Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, beliau berkata: Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman: ‘Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya". (HR. Bukhari)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan: “Barangsiapa menyakiti seorang mukmin maka sungguh Allah mengumumkan padanya bahwa Dia akan memeranginya. Apabila Allah ta’ala memerangi seorang hamba maka Dia akan membinasakannya. Karena itu hendaklah seseorang berhati-hati dari melanggar kehormatan setiap muslim.”
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah menjelaskan: “Maksud dari firman Allah dalam hadis Qudsi diatas ialah: "Sungguh Aku (Allah) umumkan padanya bahwa Aku akan memeranginya karena dia memerangi Aku dengan memusuhi wali-wali-Ku (orang-orang mukmin). Wali-wali Allah wajib mendapatkan kesetiaan dan haram dimusuhi sebagaimana musuh-musuh Allah wajib mendapatkan permusuhan dan haram mendapatkan kesetiaan.”
Dari penjelasan dua ulama salaf ini dapat kita simpulkan bahwa siapa saja yang memusuhi dan menampakkan permusuhan terhadap orang-orang mukmin yang bertakwa yaitu orang-orang yang berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan syari’at Allah dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan menjadikan hukum Islam sebagai aturan hidup dalam mengatur kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan negaranya serta menjauhi dan meninggalkan semua aturan hidup yang bertentangan dengan syari’at Allah karena semua aturan hidup yang bertentangan dengan syari’at Allah pasti mengajak pada perbuatan dosa maka ketahuilah sesungguhnya Allah telah mengumumkan perang pada mereka.
Berkata Al-Imam Ibnul Mubarak rahimahullah: “Siapa yang menghina ulama, akan hilang akhiratnya".
Al-Qadhi Az-Zubaidi, ketika dia meninggal dunia lidahnya berubah menjadi hitam, hal ini dikarenakan dia suka mencela dan mengumpat Al-Imam An-Nawawi.
Berkata Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah: “Daging para ulama itu beracun. Siapa yang menciumnya maka dia akan sakit. Siapa yang memakannya maka dia akan mati.”
Ini adalah karena mengumpat itu diibaratkan oleh Al-Quran sebagai memakan daging orang yang diumpatnya, sebagaimana firman Allah "Dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Maka hendaklah waspada bagi mereka yang ingin mengatakan sesuatu kepada ulama karena dikuatirkan dia membinasakan agama dan akhiratnya sendiri.
Na'uzubillah min zalik.
Post a Comment Blogger Disqus