Mbah Kyai Sarkaman (Blega, Bangkalan - Madura)
Sepenggal Kisah Mengenai Mbah Kyai Sarkaman
Kisah Almarhum Mbah Kyai Sarkaman dari Blega, desa Bengsah, Madura yang hidup menyendiri, setiap tamu yang sowan pada beliau sambil menyalami amplop yang berisi uang, seketika itu pula amplop tersebut beliau lemparkan di bawah kolong langgarnya, hingga setiap tamunya terbelalak pandangannya, amplop yang beliau lempar-lemparkan menumpuk dibawah kaki langgarnya bagaikan tumpukan sampah yang menggunung.
Kalian tau langgar orang Madura?
Langgarnya duduk di atas kaki-kaki setinggi satu meter dan tanpa ada penutup di sekelilingnya, di mana segala hewan, manusia, serta angin yang bertiup sekalipun bisa berlalu-lalang dibawahnya.
Anehnya lagi ketika hujan deras bersambut angin kencang bertiup, amplop tersebut ibarat berisi batu yang tak mudah diterpa angin dan gelombang, tak ada satu sosok manusia sekalipun yang berani mencuri amplop tersebut dari bawah langgar yang terbuka lepas.
Ketika sudah cukup lama... mulailah Mbah Kyai Sarkaman menyuruh santrinya tuk mengambil amplop-amplop tersebut, serta membelanjakan keperluan fakir miskin dan keperluan pondok-pondok pesantren yang ada di sekelilingnya.
Apapun gelar atau jabatan yang kita sandang.... entah ustadz, pegawai, pejabat, dan apapun posisi gelar kita, jikalau amplop ditangan dan menjadikan kita bangga atas pemberian orang lain, merasa diri kita dibutuhkan orang banyak, karena yang seharusnya bangga adalah orang yang memberi bukan orang yang menerima pemberian, jangan jadikan akhlak dan pemikiran kita mulai terbalik.
Kisah Mbah Kyai Sarkaman adalah gambaran indah, mawas hati atas pemberian, dan berbagi tanda kesyukuran.
Bibarokah wal karomah Kiai Sarkaman Al Fatihah...
Bagi pengunjung yang mengetahui dan ingin melengkapi perjalanan Mbah Sarkaman dari Blega, Bangkalan - Madura, silahkan mengisi komentar. Insya Allah akan kami tambahkan dalam posting ini, untuk melengkapi kisah perjalanan beliau.
Sepenggal Kisah Mengenai Mbah Kyai Sarkaman
Kisah Almarhum Mbah Kyai Sarkaman dari Blega, desa Bengsah, Madura yang hidup menyendiri, setiap tamu yang sowan pada beliau sambil menyalami amplop yang berisi uang, seketika itu pula amplop tersebut beliau lemparkan di bawah kolong langgarnya, hingga setiap tamunya terbelalak pandangannya, amplop yang beliau lempar-lemparkan menumpuk dibawah kaki langgarnya bagaikan tumpukan sampah yang menggunung.
Kalian tau langgar orang Madura?
Langgarnya duduk di atas kaki-kaki setinggi satu meter dan tanpa ada penutup di sekelilingnya, di mana segala hewan, manusia, serta angin yang bertiup sekalipun bisa berlalu-lalang dibawahnya.
Anehnya lagi ketika hujan deras bersambut angin kencang bertiup, amplop tersebut ibarat berisi batu yang tak mudah diterpa angin dan gelombang, tak ada satu sosok manusia sekalipun yang berani mencuri amplop tersebut dari bawah langgar yang terbuka lepas.
Ketika sudah cukup lama... mulailah Mbah Kyai Sarkaman menyuruh santrinya tuk mengambil amplop-amplop tersebut, serta membelanjakan keperluan fakir miskin dan keperluan pondok-pondok pesantren yang ada di sekelilingnya.
Apapun gelar atau jabatan yang kita sandang.... entah ustadz, pegawai, pejabat, dan apapun posisi gelar kita, jikalau amplop ditangan dan menjadikan kita bangga atas pemberian orang lain, merasa diri kita dibutuhkan orang banyak, karena yang seharusnya bangga adalah orang yang memberi bukan orang yang menerima pemberian, jangan jadikan akhlak dan pemikiran kita mulai terbalik.
Kisah Mbah Kyai Sarkaman adalah gambaran indah, mawas hati atas pemberian, dan berbagi tanda kesyukuran.
Bibarokah wal karomah Kiai Sarkaman Al Fatihah...
Bagi pengunjung yang mengetahui dan ingin melengkapi perjalanan Mbah Sarkaman dari Blega, Bangkalan - Madura, silahkan mengisi komentar. Insya Allah akan kami tambahkan dalam posting ini, untuk melengkapi kisah perjalanan beliau.
Mbah Sarkaman ini di Bangkalan ya tempatnya
ReplyDeletePertigan Blega ke selatan, sampai pertigaan Desa paeng tanya makam mba. Sarkaman Bengsah.
DeleteAl Fatihah khususon kyai sarkaman
ReplyDelete