Sebelum Nabi Nuh pergi meninggalkan kaumnya dengan perahu yang besar, ia berkata, “Bismillâhi majrehâ wa mursâhâ” (QS. Hud 41).
Dengan ucapan itu, majulah perahu itu. Perahu itu bergerak dengan nama Allah.
Nabi Nuh memberi contoh bagaimana menggerakkan sesuatu dimulai dengan nama Allah, dan bahwa yang dilakukan oleh Nabi Nuh bukan kehendaknya, tetapi kehendak Allah.
Puncak dari perjalanan kepada Allah adalah ketika kehendak seorang hamba sudah bersatu dengan kehendak Allah.
Ada beberapa tahap perjalanan menuju Allah:
- Ketika seseorang mendahulukan kehendaknya daripada kehendak Allah.
- Ketika seseorang mendahulukan kehendak Allah daripada kehendaknya.
Mari kita serahkan diri kita untuk Allah tanpa menyisakan sedikit pun kehendak untuk kita.
Dalam Hadits Qudsi Allah SWT berfirman:
يقولُ اللّهُ عَزَّوجلَّ: وعِزَّتي وجَلالي ... لايُؤثِرُ عَبدٌ هَوايَ على هَواهُ إلّا استَحفَظتُهُ مَلائكَتي، وكَفَّلتُ السَّماواتِ والأرَضِينَ (الأرضَ) رِزقَهُ، وكُنتُ لَهُ مِن وراءِ تِجارَةِ كُلِّ تاجِرٍ، وأتَتهُ الدُّنيا وهِيَ راغِمَةٌ.
"Demi Keagungan dan Kemuliaan-Ku ... tidaklah seorang hamba menyukai Keinginan-Ku di atas keinginan sendiri kecuali Aku melindunginya dengan malaikat-Ku, dan memenuhi langit dan bumi untuk rezekinya. Aku akan berada di belakang setiap transaksinya ketika ia melakukan dengan setiap pedagang, dan dunia akan datang kepadanya dengan pasti."
Post a Comment Blogger Disqus