Bagi setiap ahli-ahli tharikat hendaklah tahu bahwa untuk kita menggapai kejayaan maka kita hendaklah menjalani proses-proses melenyapkan ego (keakuan diri) yang menyebabkan rusaknya pegangan kita terhadap Allah s.w.t karena keakuan diri yang tidak benar atau palsu akan menjatuhkan kita kedalam lembah syirik kepada Allah.
Apakah itu keakuan diri?
Keakuan diri adalah satu bentuk pegangan yang bersabit dengan kedudukan, pangkat, harta, nama dan derajat (martabat) yang mana bagi mereka ini semua perkara yang bersabit dengan perkara-perkara itu mereka tidak nampak akan adanya Tuhan pada pemilikannya... mereka merasai semua itu hak milik mereka.
Keakuan diri yang tidak sewajarnya ini timbul akibat dari perasaan cinta dan kasih kepada dunia yang mengakibatkan gelapnya mata hati mereka dan kesan dari timbulnya perkara-perkara inilah yang menimbulkan keakuan diri yang tidak sewajarnya.
Buanglah keangkuhan diri yang mendatangkan keakuan yang dapat membinasakan akan hatimu kepada Allah s.w.t, banyak perkara yang perlu kita tahu didalam hidup ini agar kita faham tentang kedudukan keakuan diri yang membinasakan kita ini. Ingatlah hanya akuan Allah saja yang dapat di akui oleh sekalian makhlukNya bukannya akuan kita.
Akuan-akuan diri yang perlu dilenyapkan adalah:
- Lenyapkanlah perasaan hatimu pada barang yang menyedapkan hatimu.
- Lenyapkan fikiranmu pada tumpuan dunia ini.
- Lenyapkan pandanganmu pada dirimu.
- Hapuskanlah pergantunganmu pada ilmumu.
- Jauhkan perasaan mahsyur pada amalmu.
- Buanglah sifat ujudmu.
- Buanglah angan-anganmu pada dunia ini.
Jika kita dapat melaksanakan perkara-perkara diatas ini maka kau akan dapat mengetahui akan kebesaran Allah s..w.t...
Maka apabila akuan diri sendiri telah lenyap dan hilang dari perasaan kita maka ia bererti kita telah fana maka setelah itu kita akan dapat menemukan akuan Allah pada kita dan itulah yang sebenar-benarnya akuan yang wajib kita pegang dan imani yaitu akuan yang datangnya dari Allah s.w.t
لاحول ولا قوة الا بالله العلى العظيم
Tiada daya dan upaya bagiku kecuali Allah lah yang Maha Tinggi dan Maha Besar
Manakah akuan Allah pada hakikat kita?
- Tiada ujudmu yang ada ujudKU.
- Tiada kuasamu itulah kuasaKU
- Tiada kehendakmu itulah kehendakKU
- Tiada hidupmu melainkan hidupKU
- Tiada pandanganmu melainkan pandanganKU
- Tiada pendengaranmu melainkan pendengaranKU
- Tiada ilmumu melainkan ilmuKU
- Tiada gerakmu melainkan gerakKU
- Tiada diammu melainkan diamKU
Tidaklah engkau itu ada akan tetapi AKUlah yang ada pada sekalian yang ada, AKUlah yang dzahir dan AKUlah yang batin, sesungguhnya dzahirKU batin bagimu dan batinKU rahsia bagimu. Maka pada hakikat yang sebenarnya kita ini tidak ada yang ada itu adalah Allah yang Maha Esa:
لاموجود بحقيقة الا الله
(Tiada yang maujud sebenar-benarnya kecuali Allah)
Inilah dalil hakikat bagi kenyataan ini, maka dengan ini kita tidaklah ada apa-apa kecuali Allahlah yang mengawal semua keadaan.
