Grandsyekh ketika ia memasuki khalwat atas perintah syekhnya, Syekh Syarafuddin selama 5 tahun, makanan yang dimakannya hanya 7 buah zaitun sekali sehari, dan sepotong roti seperti ini, seukuran separuh telapak tangan kalian, itulah makanannya. Dan air, sebanyak yang beliau inginkan. Ia berkata, “Aku bertubuh besar, tetapi sangat kurus ketika keluar. Dan untuk lebih mengujiku, beliau (Syekhnya) tidak mengizinkan aku untuk menemui keluargaku setelah 5 tahun khalwat.” Ia berumur 18 tahun ketika diperintahkan untuk khalwat dan keluar ketika berumur 23 tahun. 5 tahun! Ia berkata, “Beliau mengirimi aku pesan: jangan datang untuk menjumpaiku.” Karena setelah khalwat kalian merasa rindu untuk bertemu syekh kalian, guru kalian, keluarga kalian.
Beliau mengatakan, “Tidak, pergilah selama 40 hari bersama Ibrahim Effendi—seorang majdub, dan dengarkan shuhbahnya.” (tertawa) “Setelah itu baru aku beritahu apa yang harus kau lakukan.” Ia berkata, “Aku pergi (menemui Ibrahim Effendi), aku menghormatinya—karena beliau mengatakan agar aku mendengar shuhbahnya dan aku menghormatinya sebagaimana aku menghormati syekhku. Dan aku mendengarkan shuhbahnya yang tidak bermakna apa-apa, tetapi aku mendengarkannya. Dan selama 15 hari ia (Ibrahim Effendi) mengajariku dengan jadzbahnya. Setelah itu, banyak keramat muncul pada diriku setelah 15 hari itu, apapun yang kulakukan adalah keramat. Jadi setelah selesai, aku pergi menemui syekhku, Syekh Syarafuddin (q) yang sekaligus pamanku. Beliau berkata kepadaku, “Aku ingin agar kau bercerai dari… apa? Al-Karamat, 6 talaqaat, yakni talak 6.
Di dalam Naqsybandiyya kalian tidak boleh memperlihatkan keramat, karena kalian harus menunjukkan bahwa kalian adalah lemah dan tidak berdaya di hadapan Allah, bukannya memperlihatkan keramat secara langsung walaupun kalian bisa saja memperlihatkannya secara tidak langsung melalui doa dan doa itu dikabulkan. Tetapi Awliyaullah, mereka mempunyai karamat, mereka semua. Sebagian mereka perlihatkan, sebagian lagi tidak diperlihatkan. Tetapi sekarang jika kalian bertanya, di mana mereka? Mereka ada, kalian harus menemukannya, mereka tersembunyi sekarang karena Hari Kiamat sedang mendekat. Semua kekuatan berada di satu tangan sekarang. Seluruh umat menantikannya, menanti kedatangannya. Insya Allah, Allah memanjangkan umur kita untuk melihat kedamaian surgawi datang ke bumi dan untuk bertemu dengannya, beliau adalah cucu cucu cucu cucu Nabi (saw) di mana beliau (saw) menyebutkan yamla al-ardhu qistan wa `adhlan kama muliyat zhulman wa juura, Sayyidina Mahdi (as). Insya Allah wa qul jaa al-haqqu wa zahaqq al-baathil, innal baathila kaana zahuuqa.
Shaykh Hisham Kabbani
4 Februari 2016
Sumber: FB Naqshbandiyya Nazimiyya
Post a Comment Blogger Disqus