Suatu ketika seorang laki-laki datang mengadu kepada Syekh Junaid al-Baghdadi mengenai hati yang tak kunjung bergerak meski berzikir.
“Wahai imam, saya sudah banyak berzikir. Meski demikian saya tidak merasa hatiku bergerak sebagaimana lisan saya bergerak kala berzikir dan memuji Allah,”
“Alhamadulillah Allah telah menghiasi kamu dengan berzikir. Ini tahap pertama. Sebab pintu-pintu (hati) tidak akan terbuka melainkan dengan cara ajek terus menerus berzikir tanpa henti. Terus berzikirlah,” nasehat syekh.
Ulama menyerupakan reaksi hati dengan dampak dari tetesan air. Jika air terus menerus menetes tanpa henti, niscaya ia melubangi apa saja, meskipun batu besar yang begitu keras. Demikian juga hati, jika lisan terus menerus ajek berzikir—meski hanya dengan lisan dan hatinya masih lupa—kelak suatu saat ia akan merasakan kenikmatan yang tidak ia rasakan sebelumnya.
Wallahu'alam
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa Shobihi wasalim
Post a Comment Blogger Disqus