Diriwatkan bahwa Abu Yazid dikenal sebagai seorang ahli sufi. Ia wafat dan dikubur di negeri Irak. Kuburnya tidak putus diziarahi setiap saat dan waktu. Pada suatu hari, seorang pejabat kenamaan datang melihat orang-orang yang berziarah ke kubur Abu Yazid. Di antara kerumunan orang banyak ia bertanya, “Apakah di antara kalian yang berziarah ini ada yang pernah hidup semasa dengan Abu Yazid?”
Lalu, ada seorang tua mengacungkan tangan dan menjawab, “Ya tuan, saya pernah hidup semasa dengan Abu Yazid dan selalu mengikuti majelis taklim beliau dan mendengarkan petuah-petuah dari beliau.”
Pejabat tadi bertanya lagi, “Apa yang pernah dikatakan Abu Yazid yang paling berkesan di hati anda?”
Orang tua itu menjawab, “Ya, saya sangat terkesan dengan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Yazid, bahwa Rasulallah saw bersabda, ‘Barang siapa yang melihat aku, tidak akan dibakar oleh api neraka’”
Sang pejabat tadi terkejut keheranan, “Apa betul yang dikatakan Abu Yazid itu hadis Nabi saw?. Ataukah Abu Yazid mengada-ada saja, karena sekian banyak orang yang melihat Rasulallah saw sewaktu beliau masih hidup, tetapi jelas akan dibakar oleh api neraka seperti Abu Lahab dan Abu Jahal umpamanya.”
Orang tua itu menjawab lagi, “Betul apa yang tuan katakan itu, banyak orang yang melihat Rasulallah pada waktu beliau masih hidup, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, dan kafir Quraisy lainnya, tetapi mereka tetap dibakar oleh api neraka, karena mereka hanya melihatnya sebagai Muhammad manusia biasa yang makan, minum, tidur dan istirahat. Mereka melihatnya sebagai anak yatim yang diasuh oleh Abu Thalib. Mereka melihatnya hanya sebagai pengembala kambing. Bahkan yang lebih jahat lagi mereka melihatnya sebagai musuh yang bisa merusak agama dan aqidah mereka. Mereka tidak pernah melihat beliau sebagai Rasulullah saw.”
Demikian jawaban orang tua tadi.
Disini kita tidak membicarakan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Yazid, tetapi sedikit memberikan komentar dari jawaban orangtua tadi bahwa Abu Jahal atau Abu Lahab dan kafir Quraish tidak pernah melihat Rasulullah saw. Yang ia lihat hanyalah Muhammad bin Abdillah manusia biasa, yang makan, minum dan tidur. Mereka melihatnya sebagai anak yatim yang diasuh oleh Abu Thalib. Bahkan mereka melihatnya sebagai musuh dan seterusnya.
Inilah seharusnya yang menjadi pemikiran seorang beriman, apakah memandang beliau sebagai sosok seorang Rasul? Ataukah memandang beliau hanya sebagai manusia biasa?. Seorang muslim hendaknya memandang sosok Muhammad bin Abdillah adalah Rasulullah saw, utusan Allah, kekasih Allah, pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, penegak agama Allah, pejuang yang gigih dan pembawa cahaya dan rahmat bagi alam semesta. Bukan hanya Muhammad bin Abdullah yang lahir di Makkah.
“Telah ada pada diri Rasul itu suri tauladan yang baik bagimu bagi orang mengharap rahmat dari Allah” (QS. Al-ahzab)
Wallahu’alam
Sumber:
Milis Muhibbun Naqsybandi
Sumber:
Milis Muhibbun Naqsybandi
Post a Comment Blogger Disqus