لا تتحرك ذزة ابدا الا بأءذن الله
(Tidaklah akan bergerak satu-satu zarrah selamanya kecuali dengan izin Allah)
Maka inilah sebenar-benarnya akuan yang tidak bercampur dengan syirik jali atau syirik khofi. Ingatlah selagi tidak ada kenyataan atau bukti yang menunjukkan kita sampai kepada akuan ini, maka kita perlulah teruskan amal kita yang dapat membawa kita kepada kenyataan akuan ini, akuan ini bukanlah hanya mainan ucapan lidah saja tetapi ia perlukan bukti dan bakti dari kita.
Jangan main-mainkan ucapan-ucapan ini atau akuan ini nanti kau jatuh didalam orang-orang yang sesat lagi menyesatkan dan disesatkan.
Terdapat banyak dikalangan orang-orang kita yang menyatakan akuan Allah padanya sedangkan ia masih lagi dilingkungi dengan akuan diri yang masih lagi di hiasi dengan hawa nafsu. Oleh itu perkara akuan tajalli Allah ini pada kita akan terjadi dengan kehendak Allah yang Maha Agung. Kesamaran inilah yang banyak terjadi pada golongan-golongan ahli thorikat maupun ahli hakikat. Perhatikanlah dengan teliti agar kita tidak menjadi pencampuran antara akuan diri dan akuan Allah pada kita.
Aku yang diakui Allah!
AKU adalah sesuatu yang jernih dan ia terwujud dari diri KU maka DIAlah yang diakui. Inilah dia kedudukan yang diakui oleh Allah karena AKU itu adalah hakikat kenyataan Allah s.w.t sebagaimana fiirman nya:
كل روح من امر ربي
"Setiap roh itu adalah urusan pekerjaan KU"
Padaku (roh) itulah rahsiaku dan itulah yang mendzahirkan akuan haqullah pada tubuh badan melalui kalam, perbuatan dan ittiqod pada diri. Kalimah akuan yang sebenar ini terbit dari ucapan syattoh (terlatah) dari sirna fana yang dialami oleh ahlillah.
Aku ku dan aku mu itu adalah satu jua, jangan adakan dua kudrat padamu karena kudratmu itu adalah kudratKU, AKU dzahir pada ujudKU, dan AKU batin pada rahsiaKU. Engkau tidak wujud melainkan AKUlah yang ujud.
KalamKU adalah dzahirnya kalammu waktu terucap... tiadamu padamu akan tetapi adaKU pada dzahirKU. AKU adalah AKU inilah akuanKU. AKU yang mengaku akan padaKU, tiada akuanmu padamu karena akuan mu itu tiada lain ujud akuan itu.
Tiadalah engkau bergerak pada masa engkau bergerak AKUlah yang sebenarnya gerak itu, hanya orang-orang yang buta saja yang tidak nampak akan gerak Allah itu. Sesungguhnya gerakmu itu adalah hasil gerakKU yang terjadi ketika bergeraknya dirimu, engkau hanyalah patung wayang saja semata-mata tidaklah engkau dapat berbuat apa-apa yang mendatangkan manfaat atau mudarat padamu.
Tiadalah engkau memandang ketika memandang akan tetapi AKUlah yang memandang pada ketika engkau memandang, engkau buta pada dasarnya maka janganlah engkau akui yang engkau melihat akan dengan penglihatanmu itu karena kau BUTA.
Oleh itu fahamilah akan maksud bagi kata-kata ini janganlah tersalah anggap karena akibatnya amat-amatlah buruk.
AKU adalah sifat kenyataan bagi Dzatul Haq, padaKU lengkap dan melengkapi tiadalah yang lain pada ujud ini melainkan kenyataan ujudKU semata-mata.
Hanyalah Allah s.w.t saja yang layak mengaku dan akuan yang terbit dari sifatNYA lah yang terjadi...
Maka inilah akuanku yang terbit dari akuan Allah.
Tiadalah ujudku pada kenyataanku melainkan ujud Allah lah yang nyata pada ku.
Maka inilah akuanku yang terbit dari akuan Allah.
Tiadalah ujudku pada kenyataanku melainkan ujud Allah lah yang nyata pada ku.
انا الحق
(Akulah yang sebenar)
Iya,,
ReplyDelete