Nama lengkapnya Khabbab bin al-Urt bin Jundalah bin Sa’ad bin Khazimah bin Ka’ab bin Sa’ad bin Zaid bin Tamim at-Tamimy. Nama panggilannya Abu Yahya.
Suatu hari kabilahnya di serang oleh kabilah lain. Serangan kabilah itu sungguh dahysat sehingga banyak wanita-wanita yang ditawan, anak-anak dan juga harta dirampas. Beliau termasuk diantara orang-orang yang ditawan. Hingga kemudian kabilah itu menjualnya (Khabbab) di pasar Nakhosin, Mekkah. Beliau dibeli oleh saudagar kaya bernama Ummu Anmar al-Khoza’iyah karena badannya bersih, pintar dan kuat. Di kemudian hari beliau dibawa ke tukang besi untuk diajari cara membuat pedang. Karena kepintarannya, dalam waktu tidak terlalu lama beliau sudah menguasa cara membuat pedang.
Beliau termasuk golongan orang-orang yang masuk Islam pada awal kelahiran Islam. Ibn Sa’ad menceritakan, “Beliau dijual di Mekkah kemudian bergabung dengan bani Zahrah dan masuk Islam. Beliau termasuk ‘musthad’afun’ (orang-orang yang lemah). Menurut al-Barudy beliau masuk Islam nomer ke enam dari enam sahabat. Beliau termasuk orang yang berani menunjukkan keislamannya secara terang-terangan. Karena keislamannya, banyak siksaan dan cobaan yang datang dari orang-orang yang benci kepada Islam.
Bahkan siksaan itu datang dari tuannya, Ummu Anmar. Suatu hari tubuhnya ditindihi batu besar setelah bajunya dilepas dari tubuhnya. Betapa sakit punggung beliau menahan batu besar itu. Bayangkan tubuh kecil dipaksa untuk menahan batu besar!!! Beliau tetap sabar menahan pedihnya penderitaan yang dialaminya. Mendengar penderitaan yang dialaminya, Rasulullah berdo’a untuknya “Ya Allah, berilah pertolongan kepada Khabbab”. Firman Allah, “Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar…(QS. al-Ankabut: 2-3)
Ketika umat Islam diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah, Rasulullah memberikan izin kepada beliau untuk ikut berhijrah bersama mereka. Namun beliau tidak langsung meninggalkan Mekkah hingga do’anya dikabulkan Allah. Ummu Amnar, bekas tuannya diazab oleh Allah. Tiba-tiba kepalanya kesakitan dan belum pernah merasakan sakit semacam itu. Dan juga meraung-raung kesakitan bagaikan gonggongan anjing. Sudah dicari obatnya tapi tidak ditemukan. Tuannya yang dulu menyiksa, sekarang dibalas oleh Allah.
Untuk mengingkat tali persaudaraan diantara para sahabat, Rasulullah pernah memperkenalkan beliau dengan Jabir bin ‘Atik. Selama berjuang bersama Rasulullah beliau ikut dalam semua peperangan. Diantara orang yang meriwayatkan hadits dari beliau adalah Abu Umamah dan anaknya, Abdullah bin Khabab, Abu Mu’ammar, Qis bin Hazim dan Masruq.
Beliau diberi umur panjang hingga kholifah yang ke-empat. Beliau wafat di Kuffah. Beliau adalah sahabat pertama yang dikuburkan di sana. Suatu hari Ali r.a. melewati kuburannya sambil berdo’a, “Semoga Allah berikan rahmat kepada Khabbab yang telah masuk Islam bukan karena paksaan, berhijrah karena taat dan menjalani hidupnya untuk berjihad.”
Sumber:
Meniti Jalan Para Sahabat
Meniti Jalan Para Sahabat
Post a Comment Blogger Disqus