Maulana Syaikh Hisyam Kabbani
Fenton Haqqani Retreat Center, Fenton, Michigan
8 Januari 1999
A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim, Bismillahirrahmanirrahim Allahumma salli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aalihi wasahbihi wasallam
Sepuluh hari pertama di Bulan Ramadan adalah Rahmat. Kalian harus mempersiapkan diri kalian menerima rahmat itu. Rahmat itu ada di sana. Allah mengirimkannya dan kalian cuma tinggal menerimanya. Jika kalian mengambilnya dan menaruhnya dalam kalbu kalian, kalbu kalian akan bersinar dan berkilau. Kemudian dalam 10 hari kedua adalah maghfirah, ampunan. Dan jika Allah SWT memberi sesuatu, sesuatu itu akan benar-benar diberikan. Allah Ta'ala tidaklah seperti kita, HASHA! Saat Ia berkata bahwa sepuluh hari terakhir adalah itqun minan-naar, kebebasan dari api neraka, maka itu benar-benar bermakna seperti itu: kebebasan dari api neraka.
Dan rahmat Allah amatlah Maha Luas, wa wasi'at rahmatii kulla sya'i dan Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Karena itu, 10 hari terakhir ini adalah itqun min an-naar. Dan setiap orang mengejar kebebasan dari api neraka. Jangan tinggalkan kesempatan itu tergantung antara langit dan bumi! Ambillah! Jangan kalian mengomel-omel dengan lidah kalian. Dalam hari-hari ini jangan berbicara terlalu banyak! Peliharalah lidah kalian untuk mengatakan Allah, Allah, Allah dan mengucapkan salawat atas Nabi Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam. Jangan habiskan waktu kalian berbicara omong kosong! Sedikitlah bicara! Sibukkan diri kalian lebih banyak dengan memanggil Tuhan, Dzikrullah! Dan sibukkan diri kalian dengan menghadirkan Allah dalam kalbu kalian. Bagaimanakah para Awliya', Kekasih-kekasih Allah, mencapai maqam Wilayah (Kewalian)? Jalannya sangat mudah, tapi juga sangat sulit.
Allah tidaklah mengharapkan banyak dari kalian karena Allah SWT tahu bahwa diri kita amatlah lemah. Ia tidak meminta kita untuk terbang dari timur ke barat dalam waktu satu detik dengan roket. Kita tak mampu karena kita lemah. Tapi, Allah menginginkan diri kita bergerak dari timur ke barat. Kita tahu bahwa kita tak mampu meraih "Barat" melalui pergerakan yang kita lakukan, karena itu demikian kecil tak berarti, seperti gerakan seekor semut. Seekor semut tak akan pernah mampu bergerak dari timur ke barat ia akan mati lebih dulu. Diri kalian pun sama, tak akan pernah mampu, tapi adalah tugasmu untuk bergerak, hingga kemudian Allah SWT dengan rahmah-Nya akan membawamu. Dia akan melimpahkan rahmat-Nya padamu untuk menempatkan dirimu disisi lain itu, dengan usaha sungguh-sungguh dari sisimu, sambil tidak meminta balasan apa pun atas amal-amalmu itu.
Hal ini adalah amat penting dalam tariqah!! Saat diri kalian melakukan sesuatu, kalian tidak melakukan tawar-menawar dengan Allah. "Aku lakukan ini agar Engkau memberiku pahala atau karunia." Tidak, kalian melakukannya untuk Allah 'alaa lillahi ad-diin al-khalis. Tak ada keraguan untuk Allahlah agama yang tulus. Satu-satunya yang diterima adalah penghambaan penuh ('ubudiyyah), bukan yang lain. Nabi saw tak pernah meminta sesuatu bagi dirinya sendiri, hanya bagi ummah beliau. Bagi dirinya sendiri, beliau berserah diri sepenuhnya pada Allah SWT. Apa pun yang kalian lakukan, lakukanlah tanpa kesombongan dan tanpa kebanggaan. Perlahan, perlahan Allah akan membawamu dari sini ke sana. Karena itulah kita harus teramat hati-hati dalam 10 hari terakhir ini. Mereka yang akan duduk (dalam i'tikaf) Allah (SWT) akan mengangkat mereka, mengirimkan pada mereka barakah, rahmah, dan itqun min an-naar, kebebasan dari api neraka. Dan mereka yang sibuk (dengan pekerjaannya) dapat pula menjaga kalbu-kalbu mereka tetap terbuka untuk menerima barakah itu.
Dan kita kembali pada pertanyaan: Bagaimanakah awliya' mencapai maqam mereka? Sekali lagi, jalannya mudah sekaligus juga sulit. Jalan itu mudah karena mereka berjalan. Jalan itu sulit karena mereka tahu bahwa mereka tak mampu mencapai dari timur menuju barat. Sekalipun demikian, mereka bergerak perlahan, perlahan dan hal ini menjadi mudah karena Allah SWT mengambil mereka dan membawa mereka dan menaruh mereka disana di sisi yang lain.
Mereka pasrah dan berserah diri pada perintah dan ketetapan Allah melalui perintah Nabi-Nya sall-Allahu 'alaihi wasallam. Perintah Nabi dan perintah Allah adalah satu, "Ati'u llaaha wa ati'ur rasul." Taatilah Allah dan taatilah Rasul." "Manata'ar-rasul faqad ata'-Allah" "Siapa yang taat pada Nabi SAW berarti ia taat pada Allah."
Ash-shhadu an la ilaha illa Allah adalah satu bagian dari syahadah. Beberapa ulama mengatakan bahwa tidak perlu mengucapkan wa ash-shhadu anna Muhammadun rasulullah adalah cukup untuk mengatakan ash-shhadu an la ilaha illa Allah wa anna muhammadun rasulullah karena semuanya adalah satu syahadah. Karena itu, jalannya adalah satu tidak ada dua jalan Itu berarti kalian mesti menjaga kalbu kalian sibuk dengan dzikrullah, dalam hadirat Allah pada saat yang bersamaan ketika kalian sibuk bekerja. Insya Allah Allah SWT akan menunjukkan pada kita jalannya. Buat niyyat untuk i'tikaf. Bagi mereka yang bekerja untuk Islam, ini pun dianggap sebagai i'tikaf. Jangan berbicara terlalu banyak! Jangan mengeluh!
Biarlah semuanya berjalan apa adanya dalam sepuluh hari ini dan lakukan semuanya tulus dan murni untuk Allah! Dan jangan meminta makhluk untuk apa pun. wa salla Allahu `ala Sayiddina Muhammadin wa `ala alihi wa sahbihi wassallam.
Bihurmati habib, al Fatihah
Post a Comment Blogger Disqus