Syekh Hisyam Kabbani
Zawiyah Fenton, Michigan; 19 September 2015
[Syekh Hisyam memulai Khatm dan memberi penjelasan surgawi dari masing-masing bagian secara mendetail.]
A`uudzu billahi min asy-Syaythani ‘r-rajiim. Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahiim. Allaahumma shalli wa sallim wa baarik `alaa Sayyidina Muhammad (s).
Nawaytu ‘l-arba`iin, nawaytu ‘l-`itikaaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ‘r-riyaadha, nawaytu ‘s-saluuk, lillahi ta`ala fii hadza ‘l-masjid.
1. Asy-hadu an laa ilaaha illa-Llaah wa asy-hadu anna Muhammadan `abduhu wa rasuuluh. (3 kali)
Lihatlah–SubhaanAllah, permulaan dari Khatm seperti permulaan bagi setiap non-Muslim untuk memasuki Islam, yakni Syahaadah. Khatm al-Khwajagan sebagaimana Sayyidina `Abdul-Khaliq al-Ghujudawani (q) mengatakan bahwa beliau menerima awrad itu secara langsung dari Sayyidina Muhammad (s)– ia mempunyai tiga kali Syahaadah ini (di awal) untuk bersaksi dan menyaksikan diri kalian sendiri, “Wahai diriku! Ke mana pun engkau pergi, kau akan berakhir di satu tempat, kau akan berakhir dalam Syahaadah.” Ketika kalian melakukan Syahaadah, kalian berada di Tangan Allah, kalian berada di Hadirat Ilahi:
يد الله مع الجماعة
Tangan Allah bersama jemaah.
“Tangan Allah bersama jemaah, bersama kelompok.” Mana yang dimaksud ‘kelompok’ di sini? Yadullahi ma`a al-jama`ah–ketika kita mengucapkan, Asy-yadu an laa ilaaha illa-Llaah kita menyaksikan bahwa Allah adalah Sang Pencipta dan Tangan Allah akan datang pada kita, karena yadullahi ma`a al-jama`ah, ‘jama`ah’ di sini adalah dalam penafsiran, bukan dalam arti harfiah, dalam arti harfiah, itu artinya “sekelompok orang” — jadi Tangan Allah ada ‘di atas’ sekelompok orang dan kita sebagai individu, ditafsirkan bahwa kita adalah sekelompok organ tubuh, kita adalah suatu kelompok yang menyelaraskan segala sesuatu bersama-sama, seperti sekelompok insinyur dan doktor jenius, mereka bersama-sama meletakkan suara ini, pekerjaan ini, ibadah ini dari setiap organ untuk menyelaraskan tubuh kalian, dan ketika kalian mengucapkan, “Asy-hadu an laa ilaaha illa-Llaah” seluruh tubuh kalian, seluruh sistem kalian menyingkirkan racun dan mendapatkan Keindahan Allah dan Ampunan Allah, jadi marilah kita ucapkan lagi, “Asy-hadu an laa ilaaha illa-Llaah wa asy-hadu anna Muhammadan `abduhu wa rasuuluh.”
Ruh itu, Ruuh asy-Syahaadah, ruh atau rahasia dari mengucapkan Syahaadah, kekuatan, qudrah, ketika kalian mengucapkan Asy-hadu an laa ilaaha illa-Llaah, Allah senang! Kekuatan, qudrah seperti apa yang akan dibusanai Allah kepada kalian? Dia akan membusanai kalian pada saat ini, mengampuni kalian dari segala dosa yang telah kalian lakukan sebelumnya dan membusanai kalian dengan busana yang tidak membiarkan pasukan Iblis menyerang kalian, jadi marilah kita ucapkan lagi, “Asy-hadu an laa ilaaha illa-Llaah wa asy-hadu anna Muhammadan `abduhu wa rasuuluh.”
2. Istaghfirullah, istaghfirullah, istaghfirullah… (25 kali)
Syekh membaca doa, “Allahumma Yaa Musabbib al-Asbab, Yaa Mufattih al-Abwaab, Yaa Muqallib al-quluubi wa ’l-abshaar, Yaa Daliil al-mutahayyiriin, Yaa Ghiyats al-mustaghiitsiin, Yaa Hayyu, Yaa Qayyum, Yaa Dzu ’l-Jalaali wa ‘l-Ikraam! Wa ufawwidhu amri ‘l-Llah, innAllaha bashiirun bi ‘l-`ibaad.”
Rabitatu usy-syariif: pertautkan kalbu kalian dengan kalbu syekh, dan dari beliau kepada kalbu Nabi (s), Nabi (s) akan menghubungkan kalian dengan Hadratillah.
Fatihah 7 kali
[Mawlana menghentikan zikir.]
