Selama hidupnya, KH. Ali Mas’ud sangat ringan tangan. Beliau sering menjadi rujukan para kiai di Jawa Timur untuk memecahkan problematika umat Islam.
Makam Gus Ud, begitu warga Sidoarjo mengenal KH. Ali Mas’ud, terletak di Pagerwojo, Sidoarjo. Gus Ud ikut berkiprah menyebarkan Islam dengan berdakwah kepada tamu-tamu yang datang ke rumahnya.
Dia memang tak membangun pesantren, tapi muridnya tersebar di penjuru Jawa dan luar Jawa. Hidayatullah, salah satu cucu keponakan Gus Ud menuturkan, kakeknya itu memang tidak mau langsung membuka pesantren.
”Kalau menyiarkan agama Islam secara langsung tidak, tapi beliau memberi wejangan kepada siapa pun tamunya yang datang. Beliau juga menjadi rujukan kiai yang ada di Jawa Timur untuk memecahkan masalah terkait agama Islam.” Gus Ud, kata Hidayatullah, lahir pada 1908 di Sidoarjo.
Ali Mas’ud kecil yang masih berusia 5 tahun sudah menunjukkan kelebihannya. Dia tidak pernah sekolah, tidak bisa membaca dan menulis. Namun dia, lanjut Hidayatullah, bisa membaca Al Qur’an dan kitab-kitab lainnya sehingga wajar, kalau beliau jadi rujukkan kiai di Jawa Timur untuk memecahkan masalah keislaman.
”Gus Ud mempunyai Ilmu Laduni sehingga beliau mempunyai kelebihan dibanding orang lain pada kebanyakan. Sampai beliau wafat pada 1979 sampai sekarang, banyak yang berziarah ke makamnya. Terutama malam Jumat Legi,” papar Hidayatullah yang juga pemangku Majelis Taklim Gus Ud. Bagi warga Sidoarjo, ulama yang dulunya akrab dipanggil Gus Ud dan kini lazim dipanggil Mbah Ud, merupakan ulama yang tidak menyandang gelar.
Pasalnya, sebagai orang yang mempunyai kelebihan, dia tidak mau menunjukkan. Bahkan, dalam turut menyiarkan agama Islam, dia menggunakan kelebihannya itu untuk memberi pemahaman bagi umat muslim dan nonmuslim. Hidayatullah menceritakan, Mbah Ud pernah menulis surat ke KH. Rodi Krian, terkait permasalahan yang ditanyakan.
Karena dia tidak bisa menulis, di atas kertas putih dia torehkan pensil membentuk garis bergelombang. Anehnya, KH. Rodi bisa mengerti guratan pensil yang dibubuhkan oleh Mbah Ud.
”Kalau peringatan wafatnya Mbah Ud, 27 Rajab mesti ramai penziarah. Bagi warga Sidoarjo, Mbah Ud bukan hanya kiai yang mempunyai kelebihan, bisa mengobati orang sakit dan kelebihan lainnya. Namun, beliau juga ikut menyiarkan Islam melalui pemikirannya,” ujar Supriadi, warga Sidoarjo yang kerap berziarah ke makam suami almarhumah Nyai Dewi itu. Mbah Ud tidak mempunyai keturunan, sehingga saat ini yang merawat makam dan mushala peninggalannya adalah cucu dari adik dan kakak Mbah Ud.
Silsilah Al Mukarrom KH. Ali Mas’ud
Nabi Muhammad SAW
][
Sayyidah Fatimah + Sayyidina Ali Bin Abi Thalib
][
Sayyidina Husain
][
Ali Zainal Abidin
][
Muhammad Albaqir
][
Ja’far Ash Shadiq
][
Ali
][
Isa Annaqib
][
Alwi
][
Muhammad
][
Alwi
][
Abdillah
][
Ahmad Al Muhajir
][
Ali Kholi’ Qosam
][
Muhammad Shohib Mirbath
][
Alwi
][
Abdul Malik
][
Abdillah Khan
][
Ahmad Syah Abdil Jalal
][
Jamaluddin
][
Ali
][
Abdillah Umdatuddin (Sepupu Sunan Ampel)
][
][
Khodijah
][
][
Ali Akbar
][
Badar
][
Amir Qosim
][
Shoniah
][
Umi Kulsum + Zainal Abidin (Tambak Sumur)
][
Asyfiyah + Muhayyin
][
Zarkasyi (Sono)
][
KH. Sa’id (Sono)
][
KH. Ali Mas’ud (Pagerwojo)
Mistikus Cinta Ziarah Makam KH. Ali Mas’ud (Pagerwojo) tanggal 25 Juli 2013 M. / 17 Ramadhan 1434 H. Waktu Ashar.
Post a Comment Blogger Disqus