Maka ketika pertama kali ia menerima surat dari Gus Dur, Nuriyah ogah-ogahan dan berkomentar, “Ah Abdurrachman lagi Abdurrachman lagi”
Namun keraguan Nuriyah berubah menjadi simpati ketika dalam sebuah suratnya Gus Dur mengeluhkan bahwa ia tidak naik tingkat karena terlalu aktif di PPI (Persatuan Pemuda Indonesia) di Mesir.
Maka lewat surat balasannya, Nuriyah pun tersentuh dan mencoba menghibur. “Masak manusia harus gagal dalam segala-galanya?” tulis Nuriyah. “Gagal dalam studi, paling tidak berhasil dalam hal jodoh”. Begitu menerima surat itu, Gus Dur pun sangat bahagia dan langsung meminta Ibunya untuk segera melamar Nuriyah.
Pihak keluarga meminta kakek Gus Dur dari garis Ibu, KH. Bisri Syansuri, yang berusia 68 tahun untuk mewakili mempelai pria. Tak pelak para hadirin kaget saat menyaksikan acara Ijab Kabul. Mereka merasa iba pada Nuriyah. “Kasihan ya Si Nuriyah, suaminya tua banget”
Maka sepulang sekolah dari Irak dan melanglangbuana di Eropa, aksi pertama yang dilakukan Gus Dur adalah mengulang proses akad nikah. Pernikahan Sinta Nuriyah dengan mempelai yang asli.
Sumber: @alaqsake
Post a Comment Blogger Disqus
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.