Mursyid ke-2
Abu Bakar ash-Shiddiq RA (Semoga Allah ridha kepadanya)
Hanya satu malam saja, sang bulan mengarungi gugusan bintang
Mengapakah mi'raj kau bantahkan? Sang Nabi-Mutiara indah tak terkirakan bagaikan beratus-ratus rembulan .
Ia yang hanya dengan sedikit pergerakan terbelah dualah sang rembulan.
Keajaiban ditunjukkannya sesuai batas pemahaman
Semesta tak bertepi dan kerlip bintang, di sanalah segala urusan para nabi dan utusan
Lampauilah semesta, Lampauilah perputarannya, Kan kau lihat segala urusan yang dimaksudkan(Rumi, Matsnawi)
Rahasia diteruskan dan mengalir dari Guru seluruh ummat, Rasulullah saw kepada Khalifah Pertama, Imam dari semua Imam Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Melalui beliau agama mendapat dukungan dan kebenaran dilindungi. Allah menyebut dan memujinya dalam beberapa ayat al-Qur’an yang suci, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka kelak Kami sediakan jalan yang mudah.” (QS. Al-Lail 5-7). “Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling bertaqwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi dia (memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.” (QS. Al-Lail 17-20)
Ibn al-Jawzi menyatakan bahwa seluruh ulama Muslim dan para Sahabat yakin bahwa ayat-ayat tersebut merujuk kepada Abu Bakar. Di antara orang banyak, beliau dipanggil dengan sebutan “Al-Atiq,” artinya “yang paling shaleh dan dibebaskan dari api neraka.” Ketika ayat 56 Surat al-Ahzab diturunkan, yaitu bahwa, “Allah dan malaikatnya bershalawat kepada Rasulullah,” Abu Bakar bertanya apakah beliau termasuk yang mendapat berkah tersebut. Kemudian ayat 43 diturunkan dan dinyatakan bahwa, “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab: 43)
Ibn Abi Hatim menerangkan bahwa ayat ke-46 Surah Ar-Rahman merujuk kepada Abu Bakar ash-Shiddiq, “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” (QS. Ar-Rahman: 46) dan Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS. Al-Ahqaf (15-16))
Ibn `Abbas berkata bahwa ayat ini merupakan deskripsi tentang Abu Bakar ash-Shiddiq, Allah memuliakan dan mengangkat kedudukannya di antara seluruh Sahabat Rasulullah. Selanjutnya Ibn `Abbas mencatat bahwa ayat 158 Surah Al-Imran diturunkan dengan merujuk kepada Abu Bakar dan ‘Umar, “Mintalah nasihat mengenai masalah-masalah penting kepada mereka.” (QS. Al-Imran (158) Akhirnya, kehormatan terbesar bagi Abu Bakar yaitu dalam menemani Rasulullah dalam hijrahnya dari Makkah ke Madinah, ditunjukkan oleh ayat: Ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At-Tawbah (40))
Sebagai tambahan terhadap pujian Allah kepadanya, Abu Bakar ash-Shiddiq juga menerima pujian dari Rasulullah dan para sahabatnya. Hal ini dicatat dalam banyak riwayat hadits yang terkenal. Rasulullah bersabda, "Allah akan menunjukkan Keagungan-Nya kepada orang-orang secara umum, tetapi Dia akan menunjukkannya secara khusus kepada Abu Bakar.” "Tidak pernah matahari menyinari seseorang lebih terang daripada Abu Bakar, kecuali dia seorang nabi.” "Tak satu pun yang diturunkan kepadaku yang tidak kuberikan ke dalam hati Abu Bakar.” “Tidak ada seseorang pun di mana aku mempunyai kewajiban tetapi tidak perlu membayar utangku kembali kecuali Abu Bakar, karena Aku berhutang banyak kepadanya dan Allah akan menggantinya di Hari Pembalasan nanti.”
