..Wahai Tuhan! Mohon sampaikan (nikmat yang engkau berikan) kepada orang-orang setelahku
Nama lengkapnya Abdullah bin Amru bin Haram al-Anshory. Biasa dipanggil Abu Jabir. Mengenai tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti.
Manusia tidak tahu kapan datangnya hidayah Allah dan bagaimana datangnya. Hanya saja hati manusia berada dalam genggaman tangan Allah yang mampu membalik hati siapa yang dikehendaki. Begitu juga dengan sejarah keislaman beliau. Dulunya beliau adalah penyembah berhala. Ka’ab bin Malik bercerita, “Suatu hari kami keluar untuk berhaji dan kami berjanji kepada Rasulullah untuk melakukan sumpah setia (Bai’ah) di sela-sela hari tasyrik. Setelah selesai haji dan malam yang kita janjikan, kami membawa Abdullah bin Amru bin Haram, orang yang paling terpandang diantara kami. Kami pun merahasiakan tentang indentitas beliau dari orang-orang musyrik Quraisy agar tidak diketahui. Kami pun berbincang-bincang. Akhirnya kami bertanya kepada beliau, “Wahai Abu Jabir, kamu adalah tuan yang kami hormati dan orang terpandang dari kami. Kami merasa takut sekiranya besok kamu menjadi api neraka.” Kemudian kami mengajak beliau untuk mempelajari Islam. setelah itu kami bagitahu dia bahwa kami punya janji dengan Rasulullah untuk berjumpa di Aqobah. Tak lama kami pun berjumpa dengan Rasulullah. Akhirnya beliau dengan hati yang ikhlas menyatakan diri masuk Islam. Beliaupun ikut memberikan sumpah setia…”(lihat Ibn Hisyam).
Pada waktu kaum Anshor yang berjumlah 70 orang melakukan sumpah setia (bai’ah) kepada Rasulullah yang kedua, beliau ikut dalam sumpah setia itu. Bahkan Rasulullah memberikan kepercayaan untuk menjadi salah satu pemimpin orang-orang yang melakukan sumpah setia. Yaitu mewakili dari kabilah bani Salamah. Setelah kembali ke Madinah, seluruh jiwa dan hartanya diserahkan untuk perjuangan Islam.
Diantara peperangan yang diiukuti adalah perang Badr dan Uhud. Pada waktu perang Uhud Jabi bin Abdullah bercerita; “Suatu malam ayahku memanggilku pada waktu hendak di mulai perang Uhud. Ayahku berkata “rasanya sayalah yang akan terbunuh diantara para sahabat dalam perang ini. semoga saja saya orang pertama yang mati syahid. Demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih saya cintai setelah Rasulullah melainkan dirimu. Saya mempunyai hutang. Maka kelak kalau saya wafat bayarlah hutangku dan berilah nasehat kepada saudaramu yang lain.”
Esok harinya umat Islam keluar rumah untuk menghadapi kaum kafir Quraisy. Mereka datang dengan tentara yang tidak sedikit. Terjadilah peperangan yang sangat hebat. Awalnya dimenangkan oleh umat Islam. Sekiranya para pemanah patuh kepada perintah Rasulullah agar tetap berjaga di tempatnya dan tidak keluar dari tempatnya, niscaya kemenangan bagi umat Islam hingga akhir peperangan. Saat pasukan pemanah tidak patah dengan perintah Rasulullah, maka pasukan kafir Quraisy mengempur habis-habisan sehingga umat Islam dapat dikalahkan. Diantara pahlawan umat Islam yang gugur dalam perang itu adalah Abdullah bin Amru bin Haram.
Selesai perang, umat Islam mengumpulkan pasukannya yang wafat. Jabir pun ikut mencari dimana ayahnya. Setelah itu Jabir menjumpai mayat ayahnya yang tidak bernyawa. Jabir dan beberapa keluarganya menanggisi kematian ayahnya. Tiba-tiba Rasulullah datang sambil berkata; “Tanggisi atau tidak kalian tanggisi..Malaikat akan memberikan pelindungan dengan sayapnya..”
Dari Jabir bin Abdullah diceritakan bahwa setelah ayahnya wafat Rasulullah berkata padanya, “Wahai Jabir, bukankah sudah saya bagitahu apa yang difirmankan Allah kepada ayahmu?” “Betul.” “Allah tidak bicara kepada seseorang melainkan di balik tabir. Dan Allah bicara dengan ayahmu secara langsung (tidak di balik tabir). Allah berfirman; “Wahai hambaku berharaplah kepadaku niscaya saya penuhi.” Ayah Jabir berkata; “Wahai Allah, hidupkan kembali aku kedunia supaya dapat berperang lagi. Allah berfirman; “Mereka yang sudah meninggal tidak akan dihidupkan kembali.” Ayah Jabir berkata; “Wahai Tuhan! Mohon sampaikan (nikmat yang engaku berikan)kepada orang-orang setelahku.” Setelah itu turunlah firman Allah dalam surah Ali-Imron ayat 169; “Janganlah kalian mengira bahwa mereka yang mati syahid itu mati tapi sebenarnya mereka masih hidup di sisi Allah mereka diberi riski…”
Semua pejuang muslim yang mati syahid di perang Uhud di kuburkan langsung di tempat itu. Waktu itu Jabir hendak membawa mayat ayahnya ke Madinah, hanya saja Rasulullah perintahkan untuk dikubur di tempatnya. Rasulullah bersabda, “Tutupilah mayat mereka dengan pakian yang menempel saja. Saya menjadi saksi atas kematiannya.”(Ibn Sa’ad :3/2/105)
Giliran mayat Abdullah bin Amru bin Harram untuk dikubur Rasulullah berkata, “Kuburkan Abdullah bin Amru dan Amru bin al-Jumuh dalam satu liang kubur. Sebab keduanya pada waktu hidupnya sahabat yang saling mencinta.”
Sumber:
Meniti Jalan Para Sahabat
Meniti Jalan Para Sahabat
Post a Comment Blogger Disqus