Mistikus Cinta

0
Fariduddin Al Attar
Perjalanan Fariduddin al Attar

Awalnya Attar adalah seorang pengusaha toko parfum yang berhasil. Waktu itu ia sedang bekerja di tokonya, diantara barang dagangannya, ketika seorang sufi pengembara muncul di pintu dengan mata basah dengan air mata, Attar menyuruh orang itu pergi.

“Kalau saya sih tak sulit untuk pergi.” Ujar si pengembara, “Saya tidak mempunyai apa-apa yang perlu diangkut kecuali jubah ini. Tetapi bagaimana dengan engkau sendiri?” sambungnya, “Kau harus berpikir bagaimana caranya jika harus pergi dengan semua ini?” Ucapan sang sufi ini berkesan sangat mendalam di lubuk hati Attar.

Setelah berpikir, ia menjual tokonya dan bergabung dengan paguyuban tasawuf di bawah bimbingan Syaikh Ruknuddin. Kisah ini diceritakan oleh Daulat Syah dalam bukunya, “Kisah-kisah Para Penyair”. Kisah alegoris Daulat Syah ini janganlah dianggap sebagai laporan factual. Seorang wartawan, walaupun bukannya tidak mengandung fakta, yang jelas, sejarah mencatat bahwa setelah bertahun-tahun ia hidup sebagai penyair sufi kreatif dalam paguyuban Syaikh Ruknuddin, ia meninggalkan paguyuban itu dan melakukan perjalanan menuju Makkah. Kitab Tadzkiratul Awliya’ adalah terjemahan dari sejumlah kitab karya prosa satu-satunya Fariduddin Attar yang ditulis dalam pengembaraannya itu.

Dalam menulis kitab Tadzkiratul Awliya’ Attar mengikuti tradisi tasawuf yang menjadikan karya sastra bukan sebagai sarana pengungkapan diri si penulis seperti dalam tradisi Barat Modern, tetapi sebagai sarana pendidikan spiritual. Sayang penerjemah ke bahasa inggris melakukan pemerkosaan struktural terhadap karya besar ini. Sang orientalis penerjemah mengambil bagian kisahnya saja dan membuang bagian komentarnya. Kemudian penerjemah Inggris itu mengurut kisah-kisah itu secara kronologis. Dengan demikian apa yang di dapati adalah kisah-kisah lepas tanpa perangkum.

Walaupun begitu, seperti mutiara, tanpa dirangkum pun masing-masing kisah itu tetap indah dan berharga. Setidak-tidaknya satu demi satu kisah tersebut dapat di gunakan untuk membuka kelopak demi kelopak bunga rohani diri kita masing-masing. Dan memang itulah peranan kisah sufi dalam tarekat, seperti halnya koan, dalam tradisi zen, yaitu sebagai sarana pembuka tingkat-tingkat kesadaran. Tetapi berbeda dengan koan yang absurd dan anti logis itu, kisah-kisah sufi itu tetap berada dalam kerangka logika, walaupun isinya kadang-kadang bertentangan dengan hukum-hukum fisika.

Fariduddin al Attar Penyair Besar Persia

Fariduddin al Attar adalah seorang di antara penyair besar Persia. Kedudukan al Attar sebagai tokoh genius dalam kesusastraan semakin kukuh dengan adanya penyelidikan terhadap karyanya yang hingga saat ini belum tergali seluruhnya, namun tentulah menggembirakan, karena sebagian dari karya-karyanya telah berhasil diterbitkan.

Dari sekian banyak epik dan syair yang di duga sebagi karya Attar, hanya Sembilan buah yang dapat dianggap benar-benar otentik. Di antara kesembilan buah karya ini, yang termashur adalah Manthiquth Thair, sebuah alegori yang halus dan indah mengenai perjalanan sukma menuju Allah, alegori yang dapat dipahami – walaupun secara tidak sempurna benar – oleh pembaca-pembaca yang berbahasa Inggris karena adanya Bird-Parliament (Musyawarah Burung), sebuah ringkasan dari Edward Fitzgerald.

Attar dan Karyanya, "Tadzkiratul Awliya"

Di samping karya-karyanya yang berbentuk syair, masih ada sebuah yang berbentuk prosa, yaitu Tadzkiratul Awliya. Kegeniusan Attar, sudah tentu pada begian-bagian yang terpenting di dalam karyanya tidak dapat di ragukan lagi. Mungkin sekali Tadzkiratul Awliya’ diselesaikan dan diterbitkan pada masa-masa terakhir kehidupan Attar, namun sebagian daripada konsep-konsepnya telah ada ketika ia menulis syair-syair.

Hal itu kita simpulkan karena banyak hikayat-hikayat di dalam syair-syair Attar tersebut jelas berdasarkan materi-materi yang terkandung di dalam Tadzkirat. Di dalam kata pengantar Tadzkirat, Attar mengemukakan alasan-alasannya untuk menulis buku ini, tetapi ia tidak menerangkan sumber-sumber mana yang telah dipergunakannya. Alasan-alasan yang dikemukakan Attar tersebut, seperti yang diikhtisarkan oleh R.A. Nicholson, adalah sebagai berikut:
  1. Ia diminta untuk menulis buku oleh saudara-saudaranya seagama.
  2. Ia berharap agar sebagian dari para pembaca sudi mendoakan keselamatannya, yang mungkin dapat menjamin kesejahteraan di dalam kubur.
  3. Attar yakin bahwa ucapan-ucapan dari manusia suci sangat bermanfaat, sekalipun bagi orang-orang yang tidak dapat mempraktekkannya, karena ucapan-ucapan tersebut mengokohkan aspirasi dan menghancurkan keangkuhan diri.

Wafatnya

Dengan adanya berbagai studi mengenai Attar, dalam studi bibliografi, bahwa Attar meninggal dunia di antara tahun 1220 dan 1230 M dalam usia lanjut, mungkin di tangan orang-orang Mongol yang menyerang Persia. Pendapat yang biasanya kita dengar mengatakan bahwa Attar lahir pada tahun 1119 M dan dibunuh orang pada tahun 1230 M, namun umumnya pendapat ini dibantah orang. Menurut Armahedi Mahzar dalam sebuah penutup pengantar mengisahkan sebagai berikut:

Ketika tentara Jengis Khan memporak-porandakan Persia pada tahun 1220, al Attar berumur seratus sepuluh tahun, ikut tertangkap. Salah seorang serdadu Mongol berkata, “Jangan bunuh si tua Bangka ini. Saya akan bayar seribu keeping uang perak sebagai pengganti nyawanya. ”Attar mengatakan, “Tunggu dulu. Harga saya pasti lebih dari itu.” Kemudian seorang serdadu lain menawarkan sejumlah jerami. “Tukarkan nyawa saya dengan jerami itu,” kata Attar, “karena memang seharga itulah saya.” Serdadu pertama pun marah dan memenggalnya. Attar pun menjemput maut dengan kalimat “La ilaha illallah Muhammadarrasulullah”.




Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Fariduddin Al Attar | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top