Alkisah, hiduplah seorang abid (ahli ibadah) yang sangat tekun beribadah sepanjang waktu. Ia tinggal di pondoknya yang terpencil di tengah hutan. Kerjanya hanya mengabdi kepada Allah. Namanya Barshisa. Di zaman itu, negerinya diperintah oleh seorang Raja. Pada suatu hari, permaisuri Raja itu melahirkan seorang bayi perempuan yang amat cantik. Karena khawatir anak perempuannya tersentuh tangan laki-laki, Raja mengirimkan anaknya ke pondok Barshisa.
Barshisa pun memelihara anak itu. Ketika anak itu sampai pada masa remajanya, kecantikannya tiba pada puncaknya. Iblis datang menggoda si abid itu. Hingga akhirnya terjadilah apa yang diharapkan Iblis, putri cantik tersebut hamil.
Ketika hamilnya mulai tampak, Iblis datang lagi dan berkata kepada abid tersebut, "Hai Barshisa, kau adalah seorang zahid. Jika wanita yang kau hamili ini melahirkan, sudah pasti perbuatan hinamu ini akan tersebar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, bunuhlah wanita ini sebelum melahirkan. Lalu katakan kepada Raja bahwa putrinya meninggal karena suatu penyakit. Niscaya semua orang akan mempercayaimu dan sama-sama membenarkanmu. Kemudian kamu dapat menguburkan mayatnya tanpa sepengetahuan orang."
Kembali terpengaruh oleh godaan Iblis dan takut bila aibnya diketahui orang, si abid pun membunuh putri Raja. Ia lalu pergi ke hadapan Raja dan melaporkan kematian putrinya. Raja pun percaya dan memberi izin untuk menguburkan jenazah putrinya. Mendapat izin Raja, Barshisa menjadi lega dan ia segera menguburkan mayat putri itu dengan senang hati.
Tak lama setelah Barshisa menghadap Raja, Iblis datang ke hadapan Raja memberitahukan segala perbuatan Barshisa kepadanya. Ia berkata, "Bongkarlah kuburan putrimu itu, lalu bedah perutnya. Jika di dalamnya kau temukan seorang bayi, maka kata-kataku ini benar. Jika tidak, kau boleh membunuhku."
Raja sangat heran mendengar omongan Iblis itu. Ia lalu menggali kubur dan membedah perut anaknya. Alangkah terkejutnya Raja ketika mendapati seorang bayi di perut putrinya.
Mengetahui perbuatan sang abid yang amat keji, Raja amat murka. Ia membawa Barshisa ke istana untuk dihukum salib.
Di saat Barshisa terlentang di tiang salib menanti saat-saat kematiannya, Iblis kembali datang ke hadapannya dan berkata, "Hai Barshisa, aku dapat menolongmu dan melepaskanmu dari tiang salib ini, asalkan kau bersedia bersujud kepadaku. Karena kau berada di tiang salib, kau cukup tundukkan kepalamu ke arahku."
Demi terbebas dari kematian, sang abid itu pun menurut. Ia menundukkan kepalanya sebagai tanda sujud kepada Iblis.
Setelah itu, Iblis berkata, "Aku tidak boleh menolongmu. Aku takut kepada Allah seru sekalian alam."
Iblis meninggalkannya di tiang salib. Matilah orang yang semula ahli ibadah dan taat beribadah itu dalam keadaan kafir dan murtad karena menyembah Iblis.
Post a Comment Blogger Disqus