Mbah Abdullah Mudzakir bin Suryo Ibrahim masih keturunan Pangeran Diponegoro. Lahir pada tahun 1869 M dan wafat tahun 1950 M. Masyarakat mengenal Mbah Abdullah sebagai sosok ulama yang sakti mandraguna, dermawan, dan suka menolong tanpa meminta imbalan sedikitpun. Wafat dalam usia 81 tahun, sebagai ulama pejuang, ulasan mengenai Mbah Abdullah Mudzakir telah diulas di Mistikus Cinta.
Karena berada di barisan sekaligus keturunan Pangeran Diponegoro itulah menyebabkan Mbah Abdullah Mudzakir dikejar-kejar oleh Belanda kala itu. Konon, berkat ilmu dan kesaktiannya Mbah Abdullah berhasil selamat hingga menetap di kampung yang sekarang dinamai Dukuh Pandansari. Sebuah desa yang letaknya sekitar 1,5 km dari laut, dan sewaktu kampung itu tenggelam makam Mbah Abdullah Mudzakir masih utuh. Sekarang makamnya dikenal dengan Makam Apung, karena mengapung di atas permukaan air laut.
Jalan menuju makam Mbah Abdullah Mudzakir ditanami bakau oleh mahasiswa Belanda dan UGM. Masih ada 5 KK (kepala keluarga) yang bertahan di Dukuh Pandansari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Letak makam Mbah Abdullah sekitar 10 km ke arah barat dari makam Sunan Kalijogo.
"Kene iku sumur, nek arep golek ilmu ngangsuo neng kene", salah satu pesan Mbah Abdullah yang disampaikan juru kunci. Wallahu a'lam.
Post a Comment Blogger Disqus