. Lidah Yang Maha Abadi akan memanggilmu. Tuhan semesta alam akan mengajar kamu dan memberimu pakaian cahaya-Nya dan pakaian kerohanian serta akan mendudukkan kamu pada peringkat orang-orang alim terdahulu.
Setelah mengalami semua ini, hati kamu akan bertambah lebur, sehingga nafsu dan kehendakmu akan hancur bagaikan sebuah tempayan yang pecah yang tidak lagi berisikan air walau setetespun. Kosonglah dirimu dari seluruh perilaku kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu kehendak selain kehendak Allah. Pada peringkat ini, kamu akan dikaruniai keramat-keramat dan perkara-perkara yang luar biasa. Pada zhahirnya, perkara-perkara itu datang darimu, tapi yang sebenarnya adalah perbuatan dan kehendak Allah semata.
Oleh karena itu, masuklah kamu ke dalam golongan orang-orang yang telah luluh hatinya dan telah hilang nafsu-nafsu kebinatangannya. Setelah itu kamu akan menerima sifat-sifat ke-Tuhan-an yang maha tinggi. Berkenaan dengan hal inilah maka Nabi besar Muhammad SAW bersabda, “Aku menyukai tiga perkara dari dunia ini: bau-bauan yang harum, wanita dan shalat yang apabila aku melakukannya, maka mataku akan merasa sejuk di dalamnya”. Semua ini diberikan kepadanya setelah seluruh kehendak dan nafsu sebagaimana disebutkan di atas terlepas dari dirinya. Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku”.
Allah Ta’ala tidak akan menyertai kamu, sekiranya semua nafsu dan kehendakmu itu tidak diluluhkan. Apabila semua itu telah hancur dan luluh, dan tidak ada lagi yang tersisa pada dirimu, maka telah pantaslah kamu untuk ‘diisi’ oleh Allah dan Allah akan menjadikan kamu sebagai orang baru yang dilengkapi dengan tenaga dan kehendak yang baru pula. Jika egomu tampil kembali, walaupun hanya sedikit, maka Allah akan menghancurkannya lagi, sehingga kamu akan kosong kembali seperti semula, dan untuk selamanya kamu akan tetap luluh hati. Allah akan menjadikan kehendak-kehendak baru di dalam diri kamu dan jika dalam pada itu masih juga terdapat diri (ego) kamu, maka Allah-pun akan terus menghancurkannya. Demikianlah terus terjadi hingga kamu menemui Tuhanmu di akhir hayatmu nanti. Inilah maksud firman Tuhan, “Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku.” Kamu akan mendapatkan dirimu ‘kosong’, yang sebenarnya ada hanyalah Allah.
Di dalam hadits Qudsi, Allah berfirman, “Hamba-Ku yang ta’at senantiasa memohon untuk dekat dengan-Ku melalui shalat-shalat sunatnya. Sehingga aku menjadikannya sebagai rekan-Ku, dan apabila Aku menjadikan dia sebagai rekan-Ku, maka aku menjadi telinganya yang dengan itu ia mendengar, menjadi matanya yang dengannya dia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia memegang dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan, yakni ia mendengar melalui Aku, memegang melalui Aku, dan mengetahui melalui Aku.”
Sebenarnya, ini adalah keadaan ‘fana’ (hapusnya diri). Apabila kamu sudah melepaskan dirimu dan mahluk, karena mahluk itu bisa baik dan bisa juga jahat dan karena diri kamu itu bisa baik dan juga bisa jahat, maka menurut pandanganmu tidak ada suatu kebaikan yang datang dari diri kamu atau dari mahluk itu dan kamu tidak akan merasa takut kepada datangnya kejahatan dari mahluk. Semua itu terletak di tangan Allah semata. Karenanya, datangnya buruk dan baik itu, Dia-lah yang menentukannya semenjak awalnya.
Dengan demikian, Dia akan menyelamatkan kamu dari segala kejahatan makhluk-Nya dan menenggelamkanmu di dalam lautan kebaikan-Nya. Sehingga kamu menjadi titik tumpuan segala kebaikan, sumber keberkatan, kebahagiaan, kesentausaan, nur (cahaya) keselamatan dan keamanan. Oleh karena itu, ‘Fana’ adalah tujuan, sasaran, ujung dan dasar perjalanan wali Allah. Semua wali Allah, dengan tingkat kemajuan mereka, telah memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah untuk menggantikan kehendak atau kemauan mereka dengan kehendak atau kemauan Allah. Mereka semuanya menggantikan kemauan atau kehendak mereka dengan kemauan atau kehendak Allah. Pendek kata, mereka itu mem-fana-kan diri mereka dan me-wujud-kan Allah. Karena itu mereka dijuluki ‘Abdal’ (perkataan yang diambil dari kata ‘Badal’ yang berarti ‘pertukaran’). Menurut mereka, menyekutukan kehendak mereka dengan kehendak Allah adalah suatu perbuatan dosa.