“Jika aku akan mengangkat seorang sahabat karib (khalil) selain Tuhanku, aku akan memilih Abu Bakar." "Abu Bakar tidak mendahuluimu karena banyak melakukan shalat atau puasa, tetapi karena rahasia yang ada dalam hatinya.” Bukhari meriwayatkan dari Ibn `Umar bahwa, "Di masa Rasulullah kita tidak mengenal seseorang yang lebih tinggi daripada Abu Bakar ash-Shiddiq , lalu `Umar , dan `Utsman." Bukhari juga meriwayatkan dari Muhammad ibn al-Hanafiya (putra ‘Ali) bahwa, “Aku bertanya kepada ayahku, ‘Siapa orang terbaik setelah Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Abu Bakar .’ Aku bertanya, ‘Siapa lagi?’ Beliau berkata, ‘Umar ’ Saya takut berikutnya beliau akan mengatakan ‘Utsman, jadi aku berkata, ‘lalu bagaimana dengan engkau sendiri?’ Beliau menjawab, ‘Aku hanya orang biasa saja.’”
Tabarani meriwayatkan melalui Mu`adz bahwa Rasulullah bersabda, “Aku mempunyai pengelihatan spiritual di mana aku diletakkan di salah satu timbangan dan ummatku berada di sisi yang lain dan ternyata aku lebih berat. Kemudian Abu Bakar di tempatkan di satu sisi dan ummatku di sisi yang lain, ternyata Abu Bakar lebih berat. Kemudian ‘Umar diletakkan di satu sisi dan ummatku di sisi yang lain, ternyata ‘Umar lebih berat. Kemudian ‘Utsman diletakkan di satu sisi dan ummatku di sisi yang lain, ternyata ‘Utsman lebih berat. Lalu timbangan itu terangkat.” Hakim meriwayatkan bahwa `Ali pernah ditanya, ‘Wahai Penguasa yang beriman, terangkanlah kepada kami tentang Abu Bakar.” Beliau menjawab, “Beliau adalah orang yang Allah panggil dengan sebutan ash-Shiddiq di lidah Rasulullah dan beliau adalah seorang khalif (penerus) Rasulullah. Kita menerimanya untuk agama kita dan kehidupan dunia kita.”
Banyak hadits lain yang menunjukkan pencapaian Abu Bakar ash-Shiddiq yang lebih tinggi dibandingkan para Sahabat yang lain. Abu Bakar merupakan teman terbaik dan sahabat tercinta dari Rasulullah. Selama hidupnya beliau diberkati untuk menjadi orang yang pertama dan utama, baik dalam hal keyakinan, dukungan, maupun cinta terhadap Rasulullah. Untuk itu beliau diberi kehormatan dengan gelar ash-Shiddiq, atau yang benar. Beliau adalah orang dewasa pertama yang merdeka yang menerima Islam dari tangan Rasulullah. Beliau tidak pernah bergabung untuk menyembah berhala yang dilakukan para leluhurnya. Beliau memeluk Islam tanpa keraguan. Bertahun-tahun kemudian Rasulullah mengingatkan, “Setiap kali Aku menawarkan Islam kepada seseorang, orang itu selalu menunjukkan keengganan atau keraguan dan mencoba untuk berargumentasi. Hanya Abu Bakar yang menerima Islam tanpa keraguan dan argumentasi.”
Beliau yang pertama dalam hal dukungan spiritualnya. Beliau selalu kukuh dalam memberi dukungannya selama masa-masa sulit di Makkah. Beliau yang pertama berbicara ketika terjadi kejadian-kejadian di luar pemahaman akal, khususnya di antara Muslim baru, seperti halnya dalam kasus Isra’ dan Mi’raj. Kemudian di Madinah ketika perjanjian Hudaybiya ditandatangani, hanya Abu Bakar yang kukuh imannya. Beliau menasihati para sahabatnya agar tidak bersifat kritis, melainkan tetap patuh dan setia kepada Rasulullah. Beliau juga yang pertama dalam hal bantuan material. Ketika Muslim lain memberi banyak harta untuk memperkuat iman mereka, Abu Bakar adalah orang pertama yang memberikan seluruh harta yang dimilikinya. Ketika ditanya apa yang ditinggalkan untuk anak-anaknya, beliau menjawab, Allah dan Rasulullah.” Ketika mendengar ini ‘Umar berkata, “Tidak ada yang bisa melebihi Abu Bakar dalam memberi pelayanan kepada Islam."
