Maulana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani dalam Mercy Oceans (Book Two)
Hari ini kita berbicara tentang cinta kepada Allah swt dan Rasulullah saw. Grandsyaikh Abdullah Fa’iz ad-Daghestani k menyampaikan sebuah Hadits yang mengatakan bahwa suatu hari Rasulullah e sedang memberikan ceramah, tiba-tiba seorang Baduy mendatangi pintu masjid dan berkata, “Wahai Rasul, kapan Hari Akhir itu tiba?” Rasulullah saw tidak menjawabnya sehingga dia bertanya lagi, tetapi pertanyaan kedua pun tidak dijawab. Rasulullah saw menunggu Allah swt untuk memberikan jawaban karena hanya Allah yang mengetahui kapan Hari Akhir itu tiba. Kemudian malaikat Jibril as mendatangi beliau dan berkata, “Tanyakan kepadanya apa yang telah dipersiapkannya untuk Hari Akhir.”
Orang itu menjawab, “Muhammad saw, Aku mencintaimu dan Aku mencintai Tuhanmu, tidak ada lagi yang lain, hanya itu.” Kemudian Jibril as berkata kepada Rasulullah, “Katakan kepadanya bahwa dia akan bersamamu dan bersama Allah swt seperti dua jari yang bersama. Setiap orang akan berkumpul bersama orang-orang yang dicintainya di Hari Akhir.”
Ketika mendengar ini Abu Bakar ra bertanya, “Ya Rasulullah saw, apakah tidak diperlukan suatu perbuatan tertentu, apakah cinta saja cukup?” Beliau menjawab, “Tidak, wahai Abu Bakar, tidak ada persyaratan untuk melakukan perbuatan tertentu, yang paling penting adalah cinta. Setiap orang akan berkumpul bersama orang-orang yang dicintainya.”
Jika seseorang dikuasai egonya dan perbuatannya sangat jahat, tetapi dia mencintai orang yang shaleh, dan tidak mencintai orang-orang jahat atau kejahatannya sendiri, maka dia akan mendapat manfaat melalui cintanya itu. Ketika Abu Bakar mendengar jawaban ini, beliau shalat dua rakaat sebagai tanda bersyukur kepada Allah dan berkata, “Ya Rasulullah, Aku tidak pernah mendengar kabar gembira sebagus ini.” Lihatlah pada kerendahan hati Abu Bakar, tak seorang pun dapat mencapai maqamnya. “Sampai sekarang hatiku masih terikat dan tidak bisa kulepaskan. Sekarang haditsmu yang melepaskannya.
Aku merasa puas, hatiku sangat tentram. Dalam hidup ini Aku merasa tidak sabar tanpa kehadiranmu. Aku berpikir, jika ada suatu perbuatan yang menjadi persyaratan agar bisa bersamamu di Surga, bagaimana Aku bisa bersamamu? Perbuatan apa yang bisa menandingi apa yang telah kau lakukan?” Dan apa perbuatan kita yang bisa menandingi perbuatan Abu Bakar? Oleh sebab itu Rasulullah telah memberikan kata-kata yang manis kepada orang-orang. Dalam Islam tidak ada hal yang lebih tinggi daripada Cinta.
Langkah pertama bagi kita adalah berseru kepada orang-orang agar mencintai Tuhan kita. Dalam hal ini kita dapat bertemu setiap orang dari berbagai agama, setiap orang yang mempunyai keyakinan terhadap Allah. Jika pertemuan di sini cukup, maka persetujuan dapat menyusul secara bertahap. Yang kedua kita katakan bahwa Allah memerintahkan kita untuk mencintai semua orang baik secara umum. Secara individu, kita tidak bisa memaksakan seseorang agar saling menyukai satu sama lain, tetapi dia harus setuju terhadap prinsip untuk mencintai semua orang yang baik. Kebenaran selalu di atas, yang salah selalu terbenam dalam kegelapan.
Kumpulan Suhba Maulana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani dalam Mercy Oceans - Samudera Ampunan (Book Two)
Post a Comment Blogger Disqus