Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar-Rabbani qs
Sabtu Tanggal 3 Maret 2008, London-UK
Minhaj ul-Qur'an, London
Moderator:
Sang Nabi Suci -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- memerintahkan kaum Anshar, "Quumuu li-sayyidikum - Wahai kaum Anshar, pergi dan berdirilah dan terimalah pemimpinmu." Kini aku akan memanggil Tanda Allah ayatun min ayatollah dialah lagu Allah. Beliaulah sebuah simbol Allah. Dan ini dikatakan dalam hadits ketika kau melihat sahabat-sahabat Allah, maka kau mengingat? [Allah!], kau ingat? [Allah] Mohon berdiri untuk menghormati syaikh dan mengingat beliau dalam mengingat Allah. Allah, Allah... Allah, Naray takbir [Allahu Akbar!!!] Naray Risalah [Ya Rasulullah!!!] Naray Haydari [Ya Ali!!!]
Aku minta maaf, aku bukanlah orang yang dimaksud. Mohon maafkanlah aku dan mohon berdo'alah bagi syuyukh kita agar Allah swt memberikan mereka umur yang panjang. Aku ingin berterima kasih kepada Minhaj ul-Qur'an dan terutama mengirimkan salam hangatku atas namaku dan atas nama Syaikhku Mawlana Syaikh Nazim al-Haqqani kepada Mawlana Syaikh Tahir ul-Qadri Syaikh al-Islam untuk peristiwa indah ini bukan hanya ditempat ini namun dimana-mana dipelosok dunia. Dan aku juga ingin mengatakan bahwa kita mempunyai tamu-tamu sangat penting dalam pertemuan, yang kita kirimkan semua salam hormat kita kepada mereka dari para pembicara dan dari para hadirin. Dan kepada semua orang, semoga Allah swt merahmati beliau (laki-laki) dan beliau (perempuan) beserta keluarganya.
Cukup mengucapkan "berbahagialah". [Mawlana menangis] Berbahagialah karena Allah swt telah menjadikan kita dari ummat Sayyidina Muhammad-sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Berbahagialah karena Allah swt telah menciptakan kita dan Dia memanggil kita para hamba-Ku, dimana Rasul-Nya, kekasih-Nya pernah berujar, "Hanya satu kali aku merasa bahagia ketika Allah memanggilku 'hamba-Ku'. Jika Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- bahagia dipanggil 'hamba'. Bagaimana dengan kita? Oh Allah swt, kami memanggil-Mu dari tempat ini, demi kepentingan Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- yang telah Kau utus sebagai rahmatan lil-`alamiin, ampunilah kami. Ampunilah kaum yang malang sebelum dan sesudah kami. Kirimkan semua orang ke Surga karena mereka semua adalah para hamba-Mu. Kau sudah menciptakan kami dan kami mengetahui akan hal itu, ya Allah. Aku tahu kami bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan kami namun kami hamba yang tak berdaya dan lemah, kami tidak bisa melakukan itu. …kami memohon ampunan-Mu.
Alhamdulillah ini adalah hari pertama di bulan Rabi`ul-Awwal dan kita memperingati peristiwa itu. Apakah makna dari peristiwa itu? Aku mencari tahu dan berpikir serta bertanya-tanya mengapa kita mengadakan pertemuan? Apakah alasannya? Apakah untuk memanggil Sayyidina Muhammad sall-Allahu 'alayhi wa sallam dan merayakan hari kelahiran beliau? Itukah pesan kami atau itukah kecintaan kami? Sebagaimana Syaikh Abu Bakr berkata, "Mudah sekali diucapkan oleh lidah." Mudah mengatakan kalau Allah swt menaruh nama-Nya bersama nama Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-.
Ketika kau hadir ke suatu even, katakanlah di istana, kau sudah diundang datang ke istana atau diundang sebelumnya untuk bertemu dengan presiden. Kau tidak bisa duduk sembarangan. Ada sebuah protokol dimana tempatmu dan namamu sudah dicantumkan disana. Jika namamu tidak ada, maka kau tidak berhak untuk duduk. Artinya kursi itu bukan tempatmu. Jika namamu ada disana artinya itulah tempat kau duduk.