Beliau juga yang pertama dalam hal keramahan dan belas kasihan kepada mukmin pengikutnya. Sebagai pedagang yang sangat makmur, beliau selalu memperhatikan orang yang lemah dan miskin. Beliau membebaskan 7 orang budak sebelum meninggalkan Makkah, di antaranya termasuk Bilal. Beliau bukan hanya membelanjakan uangnya yang sangat banyak untuk membebaskan mereka tetapi beliau juga membawa mereka ke rumahnya dan mendidik mereka. Ketika beliau menjabat sebagai khalifah beliau berkata, Tolonglah Aku, jika Aku benar dan koreksilah Aku jika Aku salah. Orang-orang yang lemah di antara kalian harus menjadi kuat bersamaku sampai atas Kehendak Allah, haknya telah disyahkan. Orang-orang yang kuat di antara kalian harus menjadi lemah bersamaku sampai, jika Allah menghendaki, Aku akan mengambil apa yang harus dibayarnya. Patuhilah Aku selama Aku patuh kepada Allah dan Rasulullah, bila Aku tidak mematuhi Allah dan Rasulullah, jangan patuhi Aku lagi.”
Di masa-masa awal agama Islam, penafsiran mimpi dianggap sebagai praktek spiritual. Hanya mereka yang mempunyai hati yang suci dan pengelihatan spiritual yang bisa mengalami mimpi yang bermakna, dan hanya mereka yang hatinya suci dan mempunyai pengelihatan spiritual yang dapat menafsirkan mimpi tersebut. Abu Bakar merupakan penafsir mimpi yang terkenal. Rasulullah sendiri hanya akan berkonsultasi dengan beliau dalam mencari kejelasan tentang mimpi kenabiannya. Sebelum perang Uhud, Rasulullah dalam mimpinya melihat bahwa beliau menggembalakan ternak, tetapi beberapa di antaranya telah disembelih. Pedang yang beliau pegang patah. Abu Bakar menafsirkan bahwa binatang yang telah disembelih menunjukkan adanya kematian beberapa Muslim, dan pedang yang patah menandakan akan ada salah satu kerabat Rasulullah yang meninggal. Sayangnya kedua prediksi ini menjadi kenyataan dalam perang Uhud.
Abu Bakar juga seorang penyair sebelum menjadi Muslim. Beliau dikenal dengan deklamasinya yang luar biasa dan ingatannya yang sempurna terhadap puisi yang panjang yang menjadi kebanggaan bangsa Arab. Kualitas ini menjadikan beliau menonjol dalam Islam. Bacaan Qur’annya sangat jelas dan menyentuh sehingga banyak orang yang masuk Islam hanya karena mendengar bacaan beliau ketika sedang berdo’a. Orang-orang Quraisy berusaha melarang beliau berdo’a di halaman rumahnya untuk menghindari agar orang-orang tidak mendengarnya.
Juga karena ingatannya, banyak Hadits penting yang sampai pada kita sekarang. Di antaranya adalah hadits yang menunjukkan tata-cara shalat yang benar dan yang menjelaskan secara spesifik mengenai proporsi yang tepat dalam zakat. Tetapi tetap saja di antara ribuan Hadits yang telah dibuktikan kesahihannya, hanya 142 saja yang berasal dari Abu Bakar. Putri beliau, ‘Aisya menyatakan bahwa ayahnya mempunyai buku berisi lebih dari 500 Hadits tetapi suatu hari beliau menghancurkannya. Pengetahuan yang tetap disembunyikan oleh Abu Bakar adalah yang berhubungan dengan pengetahuan surgawi, `ilmu-l-ladunni, yang menjadi sumber bagi pengetahuan para Wali, pengetahuan yang hanya dapat diteruskan dari hati ke hati.