Sekiranya mereka lupa, sehingga mereka dikuasai oleh emosi dan rasa takut, maka Allah Yang Maha Kuasa akan menolong dan menyadarkan mereka. Dengan demikian mereka akan kembali sadar dan memohon perlindungan kepada Allah. Tidak ada manusia yang benar-benar bebas dari pengaruh kehendak egonya (dirinya) sendiri, kecuali malaikat. Para malaikat dipelihara oleh Allah dalam kesucian kehendak mereka dan para Nabi dipelihara dari nafsu badaniah mereka. Sedangkan jin dan manusia telah diberi tanggung jawab untuk berakhlak baik, tetapi mereka tidak terpelihara dari dipengaruhi oleh dosa dan maksiat. Para wali dipelihara dari nafsu-nafsu badaniah dan ‘abdal’ dipelihara dari kekotoran kehendak dan niat. Walaupun demikian, mereka tidak bebas mutlak, karena merekapun mungkin mempunyai kelemahan untuk melakukan dosa. Tapi, dengan kasih saying-Nya, Allah akan menolong dan menyadarkan mereka.
KETUJUH
Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhlah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, agar nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga. Oleh karena itu, janganlah menghendaki sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Allah. Kehendakmu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah adalah kehendak nafsu badaniah. Jika kehendak ini kamu turuti, maka ia akan merusak dirimu dan menjauhkanmu dari Allah. Patuhilah perintah Allah, jauhilah larangan-Nya, bertawakallah kepada-Nya dan jangan sekali-kali kamu menyekutukan-Nya. Dia-lah yang telah menjadikan nafsu dan kehendakmu. Oleh karena itu, janganlah kamu berkehendak, berkebutuhan atau bercita-cita untuk mendapatkan sesuatu, agar kamu tidak tercebur ke lembah syirik. Allah berfirman:
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS18:110)
Syirik itu bukan melulu menyembah berhala, tetapi termasuk juga di dalamnya adalah menuruti hawa nafsu dan menyekutukan apa saja yang ada di dunia dan di akhirat dengan Allah, karena apa saja selain Allah bukanlah Tuhan. Oleh karena itu, jika kamu tumpukan hatimu kepada sesuatu selain Allah, berarti kamu telah berbuat syirik. Maka, janganlah kamu menyekutukan Allah dengan jalan apapun juga, baik dengan jalan kasar maupun dengan jalan halus. Berjaga-jagalah selalu dan jangan berdiam diri, berhati-hatilah selalu dan waspadalah, semoga kamu beroleh keselamatan. Segala kedudukan dan kebaikan yang kamu peroleh, jangan kamu katakan bahwa ia datang dari kamu sendiri atau kepunyaan kamu yang sebenarnya. Jika kamu diberi sesuatu atau kenaikan pangkat kedudukan, janganlah kamu hebohkan kepada siapapun. Sebab, ia dalam pertukaran suasana dari hari ke hari itu, Allah selalu menampakkan keagungan-Nya dalam aspek-aspek yang senantiasa baru, dan Allah berada di antara hamba-hamba-Nya dengan hati-hati mereka. Boleh jadi apa yang dikatakan sebagai milik kamu itu akan dilepaskan-Nya dari kamu, dan boleh jadi apa yang kamu anggap kekal itu akan berubah keadaannya. Sehingga, jika hal itu terjadi kamu akan merasa malu kepada mereka yang kamu hebohkan itu. Maka, lebih baik kamu berdiam diri, simpan pemberian itu di dalam pengetahuan kamu saja dan tidak usah kamu sampaikan kepada siapapun. Jika kamu miliki sesuatu, ketahuilah bahwa itu adalah karunia Allah, bersyukurlah kepada-Nya dan mohonlah kepada-Nya supaya Dia menambahkan nikmat-nikmat-Nya kepadamu. Jika sesuatu itu lepas darimu, maka Dia akan menambah ilmumu, kesadaranmu dan kewaspadaanmu. Allah berfirman:
“Apa saja ayat yang Kami nashkhkan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu ?” (QS 2:106)
Oleh karena itu, janganlah kamu mengira bahwa Allah tidak berkuasa atas segala sesuatu, janganlah kamu menduga bahwa ketentuan dan peraturan-Nya mempunyai kekurangan dan janganlah kamu merasa ragu akan janji-Nya. Contohlah Nabi besar Muhammad SAW, ayat-ayat yang diwahyukan kepadanya dipraktekkan, dibaca di dalam masjid, ditulis di dalam buku, diambil dan ditukar dengan yang lainnya, dan perhatian Nabi diarahkan kepada wahyu-wahyu yang baru diterimanya yang menggantikan ayat-ayat yang telah lama. Ini terjadi dalam masalah-masalah hukum yang zhahir.
