Syekh Muhammad Abdul Ghufron Al-Jawi Al-Bantani. Kyai gaek yang selama ini selalu sembunyi di dalam terang, ditahun 2020 kini mulai menampakan diri. Kyai yang terlahir dari racikan tangan Abuya Mama Armin Cibuntu ini mulai santer terdengar namanya.
Dalam waktu yang relatif singkat kemunculan cicit Syekh Nawawi Al Bantani ini langsung menghipnotis banyak orang dan menggemparkan dunia per-Ulama-an di Nusantara.
Kyai yang pernah dikubur hidup-hidup selama empat puluh hari empat puluh malam, lalu melakukan perjalanan Musyafir keliling nusantara dan banyak negara selama empat puluh tahun dengan BERJALAN KAKI NYEKER. Setelah sekian lama bersembunyi, kini Murid dari Abuya Mama Armin Cibuntu ini mulai menampakan batang hidungnya. Kemunculan Kyai yang satu ini mencuri perhatian banyak orang. Selama sembunyi bertahun-tahun lamanya, beliau menyibukkan dirinya menulis kitab dengan menggunakan bahasa Suryani, dan kini beliau telah merampungkan 500 kitab.
Sontak saja kemunculannya menjadi buah bibir dikalangan kyai muda dari berbagai pengasuh ponpes dan para santri. Karya beliau "Kitab SAWAMI Kalam SURYANI" ditulis menggunakan bahasa yang terbilang langka, yaitu menggunakan bahasa Nabi Adam AS.
Selain menguasai bahas suryani, sufi yang satu ini juga fasih banyak bahasa seperti Ibrani, bahasa burung, bahasa binatang buas, bahkan beliau juga menguasai bahasa jin.
Kyai yang akrab dengan sebutan Abuya Mama Ghufron Al Bantani atau Abah Ghufron mengaku pernah dihubungi beberapa negara seperi Beirut (Lebanon), Turki, Mesir dan banyak lagi, yang menyatakan ketertarikannya untuk mencetak kitab-kitab karya beliau karena ditulis dengan menggunakan bahasa langka. Dan dapat dipastikan di era modern seperti saat ini hanya Abuya Mama Ghufron Al Bantani lah yang mampu menjinakan bahasa suryani. Ketertarikan tidak berhenti sampai disitu, beberapa negara di Timur Tengah pun menawarkan bekerjasama kepada beliau untuk mendirikan Universitas Suryaniah, universitas yang mempelajari bahasa Suryani.
Mursyid TQN ini menjawab tawaran itu dengan elegan. Unyut saya (Syekh Nawawi Al Bantani) menulis dan mencetak kitab di Timur Tengah, saya Ghufron mau menulis kitab dan mencetaknya di tanah Jawa. Sebelumnya tawaran juga datang dari beberapa Ulama yang menyatakan ketertarikannya untuk memiliki Kitab karya-karya beliau, tidak tanggung-tanggung sampai ada yang menawarkan tiga ratus ribu rupiah untuk perkitabnya. Bisa dibayangkan berapa pundi-pundi uang yang bisa beliau dapatkan jika perkitabnya ditawar tiga ratus ribu rupiah? Dan sementara beliau telah menyelesaikan lima ratus kitab. Jadi 300.000 x 500 ini nilai yang sangat fantastis bukan?
Tapi lagi lagi tawaran itu tidak membuat beliau bergeming. Saya belum mendapatkan petunjuk langit untuk mengedarkan kitab ini, kalau pun suatu saat nanti kitab ini beredar hasilnya akan saya gunakan untuk membayar hutang Negara, dan setengah lagi akan saya berikan untuk Rakyat. Karena saya kasih sayang semua yang ada di Negeri kita yaitu Indonesia, tutur pengarang Hizib Ghufroni ini.
Mendengar jawaban beliau saya hanya bisa terdiam dan merenung, ternyata Kyai yang satu ini benar benar telah selesai dengan dirinya sendiri. Apa lagi melihat cinta bangsa dan Negara di dadanya sangat patut untuk dijadikan contoh sebagai pemantik menumbuhkan jiwa nasionalisme kepada generasi muda.
Rasanya sangat pantas dan tidak berlebihan jika SINUHUN PAKOE BOEWONO XIII Memberikan gelar KEBANGSAWANAN baru-baru ini, apa lagi beliau juga berdedikasi tinggi, serta berpartisipasi aktif dalam mencerdaskan kehidupan generasi muda penerus bangsa. Dengan cara menggratiskan total Pesantrennya kepada siapa pun yang ingin menimba ilmu Agama di pondoknya, adalah wujud nyata kepedulian beliau kepada sesama.
Kyai nyentrik yang satu ini memang punya rasa yang berbeda. Beliau selalu membuka pintu Pesantrennya kepada siapa pun yang ingin berkunjung. Bahkan setiap Rabu malam beliau juga menggelar pengajian rutin Kitab SAWAMI Kalam SURYANI di Aula Pesantrennya.
Ini menjadi bagian yang paling menarik, beliau selalu meyakinkan jama'ahnya dengan berkata "KALIAN YANG PERNAH MENGINJAKKAN KAKI di PONDOK SAYA, BAIK YANG KELIHATAN ATAU PUN YANG TIDAK KELIHATAN SAYA BERANI BERTANGGUNG JAWAB di DUNIA dan AKHIRAT. DAN KALIAN YANG PERNAH MENGIKUTI PENGAJIAN KITAB SAWAMI SAYA SIAP BERTANGGUNG JAWAB di DUNIA dan AKHIRAT, TAGIH SAYA di DALAM KUBUR".
Tidak main-main Mursyid TQN ini siap bertanggung jawab dunia akhirat. Ini yang membuat Kyai gondrong yang satu ini punya rasa yang berbeda dengan yang lainnya. Dengan kerendahan hati saya tidak bermaksud membanding bandingkan, tapi rentetan fakta dan penyataan yang rasanya sulit untuk terbantahkan.
Saya amat sangat merekomendasikan generasi muda agar meluangkan waktunya men-Sowani beliau. Kalian akan sangat rugi kalau tidak pernah bertemu beliau, karena Ulama seperti ini sangat sulit dijumpai saat ini bahkan sudah tergolong langka
Post a Comment Blogger Disqus