Meskipun beliau seorang yang lemah lembut, beliau juga menjadi orang pertama dalam pertempuran. Beliau memberi dukungan kepada Rasulullah dalam semua kampanyenya baik dengan pedang maupun dengan nasihatnya. Ketika yang lain gagal dan melarikan diri, beliau tetap berada di sisi Rasulullah yang tercinta. Diriwayatkan bahwa suatu ketika ‘Ali bertanya kepada para sahabat siapa yang mereka anggap paling berani. Mereka menjawab bahwa ‘Ali-lah yang paling berani. Tetapi beliau menjawab, “Bukan! Abu Bakar-lah yang paling berani. Dalam perang Badar di mana tidak ada satu pun yang berdiri untuk menjaga Rasulullah shalat, Abu Bakar berdiri dengan pedangnya dan tidak membiarkan musuh mendekat.”
Sudah tentu beliau yang menyusul Rasulullah sebagai Khalifah dan pemimpin yang jujur. Beliau mendirikan Departemen Keuangan Umum (Baytu-l-mal) untuk memelihara orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Beliau juga yang pertama dalam mengkompilasi seluruh al-Qur’an dan menyebutnya sebagai "Mushaf." Dalam hal transmisi spiritual, beliau adalah orang pertama yang memberi instruksi dalam metode membaca Kalimat (La ilaha ill-Allah) yang keramat untuk memurnikan hati dengan cara berdzikir, dan sampai sekarang, metode itu masih dilakukan dalam thariqat Naqsybandi.
Meskipun Allah memuliakan Abu Bakar dengan menjadikannya orang yang pertama dalam segala hal, Allah bahkan memberinya kemuliaan lebih banyak ketika beliau memilih untuk menjadi yang kedua. Karena Abu Bakar satu-satunya sahabat Rasulullah dalam hijrahnya dari Makkah ke Madinah. Mungkin sebutan akrab bagi beliau adalah "yang kedua di antara berdua ketika mereka berada dalam gua," seperti yang telah disebutkan dalam Surat 9:40. Umar ra berkata, “Aku berharap suatu hari nanti, seluruh amal dalam hidupku akan setara dengan amalnya.” Ibn `Abbas berkata bahwa suatu hari Rasulullah sakit. Beliau pergi ke masjid dengan kepala yang ditutupi sehelai kain. Beliau duduk di mimbar, dan berkata, “Jika Aku harus mengangkat seseorang sebagai teman akrabku (khalil), Aku akan memilih Abu Bakar, tetapi teman terbaik bagiku adalah persahabatan dalam Islam.”
Kemudian beliau memerintahkan agar semua pintu rumah di sekitar masjid yang terbuka ke arah masjid Rasulullah agar ditutup kecuali pintu milik Abu Bakar. Dan pintu itu tetap terbuka sampai hari ini. Keempat Imam dan Masyaikh Naqsybandiyya memahami dari Hadits tersebut bahwa seseorang yang mendekati Allah melalui ajaran dan tauladan Abu Bakar akan menemukan dirinya melewati satu-satunya pintu yang tetap terbuka kepada Kehadirat Rasulullah.
Dari Kata-katanya
“Tidak ada pembicaraan yang baik jika tidak diarahkan untuk memperoleh ridha Allah. Tidak ada manfaat dari uang jika tidak dibelanjakan di jalan Allah. Tidak ada kebaikan dalam diri seseorang jika kebodohannya mengalahkan kesabarannya. Dan jika seseorang tertarik dengan pesona dunianya yang rendah, Allah tidak akan ridha kepadanya selama dia masih menyimpan hal itu dalam hatinya.” “Kita menemukan kedermawanan dalam Taqwa (kesadaran akan Allah), kekayaan dalam Yaqin (kepastian), dan kemuliaan dalam kerendahan hati.” Waspadalah terhadap kebanggan sebab kalian akan kembali ke tanah dan tubuhmu akan dimakan oleh cacing.”
