Syekh Muhammad bin Qaid al-Awani meriwayatkan, “Pada suatu ketika seorang perempuan datang membawa puteranya ke hadapan Syekh Abdul Qadir Al Jailani.
Ibu tersebut berkata kepada sang Syaikh, “Aku melihat hati anakku telah terikat kepada anda. Aku sekarang serahkan hakku atas dirinya untuk ALLAH lalu kepada anda”. Sang Syaikh kemudian menerima putra perempuan tersebut dan memerintahkannya ber-mujahadah (dalam beribadah) dan mengikuti jalan para salaf ash-shaleh.
Suatu hari setelah itu, sang ibu mengunjungi anaknya dan mendapati sang anak dalam kondisi kurus karena kelaparan dan terlalu banyak bergadang. Dia melihat sang anak hanya makan roti gandum kelas dua. Kemudian sang ibu mengunjungi sang Syekh dan mendapati sang Syekh tengah memegang piring dengan sisa-sisa tulang ayam di atasnya.
Sang ibu berkata kepada sang Syekh, “Ya Syekh, anda makan ayam sedangkan anakku hanya makan roti gandum kelas dua”.
Sang Syekh meletakkan tangannya diatas tulang belulang tersebut dan berkata, “Bangkitlah dengan izin ALLAH yang menghidupkan tulang belulang setelah ia berserakan”.
Seketika itu pula ayam tersebut kembali hidup dan si ibu berteriak, “Aku bersaksi tiada Tuhan selain ALLAH dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan ALLAH serta Syekh Abdul Qadir wali ALLAH”.
Sang Syekh kemudian berkata kepada perempuan tersebut, “Jika anakmu sudah dapat melakukan ini maka dia boleh makan apa saja yang ia kehendaki””
Salah satu Hal yang bisa di ambil pelajaran disini adalah Riyadhah/tirakat..
Tujuan Riyadhah / tirakat sendiri untuk melatih melawan hawa nafsu..
Jika kita sudah bisa mengalahkan hawa nafsu dan ego kita maka saat kita berkata "kun fayakuun" maka terjadilah.
Tujuan Riyadhah / tirakat sendiri untuk melatih melawan hawa nafsu..
Jika kita sudah bisa mengalahkan hawa nafsu dan ego kita maka saat kita berkata "kun fayakuun" maka terjadilah.
Post a Comment Blogger Disqus