"Nafsu adalah musuh kita yang paling berbahaya," ujar Grandsyekh kami. "Kita harus berhati-hati terhadap perangkap dan muslihatnya yang tidak terbatas. Satu muslihat dari ego kita yaitu menuntut kerendahan hati ketika yang sesungguhnya diinginkan ialah agar sangat dihormati oleh yang lain. Abu Yazid al-Bistami (qs) berkata kepada kita, "Kamu harus mengawasi nafsumu, wahai anak-anakku, dengan penglihatan yang sedemikian hingga kamu bisa melihatnya lebih rendah dari semua orang. Kamu harus berkata, 'Nafsuku tidak baik. Nafsuku lebih buruk dari semua orang-orang itu. Lebih buruk dari Fir'aun, lebih buruk dari Namrud, lebih buruk bahkan, dari Setan!' Kecuali kamu berkata begini, kamu tidak bisa mencium aroma harum dari realitas dalam Tariqat kita. Jika seseorang tidak menerima bahwa nafsunya lebih buruk dari orang lain, dia betul-betul yang paling buruk. Orang-orang yang bangga tidak bisa masuk surga, atau mencium wewangian."
"Nafs is our most dangerous enemy," says our Grandshaykh. "We must be very careful of its endless traps and tricks. One trick of our ego is to claim humbleness when what it really desires is to be highly regarded by others. Abu Yazid al-Bistami (may Allah grant him more honors) said to us, 'You must look to your nafs, O, my sons, with such a looking that you may see that it is lower than all people. You must say, 'My nafs is no good. My nafs is worse that those of all people. It is worse than Pharaoh, worse than Nimrod, worse even, than Satan!' Unless you are saying this, you cannot smell the good smells of reality within our Tariqat. If a man doesn't accept that his nafs is worse than everybody else's, he really is the worst! Proud people cannot enter paradise, or smell the perfume."
The Teachings of Grandshaykh Abdullah Faiz ad-Daghestani
by Maulana Shaykh Nazim al-Haqqani
log on to www.naqsybandi.web.id
Post a Comment Blogger Disqus