Ketika beliau dipuji oleh orang-orang, beliau akan berdo’a kepada Allah dan berkata, “Ya Allah, Engkau mengenalku lebih baik dari diriku sendiri, dan Aku lebih mengenal diriku daripada orang-orang yang memujiku. Jadikanlah Aku lebih baik daripada yang dipikirkan oleh orang-orang ini mengenai diriku, maafkanlah dosa-dosaku yang tidak mereka ketahui, dan janganlah jadikan Aku bertanggung jawab atas apa yang mereka katakan.” “Jika kalian mengharapkan berkah Allah, berbuatlah baik terhadap hamba-hamba-Nya.” Suatu hari beliau memanggil ‘Umar dan menasihatinya sampai ‘Umar menangis. Abu Bakar berkata kepadanya, “Jika engkau memegang nasihatku, engkau akan selamat, dan nasihatku adalah ‘Harapkan kematian selalu dan hidup sesuai dengannya.’”
“Mahasuci Allah yang tidak memberi hamba-hamba-Nya jalan untuk mendapat pengetahuan mengenai-Nya kecuali dengan jalan ketidakberdayaan mereka dan tidak ada harapan untuk meraih pencapaian itu.” Abu Bakar berpulang ke Rahmatullah pada hari Senin (seperti halnya Rasulullah) antara Maghrib dan ‘Isya pada tanggal 22 Jumadil Akhir, 13 AH. Semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian. Rasulullah pernah berkata kepadanya, “Abu Bakar, engkau akan menjadi orang pertama dari ummatku yang masuk Surga.” Rahasia Kenabian diteruskan dari Abu Bakar kepada penerusnya, Salman al Farsi.
Nama Mata Rantai Emas Naqsybandi
Nama Mata Rantai Emas Naqsybandi telah mengalami perubahan dari abad ke abad. Semenjak masa Abu Bakar ash-Shiddiq hingga masa Bayazid al-Bistami Ø dinamakan ash-Shiddiqiyya. Dari masa Bayazid Ø hingga masa Sayyidina Abdul Khaliq al-Ghujdawani Ø dinamakan at-Tayfuriyya. Dari masa Sayyidina Abdul Khaliq al-Ghujdawani Ø hingga masa Syah Naqsyband Ø dinamakan Khwajaganiyya. Dari masa Syah Naqsyband Ø hingga masanya Sayyidina Ubaidullah al-Ahrar Ø dan Sayyidina Ahmad Faruqi , dinamakan Naqsybandiyya.
Naqsybandiyya berarti ‘mengikat Naqsy dengan baik’. Naqsy adalah ukiran Nama Allah yang sempurna dalam hati murid. Semenjak masa Sayyidina Ahmad al-Faruqi Ø hingga masa Syaikh Khalid al-Baghdadi Ø dinamakan Naqsybandi-Mujaddidiyya. Sejak masa Sayyidina Khalid al-Baghdadi Ø hingga masa Sayyidina Syaikh Isma’il Syirwani Ø dinamakan Naqsybandiyya-Khalidiyya. Sejak masa Sayyidina Isma’il Syirwani Ø hingga masa Sayyidina Syaikh ‘Abdullah ad-Daghestani Ø, dinamakan Naqsybandi-Daghestaniyya. Dan kini dikenal dengan nama Naqsybandiyya-Haqqaniyya.
Mengenai Thariqat Naqsybandi
Thariqat Naqsybandi yang paling mulia merupakan sebuah sekolah pemikiran dan praktek yang berdiri di muka barisan kelompok yang menyebarluaskan kebenaran dan memerangi kebathilan serta ketidakadilan, khususnya di Asia Tengah dan India di masa lampau, di Cina dan Uni Soviet di masa modern, serta di Eropa dan Amerika Utara belakangan ini. Syaikh-Syaikh Naqsybandi yang berperan di bidang politik, sosial, pendidikan dan spiritual dalam masyarakat mereka, berperilaku berdasarkan Kitab Suci al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw.