Jadi, jika kita pikir sedikit mendalam dan kita perhatikan bahwa nama Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- berada disamping nama Allah swt, dimana kalau diucapkan la ilaha ila-Allah Muhammadun Rasulullah, tempat itu milik Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Kita tidak melihat nama lain ditemukan disana kecuali nama Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Jadi, kita tahu bahwa Allah swt memberikan haqiqat itu kepada kekasih-Nya yang sudah Dia ciptakan sebelum penciptaan yang lainnya. Siapakah yang Dia ciptakan dari cahaya-Nya dan siapakah yang Dia jadikan seorang nabi sebelum Adam dan apakah panggilan yang diberikan padanya? Apa panggilan beliau dalam Kitab Suci Qur'an? Dan kita semua mengetahuinya. Dia memanggil beliau rahmatan lil-`alamiin. Apakah arti dari rahmatan lil-`alamiin?
Saat kau menjadi orang yang dermawan: seorang tuan besar atau anggota kongres atau seorang raja, atau seorang ratu, saat kau minta mereka melakukan sesuatu maka mereka dengan murah hati memberimu segala sesuatu yang mereka bisa kepadamu. Jadi kemurahan hati, Allah Huwa al-Karim, kemurahan hati/kedermawanan adalah ketika Allah swt menghendaki untuk memberi dan Dia tidak akan memberi batasan atas pemberian-Nya.Ketika Dia memberikan Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- sebagai rahmat, satu dari Nama-nama Indah-Nya (Asmaul Husna) ar-Rahman ar-Rahim, Dia sudah mendandani beliau dari rahmat itu yang sudah Allah swt berikan kepada beliau melalui tajalli sebagai hamba-Nya. Dia telah menjadikan beliau rahmat, Nama-nama Indah (Asmaul Husna) itu, sudah memberi beliau rahmat.
Itu artinya Dia telah menjadikan beliau segala sesuatu yang mungkin sesuai dengan Kebesaran Allah swt. Bukan sesuai dengan kebesaran manusia. Seorang raja mungkin memberi, seorang ratu mungkin memberi; seorang tuan besar mungkin memberi; pemberian mereka sesuai dengan tingkat kedermawanan mereka. Tetapi mereka tidak memberikan apa yang Allah swt berikan.
Jadi Allah swt sudah memberikan kepada Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- sesuai dengan tingkat kedermawanan Dia. Tanpa batasan. Dan itu artinya apapun yang sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- minta akan diberikan. Dan sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- pernah berkata, "Akulah tuan dari anak-anak Adam dan aku mengatakannya tanpa kebanggaan."
Apakah yang beliau ingin ungkapkan? Artinya, "Oh Allah berikan mereka kepadaku..." Apa menurutmu jikalau pada Hari Pembalasan sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- mengatakan "berikan mereka kepadaku?" Apa? Allah swt akan mengatakan "tidak" kepada beliau? Lalu mengapa beliau kan rahmatan lil-`alamiin. Akankah Allah tidak mengabulkan yang beliau inginkan? Lalu jika tidak maka Dia bukanlah yang maha dermawan.
Kursi itu milik sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Dan tiap kursi di Surga merupakan milik sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-.
Saat Adam melakukan kesalahan karena makan dari pohon itu dan kemudian dia memohon ampun demi kehormatan Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-Allah swt bertanya kepada beliau, "Apakah yang kau tahu tentang Muhammad?"
Adam menjawab, "Oh Allah kemanapun aku mengalihkan pandangan, bahkan diseluruh Surga yang Kau berikan padaku, aku melihat nama Muhammad pada tiap daun pada sebuah pohon; aku lihat pada tiap tembok surga nama Muhammad; aku lihat dalam tiap atom terkecil yang dapat terlihat aku melihat nama Muhammad."
Nama tersebut dituliskan pada tembok-tembok, pada tiap lembar daun pada tiap pohon, bahkan pada tiap atom. Untuk alasan itu yang aku tahu Ya Rabbii beliau seseorang yang sangat penting bagi-Mu; bukan bagi kami."
Allah swt berfirman, "Oh Adam, jika bukan karena Muhammad aku tidak akan menciptakan makhluk. Aku sudah memberikan makhluk kepada Muhammad; dialah rasul-Ku bagi mereka." Apakah artinya? Alam semesta dimana kita tinggali; alam semesta yang sangat luas dimana kita tinggal.
[Artinya:] "Oh Adam, Aku telah menciptakan mahkluk untuk dia."
Allah swt berfirman dan aku sudah menyebutkan sebelumnya bahwa wa in min shayin illa yusabihuu bi-hamdihi wa lakin... Tiap atom memuji Allah dengan cara berbeda, bukan dengan cara yang sama, tiap atom yang sudah Allah swt ciptakan, tiap makhluk yang sudah Allah swt hidup dan tidak hidup, tiap sel dalam tubuh manusia ada 3 trilyun sel dalam tubuh manusia, mereka beregenerasi sepenuhnya tiap 6 bulan. Setiap sel mengucap tasbih. Setiap benda yang tidak hidup, tiap tetesan air memuji Allah… Kita tidak mengenrti mereka. Siapakah yang mengerti pujian mereka?
