Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Kewalian adalah sebuah pemahaman yang tidak akan pernah bisa ditulis di dalam buku-buku. Kewalian adalah rahasia-rahasia di balik rahasia-rahasia. Sesuatu yang berasal dari Nabi SAW pada hati-hati para awliya, bukan pengetahuan lewat kata-kata namun lewat perbuatan. Jangan mengira para awliya menerima dirinya untuk menjadi awliya jika tidak untuk meningkatkan para pengikutnya ke maqam mereka, khususnya ketika sedang memberi nasihat. Mereka tidak mau membiarkan murid-muridnya tertinggal. Mereka meningkatkan maqam pengikutnya ke tahap yang sesuai dengan topik yang sedang diajarkan melalui kehidupan spiritual mereka. Kalian tidak merasakannya pada tubuh fisik kalian, karena roh kalian masih terkungkung dalam sangkar tubuh.
Namun beliau mampu membuat roh kalian merasakannya tanpa kalian menyadarinya. Seperti seorang dokter yang mengoperasi pasiennya. Pasien tidak merasakan apa pun, namun merasakan dirinya telah sembuh. Itulah yang dilakukan oleh para awliya. Beliau mengoperasi kalian, namun kalian tidak merasakan apa pun. Tetapi dalam kehidupan spiritual kalian, dalam realitas, kalian telah sembuh.
Jika kalian sedang mencium spiritualitas, maka aroma itu membuat kalian mabuk cinta terhadap Syekh. Jika Syekh membuka lebih lagi, kalian tidak hanya mabuk, kalian akan seperti tetangga Nabi Musa AS. Salah seorang tetangga Musa AS pernah berkata, ”Wahai Musa AS, karena engkau akan pergi ke bukit Sinai dan berdialog dengan Tuhanmu – tolong katakan pada-Nya agar mengirimi aku cinta, karena aku tidak memiliki rasa cinta bagimu dan Dia. Biarkan Dia kirimkan cinta, agar hatiku bahagia.”
Ketika sampai di Sinai dan telah menyelesaikan apa yang ingin dilakukan, Nabi Musa AS lupa akan pesan tetangganya, Allah SWT-lah yang mengingatkan beliau.
“Wahai Musa AS, mengapa engkau lupakan tetanggamu? Bukankah engkau berjanji padanya untuk menyebutnya dalam Hadirat-Ku?“
“Ya Tuhan, maafkan aku.”
“Apa yang dia minta?”
“Dia membutuhkan cinta.”
“Apa yang dia minta?”
“Dia membutuhkan cinta.”
“Pulanglah dan katakan pada tetanggamu, Aku sedang mengirim cinta sekecil atom ke dalam hatinya.”
“Ya Allah SWT, mohon kirimkan lebih dari itu, Engkaulah Yang Maha Pemurah.”
“Tidak. Itu sudah cukup.”
Musa AS kembali ke rumahnya dan mencari tetangganya. Ketika beliau menemukannya, tetangga itu tidak lagi berada di dunia ini. Matanya terbuka lebar, kedua tangannya terangkat ke atas, mulutnya menganga. Dia tidak bergerak sedikit pun ataupun merasakan sesuatu. “Oh tetanggaku,” kata Musa AS “Kabar baik, Tuhan sedang mengirimkan sebutir cinta pada hatimu.” Namun tetangganya itu demikian asyiknya sehingga tidak merasakan kehadiran Musa AS. Allah SWT pun memanggil Musa AS dan mengatakan, “Ya Musa AS, walaupun engkau menggiling tubuhnya, dia tidak akan merasakan apa pun, dia hanya merasakan Aku.”
Cinta seperti itulah yang ingin dikirimkan Syekh pada hati murid-muridnya. Murid-murid akan meninggalkan apa pun dan lari mengejar Syekhnya tanpa menyadari apa yang sedang mereka lakukan. Syekh masih memegang kunci akan cinta itu dan belum membukanya. Beliau membukanya sedikit, setetes demi setetes. Itulah yang kini sedang mengendalikan kita, aroma dari setetes cinta. Belum lagi setetes, belum pula sekecil atom, hanya aromanya saja. Jika beliau membuka setetes cinta saja, kalian pun akan meleleh.
Ada pelajaran di sini, bahwa jika kalian menghilangkan eksistensi kalian di hadapan Syekh, maka beliau akan membuat kalian ‘mati sebelum mati.’ Namun tidak seorang pun yang siap membawa rahasia besar itu agar Syekh dapat menghiasi muridnya dengan segala kekuatan beliau. Syekh tidak menahan kekuatan spiritual itu bagi diri beliau sendiri. Beliau ingin memberikannya. Namun kalian harus datang dan mengambilnya. Setiap orang sadar akan dirinya sendiri, apakah dia sedang mengambilnya atau tidak.
Syekh muncul dalam mimpi-mimpi, muncul dalam penampakan spiritual, ataupun muncul sekilas saja. Namun ketika kalian mampu melihat Syekh sedang duduk bersama kalian secara nyata (tanpa kehadiran tubuh fisiknya) maka kalian telah mencapai apa yang beliau inginkan. Itulah caranya agar bisa duduk dengan Syekh walaupun beliau telah meninggal dunia. Jangan mengira para awliya sedang duduk di makam di mana dulu kalian terakhir meninggalkannya. Mereka sudah tidak lagi berada di sana, mereka telah berpindah tempat. Namun bila kalian datang, memberi salam dan memanggil beliau, mereka akan datang dan muncul di sana. Mereka berada di hadirat Nabi SAW dan malaikat-malaikat yang memindahkan tubuh-tubuhnya.
Itulah bagaimana para awliya mentransfer kekuatan mereka dan mendatangi para pengikutnya. Bagi mereka, kehidupan ini dan akhirat adalah sama saja. Mereka dapat duduk-duduk dan mengundang yang lain untuk ikut serta. Bagi mereka hal itu amat mudah, namun bagi kita amat sulit. Kita harus melatih diri kita dalam asuhan mereka. Cara yang paling ampuh bertemu dengan Syekh adalah dengan meditasi/muraqaba. Jagalah konsentrasi hati pada Syekh kalian di sepanjang malam hari. Beliau akan mulai nampak dan akan semakin sering muncul. Penampakan itu akan semakin jelas sampai kalian mampu berbicara dengan beliau secara langsung, bahkan bersalaman dengan beliau. Sebenarnya tidak susah.
Awliya asal Mesir, Ahmad ar-Rufa’i al-Kabir QS datang ke makam Nabi SAW dan mengatakan, “Inilah sang pemerintah para hantu sedang bertemu dengan manusia yang paling nyata! Mohon ulurkan tanganmu agar aku dapat menciumnya.” Dari makam Nabi SAW, sebuah tangan putih mulai muncul dan Sayyidina Ahmad QS menciumnya tiga kali. Setiap beliau menciumnya, Nabi SAW mentransfer pengetahuan dari hatinya pada hati Ahmad QS. Tiga samudra pengetahuan pun telah dialirkan pada beliau.
Jika kalian mencapai maqam ini, kalian akan sangat beruntung. Kalian akan memahami rahasia-rahasia Syekh. Dan bila belum mencapainya, kalian masih dianggap anak-anak yang masih harus diberi permen. Semoga Allah SWT memberi kita kedewasaan di hadapan Syekh dan membantu kita memberi kekuatan di mana setiap Syekh ingin murid-murid mencapainya.
Wa min Allah at-tawfiq bi hurmat al-Fatiha.
Post a Comment Blogger Disqus