Thariqat Naqsybandi yang paling mulia adalah jalan yang dianut oleh para Sahabat Rasul dan orang-orang yang mengikutinya. Thariqat ini tersusun atas peribadatan yang terus-menerus dalam setiap tindakan, baik luar maupun dalam, dengan disiplin yang lengkap dan sempurna berdasarkan Sunnah Rasulullah . Hal tersebut berisikan pemeliharaan adab pada tingkat tertinggi dan dengan tegas meninggalkan bid’ah dan interpretasi bebas dalam kebiasaan-kebiasaan umum dan perilaku pribadi. Juga memiliki elemen menjaga kesadaran akan Hadirat Allah, Yang Maha Kuasa dan Maha Agung, menuju peniadaan diri sendiri dan pengalaman yang sempurna akan Hadirat Ilahi. Thariqat ini merupakan cerminan sempurna dari kesempurnaan tertinggi. Merupakan jalan pensucian diri dengan jalan perjuangan yang paling sulit, pergulatan melawan ego. Dia bermula di tempat di mana yang lain berakhir, dalam ikatan Cinta Ilahiah yang sempurna, yang telah dianugerahkan kepada Sahabat Rasulullah yang pertama, Abu Bakar ash-Shiddiq.
Abu Bakar dan Benih Iman yang Tersembunyi
Mawlana Syaikh Nazim Adil, Mercy Oceans Book Two
Rasulullah bersabda bahwa buku catatan (amal) setiap orang akan ditutup ketika dia sudah meninggal, kecuali untuk 3 golongan. Yang pertama adalah mereka yang mengajak orang lain ke jalan yang benar melalui tulisan atau bukunya. Selama ada yang memperoleh petunjuk lewat tulisannya, dia masih mendapat rahmat Allah. Yang kedua adalah orang yang mengeluarkan sejumlah amal jariyah. Selama orang masih memanfaatkan pemberiannya itu, buku catatannya masih tetap ditulis setiap saat. Yang ketiga adalah orang yang meninggalkan anak yang saleh yang terus mendo’akannya. Selama mereka masih berdo’a, buku catatan orang tuanya tidak tertutup.
Allah Maha Mengetahui dan Dia membuat jalan bagi keimanan sesorang, orang tua dan leluhur anda, bahkan pada saat terakhir sekalipun. Kita harus bersyukur dengan rahmat Allah tersebut. Jika Allah memberikan izin perantaraan kepada Saya, Saya akan meminta untuk semua leluhur anda. Grandsyaikh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani bercerita tentang Abu Bakar as Siddiq , sahabat Rasulullah yang paling terkenal di antara sahabat lainnya. Rasulullah mengagungkan nya dengan mengatakan bahwa jika iman Abu Bakar dibandingkan dengan seluruh ummat manusia, iman yang dimilikinya masih lebih berat. Pada Hari Perjanjian setiap orang akan ditanya oleh Allah, “Apakah Aku Tuhanmu?” kita semua menjawab, “Ya, Engkau adalah Tuhan kami.” Pada hari itu kalau bukan karena jasa Abu Bakar yang mengajarkan semua orang dengan kekuatan spiritualnya, tentu tidak ada seorang pun yang bisa menjawab benar.
Grandsyaikh melanjutkan bahwa setiap orang mempunyai satu bagian iman Abu Bakar, termasuk orang yang lemah imannya. Dari bagian itu begitu banyak orang akan masuk surga, tidak peduli orang itu menjalankan shalat atau tidak. Bagian iman itu menjaga setiap orang dari akhir yang buruk dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Kalimat “Laa ilaha ilallah Muhammadur rasulullah” telah terukir dalam hati kita, hanya perlu satu kesempatan untuk menunjukkannya. Suatu ketika Saya pergi ke Madinah bersama Grandsyaikh, melewati gunung, lembah dan padang pasir yang gundul, tidak satu pun tanaman yang tampak.