Dia yang mendengar pujian mereka ketika sedang berjalan di Jabal Uhud, saat pepohonan dan batu-batu kerikil memuji Allah dan semuanya memuji Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Allah swt memerintahkan: inna Allah wa mala'ikaatahu yushalluuna 'alan-Nabi Yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu 'alayhi wa sallimuu tashliimaa. Allah swt memerintahkan tiap malaikat memuji Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Allah swt swt memerintahkan tiap manusia memuji sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-.
Jadi, alam semesta ini hidup termasuk benda-benda didalamnya baik besar maupun kecil. Para ilmuwan berkata ada 6 milyar galaksi dan dalam tiap galaksi ada 80 milyar bintang. Dan tiap bintang lebih besar dari sistem matahari kita ini. Dan tiap atom dalam tiap bintang dalam tiap galaksi memuji Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Allah swt sudah memberikan mereka kepada Sayyidina Muhammad sallallahu alayhi wasalam.
Wahai manusia bersenang-senanglah. Berbahagialah, jangan bersedih, berbahagialah. Apapun yang menghadang, datang, hanyalah yang baik dan pujilah sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Kau akan selamat. Kau pikir semua orang akan masuk ke api nereka. Allah swt akan mengaruniai beliau dengan syafa`at untuk semua orang agar dapat masuk Surga. Kau pikir Allah swt telah menciptakan makhluk untuk membakar, menghukum, menggilas mereka. Untuk apa? Allah swt hanya, Allah swt penuh kasih sayang. Ketika Dia melihat para hamba-Nya menangis dan memohon ampunan dari-Nya, akankah Dia menolak dengan tidak mengampuni mereka? Aku berkata bukan hanya bagi Muslim. Barang siapa ada yang keberatan, mereka boleh menyangkalnya!
Kami ingin semua orang masuk ke dalam Surga. Sejak zaman Adam hingga Hari Pembalasan. Itulah Islam. Itulah pesan Islam. Aku merasa tidak enak karena kami tidak cukup melakukan kebaikan. Kami merasa tidak enak, kaum Muslim dan non-Muslim dipelosok dunia. Mengapa mereka merasa tidak enak? Karena ada sesuatu pada diri kita dan sesuatu yang mengingatkan akan kesalahan-kesalahan kita.
Kami merasa bersalah. Oh Muslim nikmati hidup ini dengan patuh kepada Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- dan semua nabi. Sebelum selesai aku hendak mengatakan satu hal. Bahwa ketika Adam mengamati dan melihat semua nama Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- pada tiap daun pada sebuah pohon atau tiap atom di alam semesta di surga dia mengetahui bahwa semua ini milik Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-.
Adam menangis dan menangis dan bersujud. Dan dia menangis dan tangisannya bagaikan air bah dan Allah swt meninggalkan dia selama 40 tahun. Dan Allah swt berkata kepada Adam, "Oh Adam, cukup, angkat kepalamu."
Adam bertanya, "Oh Allah apakah Kau mengampuni aku?"
Allah swt menjawab," Oh Adam, tentu Aku mengampunimu, namun Aku biarkan kau menangis selama 40 tahun. Mengapa? Karena Nabi terkasih-Ku memohon kepada-Ku untuk memberi syafa'at kepada tiap manusia dalam dirimu Adam. Dan pada saat itu Aku meninggalkanmu untuk menomori air mata-air mata cucu-cucu Adam. Dan sampai itu selesai Aku memerintahmu untuk mengangkat kepalamu."
Kami adalah ummatan marhuuma. Allah swt sudah merahmati kita dan mengirimkan rahmat-Nya atas kita demi kepentingan Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-.
Apakah deskripsi tasawwuf tentang sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-? Kami banyak sekali mendengar tentang Sufi, Sufi, Sufi dan kini begitu banyak institut diseluruh pelosok dunia bertanya apakah Sufisme itu.
Dan syuyukh kami semoga Allah swt memberikan mereka umur panjang, dan semua syuyukh kami dan aku tidak bisa menyebutkan semua nama mereka dan semua syuyukh kami Syaikh Tahir ul-Qadri, mereka… mengajarkan murid-murid mereka tentang tasawwuf.
