Kisah tentang seorang musafir bersama ayahnya. Sang musafir mengisahkan bahwa di suatu ketika di suatu negeri, ayahnya meninggal dunia sehingga wajah dan sekujur tubuhnya menjadi hitam dan perutnya membusung. Sang musafir lalu mengucapkan “La haula wala quwwata illa billahil aliyyil azhim (Tiada daya dan kekuatan kecuali Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
Ayah sang musafir tersebut mati dalam kedukaan, dan hal ini diumpamakan dengan kelakuan sang ayah ketika ia masih hidup. Pada saat itulah sang musafir merasakan beban teramat berat menimpanya karena mendapatkan ayahnya mati dalam kondisi seperti itu. Tetapi, ketika ia terlelap tertidur, ia bermimpi bahwa seorang laki-laki yang sangat tampan dan tubuhnya dipenuhi bulu halus datang kepada ayahnya dan menyapu wajah dan tubuh ayahnya tersebut dengan tangannya sehingga jasad sang ayah menjadi putih kembali, bahkan lebih bagus daripada bentuknya semula dan berseri-seri dengan cahaya.
Melihat perlakuan baik lelaki ini terhadap ayahnya sang musafir takjub dan kemudian bertanya, “Siapakah Anda, yang telah menyampaikan karunia Ilahi atas ayahku?” Laki-laki itu menjawab, “Aku adalah Rasulullah. Ayahmu termasuk diantara orang-orang yang memperbanyak bershalawat atasku. Maka, tatkala ia berhasil melakukannya aku pun datang untuk membersihkannya.” Kemudian sang musafir merasa sangat berbahagia. Ia melihat pancaran dan cahaya keputihan itu ada pada ayahnya. Dia mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT mengagungkan dan menanamkanNya didalam hatinya serta bershalawat kepada Nabi SAW.
Disadur dari buku : Hikayat-Hikayat Spiritual Pencerahan Matahati “Nafas Cinta Ilahi”
Sumber: Maula Basyaiban
Post a Comment Blogger Disqus