Ketika kami tiba di Madinah, hujan turun selama 3 hari kemudian berhenti. 2 bulan kemudian kami kembali ke Damaskus, melewati jalan yang sama namun kali ini terlihat berbeda. Seluruh permukaan tanah dipenuhi rumput dan beraneka ragam bunga. Saya berdo’a, “Ya Allah, di mana benih-benih itu bersembunyi?” Allah telah menjaga mereka. Ketika rahmat dan kasih-sayang-Nya turun dalam bentuk hujan, dengan cepat mereka tumbuh. Begitu banyak orang yang mempunyai benih keimanan dalam hatinya. Benih itu terpendam jauh dalam hatinya dan mereka menunggu datangnya hujan rahmat. Rahmat tersebut bisa saja tertunda sampai akhir hayatnya. Ketika seseorang yang terbaring di tempat tidur menjelang ajalnya mulai menangis, maka tangisan itu akan mengundang datangnya rahmat, bahkan walaupun hanya dengan setetes air mata. Allah berfirman, “hamba-Ku menangis,” kemudian benih keimanan mulai terbuka, memenuhi hatinya sehingga hati menjadi hijau dengan cahaya keimanan yang sesungguhnya. Bagaikan gurun pasir yang ditumbuhi rerumputan, kemudian kematian datang kepadanya dan dia mulai menangis.
Itulah tandanya bahwa rahmat telah datang kepadanya. Hanya jika nyawa telah sampai ke tenggorokan lalu orang itu bersendawa barulah pintu taubat tertutup. Bisakah kalian menemukan orang yang tidak menangis menjelang kematiannya? Allah tidak pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya. Dia mempunyai rahmat yang tidak terhingga dan dalam samudera rahmat-Nya kita semua bukanlah apa-apa. Setiap saat iman berkembang dan bertambah kuat, begitu juga dengan rahmat Allah. Jika anda melihat orang yang tampaknya kurang mendapat rahmat, ketahuilah bahwa dia juga sebenarnya kurang beriman. Rasulullah telah diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Siapa pun yang ingin menjerumus kan orang lain ke dalam neraka berarti dia tidak bersama Rasulullah. Ketika Nabi Musa marah kepada Korah karena yang bersangkutan dituduh berzina, beliau melakukan shalat 2 rakaat untuk memutuskan hukuman apa yang akan diberikan.
Allah berfirman kepadanya, “Lakukan apa yang kamu suka.” Nabi Musa memerintahkan bumi untuk menelannya. Ketika Korah mulai terbenam, dia memohon kepada Nabi Musa untuk memaafkannya, Wahai Musa, demi hubungan saudara kita, maafkanlah aku.” Korah semakin dalam ditelan bumi. Kemudian dia memohon lagi, sampai 3 kali ketika akhirnya seluruh tubuhnya tenggelam dalam perut bumi. Allah memperingatkan Nabi Musa, “Wahai Musa! Mengapa kamu tidak memaafkan Korah padahal dia sudah meminta maaf berkali-kali? Dengan Kebesaran dan Kemuliaanku, jika dia memanggil Nama-Ku sekali dan memohon, ‘Ya Tuhanku! Ampunilah aku’ Aku akan segera mengampuni nya. Wahai Musa! Kamu bukanlah yang menciptakannya, jadi kamu tidak mengetahui apa-apa mengenai kasih-sayang.
Akulah Sang Pencipta, dan Aku Maha Mengetahui (mengenai) kasih-sayang kepada ciptaanku.” Allah ingin membawa orang-orang ke dalam Samudera Rahmat-Nya dengan bermacam-macam cara. Kita harus mempunyai harapan untuk memperoleh rahmat-Nya. Ini adalah salah satu atribut Ilahi dan Allah senang melihat hamba-Nya mengenakan atribut-Nya. Seperti sabda Rasulullah,“Wahai ummatku, berikanlah rahmat dan kasih-sayang kepada segala sesuatu di Bumi, sehingga Dia yang berada di Surga akan memberi rahmat dan kasih-sayang-Nya kepadamu.”
Post a Comment Blogger Disqus