Guru Mursyid :
Keinginanmu, Cita-citamu, Kehendakmu dan Do’a Pengharapanmu
Jika kau letakkan dalam sebuah mizan tak cukup emas sebesar Uhud sebagai penyeimbang bahkan seandainya satu Uhud lagi kau tambahkan
Dengan apa kau akan mengirimkannya melewati langit tujuh lapisan
Kudamu akan lelah, habis tenaga di tengah tak bergerak walau selangkah
Murid :
Jadi dengan apa kami harus membawa? bagaimana kami mesti mengirim?
Guru Mursyid :
Dirimu adalah pengembara beban di mizanmu seluas samudra maka, siapkan tali busurmu ikatkan bebanmu di panahmu hanya itulah jalanmu merentang busur dan melepaskan panahnya
Murid :
Panah kami tak bisa lari sejauh kuda. Bagaimana bisa sampai yang dituju?
Guru Mursyid :
Dzikirmu adalah pemikul bebanmu
Dzikirmu adalah sayap panahmu
Dua sayap membawa burung dari barat ke utara ribuan sayap akan menghantar panahmu keliling dunia
Panahmu adalah dzikirmu menembus air, api, tanah dan udara menembus jarak dan waktu menembus bumi dan langit ketujuh seperti Sulaiman yang memahami singgasana Balqis hanya berada di balik tirai dengan dzikir tirai terbuka dan singgasana terlihat sekejap mata
Dzikirmu adalah sayap buraq-mu lebih cepat dari cahaya bintang lebih kuat dari ribuan kuda lebih tajam dari pandangan mata dzikirmu terbuat dari ikhlas dan azzam terekat dan tersusun oleh zuhud dan diam
Dzikirmu tak bisa dikekang tembok batu
Dzikirmu tak binasa oleh waktu
Dalam hadits Qudsi Allah Azza wa-Jalla berfirman:
“Siapa yang sibuk berdzikir padaKu dibanding meminta padaKu, Aku beri dia, pemberian yang lebih utama dibanding apa yang Aku berikan pada orang-orang yang minta.”
Dzikir lisan saja, tanpa hati, tidak ada kemuliaan bagimu. Dzikir yang sesungguhnya adalah dzikirnya hati dan rahasia hati, baru menimbulkan dzikir lisan, dan berarti benar dzikir anda kepada Allah Azza wa-Jalla.
“Maka berdzikirlah kepadaKu, niscaya Aku mengingatmu, dan bersyukurlah kepadaKu dan jangan kufur padaKu.” (QS. Al-Baqarah:152)
Dzikirlah kepada Allah Azza wa-Jalla, hingga engkau merasakan DzikirNya padaMu, dan dzikirlah kepadaNya sampai seluruh dosa-dosamu terhapuskan oleh dzikirmu, hingga dirimu sunyi dari dosa, lalu ta’at mu tanpa maksiat, maka disaat itulah Allah Azza wa-Jalla mengingatmu, dan anda tergolong orang yang berdzikir jauh dari mengingat makhlukNya, dzikirmu lebih dominan ketimbang permintaanmu, sampai semua tujuanmu adalah Dia mengalahkan semua tujuanmu yang ada.
Apabila Dia menjadi totalitas tujuanmu, Dia menjadikan kunci-kunci perbendaharaan kerajaanNya di hadapan hatimu. Sebab siapa yang mencintai Allah Azza wa-Jalla, ia tidak akan mencintai selain Dia, karena semua selain Dia sirna darinya. Bila cinta hamba padaNya berteguh dalam hatinya, cinta pada selain Dia akan keluar dari hatinya. Lalu seluruh anggota badannya meminum dari cinta itu, lahir batinnya aktif baik dalam gerak gerik maupun hakikatnya, lalu mempola dirinya untuk menjadi tidak biasa, jauh dari keramaian, dan bila sempurna penempuhan ini Allah Azza wa-Jalla telah mencintaiNya. Akal yang ada padamu senantiasa merenungkanNya. Kapankah anda menyendiri denganNya? Ingatlah malaikat maut bakal mendatangi anda, mencabut nyawa anda, memisahkan anda dari keluarga dan kekasih anda.
Waspadalah, jangan sampai malaikat maut mencabut nyawa anda, sedangkan anda tidak senang bertemu dengan Allah Azza wa-Jalla.
Post a Comment Blogger Disqus