Syaikhul Hadits Maulana Haji Muhammad Zakariyya rah. telah habiskan seluruh usianya yang soleh dalam tiga bagian:
- Belajar dan mengajar, dilaksanakan dengan benar-benar disiplin waktu dan sakinah (penuh ketenangan pikiran)
- Menyusun dan mengarang kitab, dilakukan dengan penuh tekun diiringi seluruh tumpuan hati serta akal
- Tazkiah nafsu dan islah khalq, dilakukan dengan daya perhatian bagai pekerja gigih dalam suatu pekerjaan yang bernilai
Setelah tamat belajar, beliau mulai tugas mengajar dari tahun 1335 H hingga tahun 1388 H [1916-68]. Kira-kira 54 tahun beliau telah berbakti dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Dan lebih dari setengah usia beliau dihabiskan untuk berkhidmat di Madrasah Mazahirul Ulum di Saharanpur. Banyak bukti menunjukkan beliau mengambil berat terhadap madrasah ini. Semasa di madrasah ini, beliau telah mengajar lebih kurang 35 buah kitab agama bermula dari kitab Ilmu Sighah dan Nahwu hingga kitab yang lebih tinggi seperti kitab Shahih Bukhari dan Abu Daud. Bahkan beliau telah mengajarkan seluruh kitab yang diajar di madrasah tersebut. Beliau juga telah mengukir kenangan bahagia dengan menamatkan beberapa kitab penting dalam pengajarannya, di antaranya kitab Nurul Anwar sebanyak 3 kali, Mishkat 3 kali, Abu Daud 30 kali, Bukhari jilid awal sebanyak 50 kali dan kitab Bukhari dengan lengkap sebanyak 16 kali.
Banyak kalangan penuntut yang telah berhasil menamatkan pelajaran hadits melalui beliau dan memperdengarkan pelajaran mereka dihadapan beliau. Kemudian banyak pula yang meneruskan tugas mengajar dan berkhidmat untuk agama dan ilmu agama dipelbagai tempat. Selain itu, banyak murid-murid beliau yang telah tamat pendidikan dan pelajaran melalui beliau yang hati sanubari mereka disinari ma’rifat, sehingga mereka telah berbai’at melalui tangan beliau yang mulia, mempelajari ilmu suluk dan ilmu tasawuf secara khusus dan dengan nikmat Allah Swt, telah berhasil mencapai derajat kerohanian yang tinggi dalam ilmu ini.
Sebagian dari nama-nama murid Syaikh Muhammad Zakariyya rah. yang telah menjadi ulama-ulama yang masyhur adalah:
- Maulana Muhammad Yusuf, Maulana Inamul Hasan, Maulana Izharul Hasan dan para pengajar di Kashiful Ulum Delhi
- Maulana Mufti Mahmud Hasan Ganggohi, pengajar hadits di Darul Ulum Deoband
- Maulana Munawwar Husein, Syaikhul Hadits di Darul Ulum Lathifi Kethar
- Maulana Abdul Jabbar, Syaikhul Hadits di Jamiah Qasimiah Shahi Muradabad
- Maulana Akbar Ali Saharanpuri, pengajar di Madrasah Mazahirul Ulum dan juga pengajar hadits di Darul Ulum Karachi, Pakistan
- Maulana Ubaidillah Belyawi, pengajar hadits di Madrasah Kashiful Ulum Delhi
- Mufti Muzaffar Husein, pengajar hadits dan wakil Madrasah Mazahirul Ulum Saharanpur
- Maulana Muhammad Yunus Jupuri, Syaikhul Hadits Madrasah Mazahirul Ulum Saharanpur
- Maulana Muhammad Aqil, pengajar hadits di Madrasah Sadhar Mudarisin juga di Madrasah Mazahirul Ulum Saharanpur
- Maulana Ashik Ilahi Balanshari, pengajar hadits di Madrasah Darul Ulum Karachi
- Maulana Muhammad Salman, pengajar hadits di Madrasah Mazahirul Ulum Saharanpur
- Maulana Taqiyuddin, pengajar hadits
- Maulana Bashir Ahmad, pengajar hadits di Darul Ulum Tanbu di Rangoon
- Dr. Mustafa al-Siba’i
- Syaikh Abd. al-Fattah Abu Ghuddah
- Dr. Muhamamad ‘Alawi al-Maliki
- Syaikh Muhammad Taha al-Barakati
Bagi kami, menjadi satu kebanggaan dan suatu kelayakan bagi kami amal tauladan diri kami, bahwa dalam masa yang amat lama beliau telah sudi mendidik kami semata-mata karena Allah Swt padahal beliau melakukan itu semua tanpa menerima bentuk bayaran (baik gaji, bantuan, dll) dari pihak madrasah. Memang pada masa permulaannya, beliau terpaksa menerima sekedar upah mengajar beliau karena dipaksa oleh masyaikh madrasah. Namun pada keesokan harinya beliau telah kembalikan seluruh uang upah itu kembali ke madrasah.
