Tokoh ini hidup jauh sebelum masa revolusi (diperkirakan sekitar 1818). Beliau menjadi legenda di kampung halamannya, Baringin, Sipirok, Tapanuli Selatan. Dia juga dikenal sebagai penyebar agama Islam di Baringin. Waliyullah yang dicitrakan sebagai seorang yang gagah dengan kuda putihnya ini menyampaikan Islam hingga ke wilayah Tanjung Balai, Asahan. Tak mengherankan bila murid dan pengikutnya bertebaran di sepanjang Tapanuli hingga Asahan.
Cerita tentang kewaliannya pun mengisahkan, bahwa Syaikh Abdul Gani Harahap memiliki sejumlah karamah. Salah satunya yang hingga kini dikisahkan di kampung itu adalah kisah saat beliau berpangkas. Di saat rambutnya yang baru setengah tercukur, beliau mendadak mengucapkan, “Terbakar Makkah!”
Lalu, setelah menyuruh tukang pangkas menghentikan mencukur, Tuan Syekh seketika muksa. Beberapa jam kemudian, raganya kembali muncul di tempat pangkas rambut, untuk meneruskan cukurannya. Konon ketika hilang, Syaikh Abdul Gani Harahap terbang ke Makkah untuk turut memadamkan api di sana. Dalam sekejap mata beliau telah berada di Makkah.
Orang-orang yang beriman tak menampik terjadinya peristiwa yang di luar jangkauan nalar manusia itu, mengingat bahwa Allah adalah Dzat yang serba Maha. Tak seorang pun dapat mengukur kemahaan-Nya itu, termasuk dalam memberikan karunia kepada orang-orang pilihan-Nya.
Bagi orang awam, apa yang dilakukan sang Syekh Abdul Gani adalah hal yang aneh dan misterius. Namun, apa yang diucapkannya, ternyata terbukti, dan diketahui belakangan hari. Makkah pada waktu itu memang pernah terbakar.
Sumber:
Kelakar Pena, Kasyafnya Para Wali
Post a Comment Blogger Disqus