Di sini kita mengucapkan, “Astaghfirullah al-`Azhiim”. Ketika kalian memutuskan untuk masuk Islam, kalian mandi dan dengan masuk Islam dan mengucapkan Syahaadah kalian menyirami diri kalian dengan Maqaam at-Tawhiid, kalian memohon agar Allah (swt) membusanai kalian untuk menjadi seorang muwahid (orang yang mengesakan Allah), menjadi hamba yang baik, menjadi seorang yang setiap saat mengucapkan, “Asy-hadu an laa ilaaha illa-Llaah wa asy-hadu anna Muhammadan rasuulullah”, kalian mempersiapkan diri kalian untuk memasuki Hadirat Ilahiah itu dan Allah menyambut kalian, tetapi kalian mempunyai dosa dan Allah (swt) ingin kalian beristighfar untuk memastikan bahwa setiap dosa akan terlepas dari kalian tanpa tersisa.
Itulah sebabnya sebagaimana disebutkan dalam banyak kisah bahwa ruh atau rahasia kekuatan Khatm al-Khawajagan diberikan kepada Khawaja `Abdul-Khaliq al-Ghujdawani (q) oleh Nabi (s) dalam sebuah ru’yah, penglihatan spiritual; beliau (s) membusanainya dengan kekuatan itu agar dapat pindah dari syaqaawa menjadi sa`ada, dari akhir yang buruk menjadi akhir yang baik. Oleh sebab itu Allah (swt) mengubah semua pengikut yang berasal dari Tarekat Naqsybandi, Allah (swt) mengubah mereka semua dari syaqaawa menjadi sa`ada, dan itu juga untuk tarekat lainnya. Setiap tarekat mempunyai mempunyai jalannya masing-masing. Jadi setiap kali kita membaca istighfaar 25 kali, bahkan satu istighfaar pun membersihkan kita dan 25 istighfaar; jumlah yang muncul kepada Sayyidina `Abdul Khaliq al-Ghujdawani (q) sudah tentu membersihkan kita sepenuhnya. Dan 25 adalah 2+5=7, berhubungan dengan 7 lathaa’if (pusat energi di dalam tubuh manusia).
Semoga Allah (swt) memberkati kita dengan itu semua. Ketika kalian telah diberkahi sekarang dan dosa-dosa kalian telah diampuni atas Perintah Allah, apa yang akan kalian rayakan? Cinta kepada Sayyidina Muhammad (s), menyebutnya dengan membaca shalawaat asy-Syarifah 10 kali, “Allahumma shalli `alaa Muhammadin wa `alaa aali Muhammadin wa sallim.” Ketika kita membaca istighfaar, Allah (swt), dengan Rahmat-Nya yang tak terbatas pada setiap Muslim dan Mukmin, ingin agar kita memasuki rahasia Al-Qur’an itu, karena itu adalah konstitusi Muslim dan kita harus mengikutinya,
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
Tinggalkanlah apa yang dilarang oleh Nabi (s) dan terimalah apa yang beliau perintahkan. (Surat al-Hasyr, 59:7)
Kalian harus percaya dengan apa yang Allah berikan kepada kalian [Nabi (s) membawa Al-Qur’an untuk kita] dan Qur’an adalah Kalamullah, jadi Allah ingin agar kalian masuk membaca al-Qur’an dengan membaca al-Fatihah terlebih dahulu, karena dikatakan bahwa, al-fatihatu qalbu ’l-qur’an, Fatiha adalah qalb (jantungnya) Al-Qur’an.
Sebagaimana Yasiin adalah qalbu ’l-qur’an dan Fatihah qalbu ’l-Yasiin dan Fatihah adalah rahasia di mana seluruh makna dari al-Qur’an masuk ke dalam Fatihah dan itulah sebabnya mereka meminta kita sebelum shalawaat, untuk membaca Fatihah tujuh kali.
Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahiim. (al-Fatihah).
3. Allahumma salli `alaa Muhammadin wa `alaa aali Muhammadin wa sallim…
Ketika kita membaca shalawaat setelah membaca Surat al-Fatihah, Allah (swt) memanggil hamba-Nya, Sayyidina Muhammad (s) dengan mengatakan, “Kami telah–Alam nashrah laka shadrak–melapangkan dadamu agar engkau bahagia, bahagia dengan umatmu, bahagia dengan dirimu untuk mereka semua, bahwa Kami telah membukakan rahasia Syahaadah; rahasia Tawhiid dan Kami telah menghilangkan dosa-dosa mereka, dan Kami menjadikan mereka bersih sepenuhnya dan beban mereka yang kau tanggung telah diampuni.” Jadi itulah sebabnya kita membaca alam nasyrah laka shadrak, Surat al-Insyirah 7 kali.
Surat al-Insyirah 7 kali
Ikhlaash asy-Syarifa–sekarang kita masuk ke dalam Samudra Tawhiid, setelah mensucikan diri kita, setelah bershalawat atas Nabi (s), Nabi (s) bahagia dengan kita, Allah bahagia dengan kita; jalan terbuka bagi setiap dzaakir, bagi setiap orang yang berzikir, jalannya terbuka untuk memasuki Maqaam al-Ikhlaash membaca Qul hu Allah Ahad.