Semoga Allah Swt memberi taufiq-Nya kepada kita semua untuk mengikuti tauladan beliau yang suci lagi mulia. Mengenai hal ini dengan lebih terperinci, pembaca budiman boleh merujuk kitab Tarikh Mazahir, Jilid II.
Umumnya, seorang yang mahir dalam bagian pertama, ia tidak mahir dalam bagian kedua. Dan jika ia mahir dalam bagian kedua, ia tidak mahir dalam bagian pertama. Dan seseorang yang sudah biasa dengan bagian kedua, maka ia tidak menjaga dan menegakkan adab serta peraturan dalam bagian pertama. Akan tetapi Syaikh Muhammad Zakariyya telah berjaya sempurnakan 2 bagian tersebut dalam setiap karyanya.
Beberapa contoh beliau dalam bagian pertama ialah kitab Awjazul Masalik dan Lami’ud Dararai dan contoh umum dari bagian kedua ialah kitab Hikayatus Sahabah dan Fadhail Amal, mengandung Fadhilah Solat, Ramadhan, Zikir, Al-Quran, Haji, Sedeqah, Tabligh dan Selawat. Dan contoh karya beliau terkumpul kedua bagian itu secara bersamaan ialah kitab Jami’ Shamail Tirmidzi dan Syarah Khasail Nabawi” [Shawaih Yusufi, Lucknow, hal 129]. Judul dan kandungan risalah ini adalah berkenaan surat-surat pertanyaan berkaitan dengan kitab Fadhail Amal beliau, yang telah dikumpulkan dari masa ke masa. Syaikh Muhammad Zakariyya rah. telah menjawab semua surat-surat pertanyaan dan kritikan tersebut dengan menunjukkan kesabaran yang tinggi dan berhemat luas serta kebijaksanaan yang jitu. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa Allah Swt telah mengaruniai dari khazanahNya beberapa bagian kelembutanNya kepada beliau.
Surat dari Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki r.h kepada Sheikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al Kahdahlawi r.h.
Di bawah adalah Surat dari Al Allamah Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki r.h kepada Ulama’ besar hadits, Sheikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al Kahdahlawi r.h. yaitu Penyusun Ayat-ayat Manzil dan Kitab Fadhail Amal:
“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Yang Terulung, Ulama Hadits yang teralim. Yang memiliki keturunan yang cemerlang, Yang senantiasa diliputi keberkahan, Imam, Pendakwah, Tuan saya juga guru saya: Sheikh Maulana Zakariyya semoga senantiasa dilindungi Allah.
Assalamualaikum wa Rahmatullah
Saya mengucapakan Selamat Tahun Baru Hijriah. Semoga Allah menghasilkan kemakmuran, keberkatan, kegembiraan dan kemesraan. Amin.
Saya mengucapakan berbanyak terima kasih atas kesudian tuan mengirimkan kepada saya naskah kitab yang terulung, terkenal dan isi serta uraiannya yang amat disanjung, “Bazlul Majhud”, yang mana ia diperindah lagi dengan uraian tuan. Semoga Allah memelihara, menjaga dan senantiasa bersama tuan serta memanjangkan umur tuan di dalam ketaatan dan kecemerlangan di dalam penghambaan diri padaNya. Dan juga semoga IaNya membolehkan kami mengambil menafaat dari tuan. Semoga tuan senantiasa diliputi kemakmuran.
Yang Hina dan disayangi,
Muhammad ibn ‘Alawi al-Maliki
(Khadam Kepada pelajar Universiti Umm al-Qura dan Masjidil Haram)
04/01/1394 H
Rujukan : Fihrist Ta’lifat-e-Shaykh, Volume 1, p. 346 (Saharanpur: Maktabah Yadgar-e-Shaykh, Ramadhan 1417H / Januari 1997 ) oleh Maulana Sayyid Muhammad Shahid Saharanpuri.
Dikutip dari: Salafy Tobat
Subhanallah
ReplyDeleteSubhanallah
ReplyDelete