Allah Bayar Tunai Satu Sarung Dengan Satu Truk Sarung
Semasa hidup Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang dan dalam keadaan sehatnya, beliau senantiasa melaksanakan shalat lima waktu di masjidnya, yang tidak jauh dari kediamannya.
Suatu hari tatkala Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi akan menunaikan Shalat Dzuhur berjamaah di masjid, datanglah seorang pengemis yang berpapasan dengan Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi di depan rumah beliau.
“Apa yang bisa saya bantu untuk anda?” Ujar Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi kepada pengemis itu.
Dijawab oleh pengemis: “saya butuh sarung.”
“Maaf saya belum punya yang baru, bagaimana kalau minta yang lainnya?” Iba al-habib ali bin abdurrahman al-habsyi pada waktu itu.
Kata si pengemis: “tidak. Saya hanya mau sarung! Dan sarungnya yang engkau pakai ya habib!”
“Tidakkah bisa minta yang lainnya? Karena saya ingin segera ke masjid. Bersediakah yang lainnya saja?” Begitu Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi menimpali.
Lalu si pengemis itu berkata: “katanya engkau seorang habib, katanya kau Ali Habsyi, mana Ali Habsyi yang saya dengar?”
Mendengar yang demikian itu kemudian Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi berkata kepada pengemis: “tunggulah sebentar saya ke dalam dulu.”
Dengan bergegas Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi masuk ke dalam rumahnya untuk menemui istrinya. Lalu beliau bertanya pada sang istri: “wahai istriku, apa masih ada sarung di lemari?”
“Tidak ada ya Abah. Sarungnya lagi dicuci, baru saja saya jemur.” Sahut sang istri.
“Ada juga sarung buat saya pakai sehari-hari.” Tambah sang istri menjawab.
Lalu Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi berkata lagi pada istrinya: “sudah ambilkan saja sarungmu buat kupakai untuk sembahyang.”
Beranjak sang istri mengambil sarungnya di lemari untuk diserahkan pada sang suami, sambil penuh tanya: “ya abah ini gak salah? Ini sarung buat wanita, bedakan sarung buat lelaki dan wanita? Dan yang abah pakai bukannya masih bersih?”
Dijawab oleh Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi: “iya, ini sarung yang saya kenakan ternyata ada peminatnya, jadi harus segera kuserahkan. Dan sarungmu ini biar sementara saya kenakan buat sembahyang.”
Setelah rapi melipat dan membungkus kain sarungnya, Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi bergegas memberikannya kepada pengemis itu seraya berkata: “ini sarungnya semoga manfaat.”
Kemuduian dijawab oleh si pengemis: “ini baru Ali Habsyi. Semoga Allah berikan yang berlipat.”
Lalu pengemis itu pamit kepada Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi untuk undur diri. Akhirnya Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi pun menuju ke masjid dengan mengenakan sarung khusus wanita bermotif kembang-kembang namun tertutup oleh jubahnya, hingga orang pun tidak memperhatikannya.
Setelah selesai memimpin shalat, Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi beranjak menuju ke rumahnya. Sesampainya di depan rumah, Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi mendapati satu buah mobil truk besar sedang menurunkan beratus-ratus sarung. Lalu Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi pun bertanya-tanya: “ini punya siapa?”
Dijawab oleh sopir mobil truk itu: “ini hadiah sarung dari surabaya untuk Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi di Kwitang.”
Mendengar jawaban dari sopir tadi Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi hanya bisa berucap: “Allah telah berikan kontan.” (Habib Ahmad bin Faqih Basyaiban)
Post a Comment Blogger Disqus