Surat al-Ikhlaash 11 kali
Fatihah 7 kali
Shalawaat 10 kali
Kita akhiri dengan shalawaat atas Nabi (s) sebagaimana syuyuukh kita, mereka mengatakan, “Setiap amal yang kalian lakukan, bungkuslah dengan shalawaat atas Nabi (s),” dan tidak seorang pun dapat mendekatinya, Iblis dan pasukannya tidak dapat mendekatinya, orang yang jahat tidak dapat mendekatinya, amal itu aman bagi kalian hingga Hari Kiamat dan itu akan dikelilingi oleh malaikat dan lingkaran-lingkaran malaikat itu berada di sekeliling kita sampai ke Langit.
Sekarang pembacaan al-Qur’an.
Atas perintah Syekh, seseorang akan membaca al-Qur’an.
Kemudian Ihda, Syekh mempersembahkan bacaan tadi sebagai hadiah kepada Nabi (s) dan kepada para syekh di Tarekat Naqsybandi dan tarekat-tarekat lainnya.
Itulah Dzikir Naqsybandi Shagir (kecil), zikir itu berakhir di sini. (Zikir) satunya lagi menggunakan batu.
Dzikir Jahar/zikir dengan suara dikeraskan
F`alam annahu Laa ilaha il-Laah
Apa yang kita lakukan sekarang, dzikir jahar adalah tashabuhun bi thuruq ukhraa, kita ingin berbagi dengan tarekat lainnya, zikir mereka, jadi kita mencoba melakukan zikrullah dengan suara keras–meniru mereka, mereka lebih banyak melakukannya–untuk memastikan bahwa kita bersatu dalam berbagai hal dan untuk menunjukkan persatuan di antara tarekat Sufi yang berbeda. Zikir dengan suara dikeraskan (jahar) biasanya bukan untuk para pengikut Naqsybandi; mereka melakukannya dalam hati (khafi), tetapi Mawlana Syekh (q) mendapati bahwa hal itu perlu di zaman sekarang, karena begitu banyak orang yang masuk Islam dan juga Muslim yang tidak melaksanakan praktik-praktik di dalam Islam, agar mereka melakukannya dan bersama-sama melakukan zikrullah ini dengan menyebut Asmaul Husna wal Sifat.
Setiap Nama dan Sifat Allah mempunyai rasa manisnya masing-masing. Setiap Nama mempunyai makna dan itu seperti mata air makna yang tidak pernah berakhir. Kalian juga bisa pergi ke perpustakaan yang saya miliki di bawah, di dalam rumah dan melihat ribuan buku; dan itu yang tidak pernah berakhir, buku-buku baru berdatangan sepanjang masa mengenai keindahan Asmaul Husna wal Sifat! Itulah sebabnya `alaa bi dzikrullah tathma’in al-quluub.
Allah
HasbunAllah wa ni`ama ’l-wakiil.
Ketika kalian pulang, kalian membawa buku-buku kalian, setiap orang membawa bukunya, setiap murid membawa catatan [amalnya] pada akhir setiap hari, ini adalah buku kita untuk Akhirat dan segala yang kita lakukan ada di dalam buku kita untuk Akhirat. Kita akan mempunyai banyak buku untuk dibawa ke Akhirat, insyaa-Allah kita mempunyai banyak buku yang baik dan meninggalkan buku-buku yang buruk di dunia, dan Allah akan mengampuni kita.
Hari ini, lihatlah Khatm al-Khwajagan ini adalah mesin utama di Bahr al-Qudrah, zikrullah, yang saya maksud, Khwajaagan adalah zikrullah, dan itu adalah sebuah mesin di Bahrul Qudrah dan kita semua berputar dan memperoleh kekuatan darinya.
Jika kalian ghaniyy, kaya, kalian pasti kaya dari amal-amal yang diterima oleh Allah (swt), kalau tidak maka kalian miskin. Hari ini salah satu dari orang yang terkaya di dunia–ayahnya kehilangannya [Syekh Mohammad bin Rashid Al-Maktoum, penguasa di Dubai] pada usia 33 tahun. Apa yang ia bawa bersamanya? Ia tidak dapat membawa gedung-gedung bersamanya, ia tidak dapat membawa apa-apa dari dunia ini. Ia hanya membawa amalnya! Kita memohon kepada Allah (swt) agar tidak menghakimi kita dengan amal kita karena kita tidak tahu [apa yang akan terjadi] sebagaimana Nabi (s) bersabda,
من حوسب عذب
(Yaa `Aisya!) Barang siapa yang akan dihisab, ia pasti akan diazab. (Bukhari)
“Barang siapa yang akan dihisab, niscaya ia akan diazab.” Semoga Allah tidak mengazab kita dan semoga Allah membusanai kita dengan busana surgawi yang tak berakhir, insyaaAllah.
© Copyright 2015 Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected
by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.
Post a Comment Blogger Disqus