Mistikus Cinta

0
Kisah Imam Malik dan Pemandi Mayat
Pada zaman Imam Malik, terdapat seorang wanita yang buruk akhlaknya. Dia selalu tidur bersama lelaki dan tidak pernah menolak ajakan lelaki (pelacur). Tiba pada hari kematiannya, ketika mayatnya dimandikan oleh seorang wanita yang kerjanya memandikan mayat, tiba-tiba tangan si pemandi mayat itu terlekat pada tubuh jenazah wanita itu.

Semua penduduk dan ulama’ gempar akan hal itu. Bagaiman tidak, tangan si pemandi mayat terlekat sehingga semua orang di situ mati akal untuk melepaskan tangannya dari mayat wanita tersebut. Terdapat berbagai ide dan pandangan untuk menyelesaikan masalah itu. Akhirnya ada 2 pandangan yang dirasakan sesuai tetapi berat untuk dijalankan.

Pertama, memotong tangan wanita pemandi mayat dan yang kedua pula tanam/kebumikan kedua-duanya yaitu pemandi mayat dan jenazah itu sekaligus. Oleh karena kedua ide tersebut masih kurang sesuai, salah seorang dari mereka memutuskan untuk meminta pendapat daripada Imam Malik.

Imam Malik bukan sembarangan orang yang memberi fatwa. Apabila Imam Malik sampai dan melihat apa yang terjadi, Imam Malik bertanya kepada wanita pemandi mayat itu :

“Apakah yang kamu lakukan atau berkata apa-apa kepada si mati semasa memandikannya”?

Perempuan memandikan mayat tersebut bersungguh-sungguh menjawab bahwa dirinya tidak berbuat atau tidak berkata apa-apa pun ketika menguruskan jenazah.

Setelah dicecar dengan berbagai pertanyaan dan takut tangannya akan dipotong atau ditanam sekalian dengan mayat, akhirnya wanita pemandi mayat itu berkata bahwa dia telah berkata :

“Berapa kalikah tubuh ini telah melakukan zina sambil menampar-menampar dan memukul-mukul berkali-kali pada tubuh si mati”.

Imam Malik berkata: “Kamu telah menjatuhkan Qazaf (tuduhan zina) pada wanita tersebut sedangkan kamu tidak mendatangkan 4 orang saksi. Dalam situasi begini, di mana kamu hendak mencari saksi? Maka kamu harus dijatuhkan hukuman hudud 80 kali cambukkan karena membuat tuduhan zina tanpa mendatangkan 4 saksi.”

Semasa wanita pemandi mayat itu dikenakan hukuman, ketika tiba cambukkan yang ke 80, maka dengan kuasa Allah SWT, terlepaslah tangannya dari mayat tersebut.

PELAJARAN :

Jaga lidah jangan sebarkan fitnah. Jangan berprasangka buruk dengan kuasa Allah Taala. Kalau kita tahu dia itu seorang pelacur sekalipun, tapi kalau kita tak pernah melihat perbuatan zinanya, maka kita dilarang menuduhnya berzina. Diharapkan kisah Imam Malik dan Pemandi Mayat ini dijadikan sebagai tauladan dan ikhtibar.


Sumber:

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Kisah Imam Malik dan Pemandi Mayat | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top