Berkenaan dengan masalah-masalah kebathinan, ilmu dan kondisi kerohanian yang didapatinya dari Tuhan, beliau senantiasa berkata bahwa hatinya selalu diliputi, dan beliau memohon perlindungan kepada Allah sebanyak tujuhpuluh kali didalam satu hari. Juga diceritakan bahwa sebanyak seratus kali dalam sehari Nabi dibawa dari satu keadaan kepada satu keadaan yang lainnya yang dengan itu beliau dibawa menuju peringkat yang paling dekat kepada Allah. Beliau mengembara ke alam yang maha tinggi sambil diselubungi oleh ‘nur’, dari satu peringkat kepada peringkat lainnya yang lebih tinggi. Tiap-tiap beliau menaiki satu peringkat, maka peringkat yang di bawahnya itu tampak gelap jika dibandingkan dengan peringkat atas itu. Semakin tinggi beliau naik, semakin bersinarlah nur Allah meliputi hati sanubarinya. Beliau senantiasa menerima pengarahan supaya memohon ampunan dan perlindungan Tuhan, karena sebaik-baiknya hamba Allah itu adalah mereka yang senantiasa memohon ampunan dan perlindungan Allah dan senantiasa pula kembali kepada-Nya. Ini dimaksudkan untuk menyadarkan kita bahwa kita ini mempunyai dosa dan kesalahan yang keduanya terdapat pada hamba-hamba Allah di dalam seluruh aspek kehidupannya, sebagai ahli waris Adam as, bapak seluruh manusia dan hamba pilihan Allah. Manakala kelalaian terhadap perintah Allah telah mengaburkan cahaya kerohanian Adam dan beliaupun menampakkan keinginannya untuk kekal hidup di surga berada di samping Tuhan, dan Tuhanpun berkehendak mengantarkan malaikat Jibril kepada beliau, maka ketika itulah kehendak diri (ego) beliau nampak, kehendak Adam bercampur dengan kehendak Allah. Oleh karena itu, kehendak beliau dihancurkan, keadaan pertama itu dihilangkan, kedekatan kepada Tuhan di masa itu dihilangkan, cahaya keimanan yang bersinar terang itu berubah menjadi pudar dan kesucian rohani beliau telah menjadi sedikit kotor. Kemudian Allah hendak memberikan peringatan kepada beliau, menyadarkan beliau akan dosa dan kesalahannya, memerintahkannya untuk mengakui kesalahan dan dosanya serta meminta ampun kepada Allah.
Adam as berkata, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, sudah barang tentu kami termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi”. Kemudian datanglah petunjuk kepada Beliau, kesadaran untuk bertobat, pengetahuan tentang hakekat akibatnya dan ilmu hikmah yang tersembunyi di dalam peristiwa inipun tersingkaplah. Dengan kasih sayang-Nya, Allah menyuruh mereka supaya tobat. Setelah itu, kehendak yang timbul dari Adam diganti dan keadaannya yang semulapun dirubah, maka diberikanlah kepadanya jabatan “Wilayah” yang lebih tinggi serta diberi kedudukan di dalam dunia ini dan di akhirat kelak. Maka jadilah dunia ini sebagai tempat tinggalnya dan tempat keturunannya, dan akhirat kelak adalah tempat kembalinya yang kekal abadi.
Jadikanlah Nabi besar Muhammad SAW; seorang Rasul dan kekasih Allah, hamba-Nya yang pilihan itu; dan Adam, yaitu bapak seluruh manusia dan hamba pilihan Allah, sebagai contoh dan tauladan. Contohlah mereka berdua di dalam hal mengakui kesalahan dan dosanya sendiri, di dalam meminta ampun kepada-Nya dan di dalam memohon pertolongan-Nya dari segala noda dan dosa. Dan contohlah mereka di dalam hal merendahkan diri kepada Allah, karena manusia adalah makhluk yang lemah dalam segala halnya.
Post a Comment Blogger Disqus