Mistikus Cinta

0
Abu Said Al Kharraz
Abu Sa'id Ahmad bin Isa al Kharraz dari Baghdad adalah seorang tukang sepatu, ia telah berjumpa dengan Dzun Nun al Mishri, dan bersahabat dengan Bisyr al Hafi dan Sari as Saqathi. Dialah yang dianggap telah merumuskan doktrin mistik mengenai kelepasan (dari sifat-sifat manusiawi) dan kelanjutan (di dalam sifat-sifat Ilahi). Banyak buku-buku yang telah ditulisnya dan sebagian di antaranya masih dapat diketemukan pada saat ini. Tanggal kematiannya belum dapat dipastikan, mungkin sekali antara tahun 279 H/892 M dan 286 H/899 M.

Ajaran Abu Sa'id al Kharraz

Abu Sa'id al Kharraz dijuluki sebagai Lidah Sufisme. Dia mendapat julukan demikian karena tidak seorang pun di dalam masyarakat sufi ini yang dapat menerangkan kebenaran mistik seperti dia. Dia telah mengarang empat ratus buah buku dengan tema disassosiasi dan kekokohan dari segala macam pengaruh. Dan sesungguhnya dia adalah seorang tokoh yang sulit dicari tandingannya.

Abu Sa'id berasal dari Baghdad, pernah bertemu dengan Dzun Nun, dan bersahabat baik dengan Bisyr dan Sari as Saqathi. Dialah tokoh Sufi yang pertama kali mengemukakan teori Kelepasan dan kelanjutan dalam pengertian mistik dan memadatkan keseluruhan doktrinnya ke dalam kedua buah istilah ini. Theolog-theolog tertentu penganut eksoterik tidak setuju dengan ajaran-ajarannya yang pelik itu, dan menuduhnya telah berbuat fitnah karena ucapan-ucapan tertentu yang mereka jumpai di dalam karya-karyanya. Terutama sekali mereka mengecam Kitab Rahasianya, khususnya satu bagian buku itu yang tidak dapat mereka pahami sebagaimana seharusnya.

Di dalam bagian itulah Abu Sa'id berkata, "Seorang hamba Allah yang telah kembali kepada Allah, menautkan dirinya kepada Allah, dan berasa di dekat Allah, maka ia sama sekali lupa kepada dirinya sendiri dan segala sesuatu kecuali Allah, sehingga apabila engkau bertanya kepadanya, apa yang dicarinya, maka tak sesuatu pun jawaban yang diucapkannya kecuali 'Allah, Allah."'

Bagian lain di dalam karya-karya Abu Sa’id yang sering dikecam orang adalah pernyataan berikut ini, "Jika kepada salah seorang di antara tokoh-tokoh mistik ini ditanyakan, Apakah yang engkau kehendaki? maka jawabannya Allah. Jika di dalam keadaan seperti ini setiap anggota tubuhnya dapat berkata-kata maka semuanya akan mengatakan Allah, Allah. Karena setiap anggota dan sendi-sendi tubuhnya telah bermandikan nur Allah sehingga ia pun hanyut ke dalam Allah. Begitu dekat ia dengan Allah sehingga tak seorang pun dapat mengatakan Allah di depannya, karena segala sesuatu yang bergerak dari realitas kepada realitas dan dari Allah kepada Allah, karena bagi manusia kebanyakan, tidak sesuatu jua pun berasal dari Allah, maka bagaimanakah mereka dapat mengucapkan Allah. Di sinilah semua akal dari manusia-manusia yang berfikir berakhir di dalam ketakjuban."

Abu Sa'id pernah pula berkata, "Kepada semua manusia diberi pilihan, berada jauh atau dekat kepada Allah. Aku sendiri memilih berada jauh dari Allah, karena aku tidak kuat menanggung beban kehampiran itu. Secara sama Lukman pernah berkata; `Kepadaku diberi pilihan, kebijaksanaan atau kesanggupan untuk melihat kejadian pada masa mendatang. Aku memilih kebijaksanaan karena aku tidak kuat menanggung beban dari kesanggupan melihat ke masa depan itu."

Abu Sa'id mengisahkan mimpi-mimpi yang berikut ini:

Pada suatu ketika aku bermimpi dua malaikat turun dari langit dan bertanya kepadaku, "Apakah kesetiaan itu?" Aku pun menjawab, "Memenuhi perjanjian dengan Allah." "Jawabanmu benar," malaikat-malaikat itu berkata dan keduanya terbang lagi ke atas langit.

Kemudian aku bermimpi bertemu dengan Nabi, la bertanya kepadaku, "Apakah engkau mencintaiku?" "Maafkanlah aku," aku menjawab, "Karena cintaku kepada Allah, membuat aku tak sempat mencintaimu." Kemudian Nabi berkata, "Barangsiapa mencintai Allah sesungguhnya ia mencintaiku pula."

***

Dalam sebuah mimpi yang lain aku bertemu dengan Iblis, Aku mengambil sebuah tongkat untuk memukulnya. Tetapi pada saat itu juga terdengar olehku seruan dari langit, "la tidak takut kepada tongkat itu, yang ditakutinya adalah cahaya di dalam hatimu." Kemudian aku berkata kepada Iblis, "Kemarilah!" Si Iblis menjawab, "Apakah dayaku terhadapmu? Engkau telah mencampakan sesuatu yang dapat kugunakan untuk menyesatkan manusia." "Apakah itu?" tanyaku. "Dunia," jawabnya. Kemudian ketika meninggalkanku, ia menoleh ke belakang dan berkata, "Ada suatu hal kecil, di dalam diri manusia yang dapat kugunakan untuk mencapai tujuanku." "Apakah itu?" aku bertanya. "Duduk bersama para remaja," jawab Iblis.

Ketika berada di Damaskus, sekali lagi aku bertemu dengan Nabi di dalam mimpi. Sambil ditopang oleh Abu Bakar dan Umar, Nabi menghampiriku. Ketika itu aku sedang menyenandungkan sebait syair sambil menepuk-nepuk dada. Nabi berkata kepadaku, "Keburukannya lebih besar dari kebaikannya." Yang dimaksudnya adalah bahwa seseorang jangan suka bersyair.

***

Abu Sa'id al Kharraz mempunyai dua orang putera. Salah seorangnya telah meninggal dunia. Pada suatu malam Sa'id al Kharraz bermimpi bertemu dengan puteranya yang telah meninggal dunia itu.

"Nak, apakah yang telah dilakukan Allah terhadapmu?" Abu Sa'id bertanya

"Dia membawaku kehadirat-Nya dan banyak memberi kebahagiaan kepadaku," jawab puteranya.

"Nak, berilah aku sebuah petuah," Abu Sa'id memohon kepada anaknya.

Puteranya menjawab, "Ayah, janganlah berfikiran suram mengenai Allah."

"Lanjutkanlah!" minta Abu Sa'id

"Ayah, jika kukatakan niscaya engkau tidak akan sanggup melaksanakannya."

"Aku bermohon kepada Allah untuk menguatkan diriku." Jawab Abu Sa'id.

"Ayah, jangan biarkan sehelai benang pun memisahkanmu dari Allah."

Diriwayatkan selama tiga puluh tahun sejak ia bermimpi itu hingga wafatnya Abu Sa'id tidak pernah melupakan mimpinya itu.


Sumber:
Tadzkiratul Awliya’ (Kisah Teladan Kehidupan Para Wali Allah) – Fariduddin al Attar

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Abu Said Al Kharraz | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top