Itu adalah sebuah kebudayaan yang datang dari zaman sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- hingga hari ini. Kini mereka membuka mata pada tasawwuf karena apa yang orang lain kerjakan. Sehingga mereka berkata, "Ada sebuah masalah." Dan Syaikh Abu Bakr pernah menyebutkan berkali-kali mengenai hal itu. Namun aku ingin menyebutkan satu hal. Siapakah sang Nabi -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-? Apakah kita tahu? Kita tahu foto kuburan beliau. Apakah kita melihat Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-? Ya atau tidak??! [tidak] Mengapa? Kau pikir beliau tidak hadir dalam aula ini. Kau pikir jika kau memanggil beliau "Ya Rasulullah Ya rahmatan lil-`alamiin" akankah beliau hadir dalam aula ini?
Masalahnya kita buta, tidak dapat melihat. Beliau hadir disini, tentu saja. Beliau ada disini. Tentu saja beliau melihat kita. Mengapa? Karena sebagaimana awliyaullah besar ini jelaskan, sebagaimana guru-guru Sufi jelaskan, bahwa Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- adalah cermin untuk makhluk. Kau tidak bisa melihat dirimu sendiri kecuali melalui cermin. Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- adalah cermin dalam Hadirat Ilahiah yang merefleksikan segala sesuatu yang sudah Allah swt ciptakan di dunia ini dari tiada menjadi ada. [naray takbir… naray risalah… naray…Ahmadi Mustafa marhaba, marhaba. Jaana-e Mustafa nuur Mustafa…]
Oh Muslim, Oh manusia! Kita adalah refleksi dari Hadirat Ilahiah melalui cermin Muhammadun Rasulullah. Kami masih disini. Inilah gambaran-gambaran kami. Ini bukanlah realitas (haqiqat) kami. Haqiqat-haqiqat masih berada dalam Hadirat Ilahiah. Allah swt tidak melepaskannya. Dia sudah melepaskannya melalui cermin Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- untuk direfleksikan ke bumi. Itulah mengapa Sayyidina Muhyidin Ibn `Arabi dan banyak guru Sufi, serta Imam Ghazali, pernah berkata, waktu yang sesungguhnya ketika aku tidak buta adalah saat aku meninggal. Disana aku membuka mata dan melihat kebenaran.
Muhyidin Ibn 'Arabi pernah berkata bahwa cermin yang merefleksikan segala sesuatunya dari Hadirat Ilahiah (dari tiada) menjadi ada adalah direfleksikan dari Muhammadun Rasulullah. Jika cermin itu lenyap, maka kau tidak bisa melihat apa-apa disini, itu akan menjadi sebuah harta tersembunyi sepenuhnya dalam Hadirat Ilahiah. Dia ingin muncul, Dia jadikan untuk direfleksikan dalam kehidupan ini melalui cermin Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Karena kita adalah refleksi dalam cermin lalu siapakah yang bertanggung jawab? Cermin atau refleksi/pantulannya? Cermin adalah satu-satunya yang bertanggung jawab. Kita hanya membuat retakan-retakan terhadap cermin ini.
Menurutmu Allah swt, ketika bebatuan datang ke sebuah mobil, tidakkah kau lihat kaca mobil pecah? Tidak, kau hanya melihat retakan-retakan.. Kaca tidak pecah tapi retak-retak. Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- tidak menerima walau hanya retak-retak pada cermin beliau. Itulah mengapa kita masih berada dalam hadirat ilahiah yang murni. Itulah mengapa awliyaullah berkata kau belum melihat apa-apa. Apa yang kau lihat hanyalah gambar-gambar. Tunggu. Tunggu sampai kau meninggalkan dunya ini.
Kami memohon, "Oh Allah, perlihatkan kepada kami haqiqat beliau. Jangan tinggalkan kami di akhirat. Di akhirat semua orang akan melihat beliau. Kami ingin melihat beliau disini. Namun kami memohon, "Ya Rasulullah, biarkan kami melihat anda. Muncullah kepada kami! Kami adalah hamba yang lemah. Muncullah kepada kami, muncullah dalam hati kami. Anda muncul kepada awliyaullah. Tetaplah bersama kami dalam tiap kesempatan hidup kami."
Itulah apa yang kami mohon, Oh Allah, demi kepentingan awliya-Mu dan demi kepentingan Sayyidina Muhammad, ijinkan kami berada dalam hadirat Sayyidina Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam- dalam tiap kesempatan dalam hidup kita. Biarkan hati kita berkata Muhammad, Muhammad, Muhammad -sall-Allahu 'alayhi wa sallam-. Semoga Allah mengampuni kita.
Cinta dari Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani kami dan selamat-selamat kepada kalian semua dan kepada Syaikh Tahir al-Qadiri dan kepada semua yang berpartisipasi dalam pertemuan yang dirahmati ini.
Wa min Allah at tawfiq
Post a Comment Blogger Disqus