Terjemahan dari The Sufi Science of Self-Realization
Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani
Syekh-syekh sufi telah menetapkan bahwa ada 4 faktor utama yang mempengaruhi setiap karakter manusia. Yaitu nafsu, ego, keinginan duniawi, dan bisikan-bisikan setan. Buku ini ditujukan kepada 3 faktor ini, yaitu ego, keinginan duniawi dan pengaruh setan.
Buku ini dimulai dengan menjelaskan karakteristik diri yang hampir runtuh, dikenal sebagai nafs dalam terminologi Sufi. Setiap orang mempunyai beberapa dari karakteristik ini, sementara yang lain mempunyai semua karakteristik ini. Seberapa besar karakteristik ini mempengaruhi seseorang tergantung kepada tabiat dan kepribadian masing-masing, lingkungan sekitar, bagaimana dia pengaruh lingkungan dan bagaimana dia tercemari saat dia tumbuh dewasa. Ketika seseorang mulai mempertimbangkan untuk mengambil Jalur ke Hadirat Illahiah dan mengikuti jalan Gnostisisme, karakteristik-karakteristik ini menjadi rintangan yang harus dikesampingkan. Proses pengembaraan ini dikenal sebagai mencari Maqam Kesempurnaaan Tabiat, Ihsan.
Permulaannya, ketika spiritual individu mulai berseru dan jiwa mulai merindukan hubungan spiritual surgawinya, maka akan mulai memberikan perubahan tidak hanya terhadap bathin dan keadaan emosional seseorang, tapi juga berdampak terhadap tubuhnya. Pada saat itu, individu mulai menyadari bahwa ada kebutuhan untuk membangun dimensi spiritual dan individu tersebut mulai mencari seorang syekh spiritual untuk membimbingnya. Akhirnya, kerinduan itu akan melingkupinya dan dia akan mulai mencari dengan sungguh-sungguh tuntunan yang tepat. Segera dia memulai pencarian itu, kekuatan surgawi dari Hadirat Illahiah akan mengarahkan dia pembimbing spiritualnya, seorang Syekh Thariqah. Cinta kemudian akan mulai terbangun antara saalik (pencari) dan pembimbingnya, dan dalam qalbu saalik akan tumbuh koneksi kepada Syekhnya. Seperti itulah hubungan cinta mulai berkembang, dia mulai melihat kepribadian sang guru dengan cinta yang besar. Cinta ini membangun ke sebuah koneksi spiritual, sehingga dia memulai perjalanan spiritualnya dalam keadaan cinta tanpa syarat. Sejenis cinta yang tidak berhubungan dengan hasrat apa pun, tapi merupakan sebuah Platonis murni, kecintaan spiritual antara guru dan murid. Dengan demikian, dia memasuki apa yang dikenal dengan Lingkaran Para Pecinta Tanpa Syarat (da'irat al-muhibiin). Itu adalah lingkaran murid pada tingkat awal Thariqah: Tingkat Pecinta.
Ketika cinta mulai timbul dalam dirinya, Sang Syekh adalah pusat lingkaran, dan para murid adalah titik-titik di keliling yang membentuk lingkaran ini. Setiap titik mempunyai koneksi tersendiri dengan pusat lingkaran, yaitu Sang Syekh. Itu artinya setiap murid mempunyai arah sendiri, atau qiblah, titik-titik ini menuju sang Syekh.
Ketika koneksi mulai kelihatan kepada para saalik -bagi sang Syekh, koneksi itu selalu terlihat- kalau jarak itu menjadi seperti sebuah jembatan atau kanal yang akan ditelusuri oleh saalik dari keliling lingkaran ini. Atas langkah pertama yang dia lakukan ke kanal tersebut, dia mulai menemukan karakteristik-karakteristik buruk yang tidak terhitung dalam dirinya sendiri. Perangai negatif ini dapat di padatkan jadi 17 karakteristik utama. Dia mungkin mempunyai beberapa atau seluruh karakteristik utama dalam dirinya. Para murid kemudian menyadari kalau Syekhnya tidak mempunyai karakterisktik-karakteristik ini. Saat dia mulai menemukan satu karakteristik kemudian karakteristik lain, dia mulai membuanginya. Saat dia mulai membuanginya, dia menurunkan kanal dan menjadi seorang "pemula dalam lingkaran cinta pada perjalanan spiritual."
17 perangai yang dapat menghancurkan (Al Akhlaqu Adz Dzamiima), yaitu:
- Kemarahan (Al Ghadab)
- Mencintai Dunia (Hubb Ad-Dunya)
- Kebencian (Al Hiqd)
- Kecemburuan (Al Hasad)
- Senang Dipuji (Al 'Ujub)
- Kikir (Al Bukhl)
- Rakus (Al Thama')
- Penakut (Al Jubn)
- Kelengahan (Al Bathala)
- Sombong (Al Kibr)
- Bermegah-megah (Al Riya')
- Mengikat diri dalam mencintai dunia (Al Hirsh)
- Keunggulan (Al 'Adhama)
- Ketidak pedulian dan Kemalasan (Al Ghabawa wal Kasala)
- Kecemasan (Al Hamm)
- Putus asa (Al Ghamm)
- 800 Perbuatan yang dilarang (Al Manhiyat)
Sejak menjadi seorang pemula, dia perlu untuk menyelesaikan 10 langkah untuk mencapai tingkat murid. Membuang 17 buah karakteristik mengantarkan saalik dari tingkat pecinta ke tingkat pemula, mubtadi'. Buku ini lalu mengelaborasikan 10 langkah yang akan membawa saalik ke tingkat pertama menjadi murid, musta'id, dan dari sana akan membawa saalik ke tingkat pengikut sepenuhnya, murid.
10 langkah menjadi Murid (Al Khathuwat Al 'Asyar), yaitu:
- Membela Kebenaran (Al Istiqamah)
- Memohon Ampun Melalui Sang Nabi (At Tawbah)
- Intropeksi Diri (Al Muhasabah)
- Dengan Rendah Diri Pasrah Kepada Allah (Al Inaba)
- Merenung Secara Dalam (At Taffakur)
- Mengingat Alam Bawah Sadar (At Tadzkur)
- Berpegang Teguh (Al 'Itisham)
- Lari Menuju Allah (Al Firar)
- Giat Berlatih (Al Tamriin)
- Mendengarkan (Al Istima')
Ketika saalik mencapai tingkat murid sepenuhnya, dia mulai menerima lebih banyak pemahaman surgawi, yang akan menaikkannya melalui 3 Lingkaran Keyakinan.
Pertama akan membawa saalik ke Keyakinan akan Pengetahuan, 'Ilm al Yaqiin; kemudian Keyakinan akan Penglihatan, 'Ayn al Yaqiin; dan akhirnya dia akan mencapai Haqiqat Keyakinan, Haqq al Yaqiin. Dengan demikian, saalik berakhir dalam tingkat haqiqat (realitas).
Segera saalik mulai naik ke 10 tahap yang membawanya dari pemula menjadi murid, dia mulai membangun Pengetahuan akan Keyakinan dan dampaknya mulai muncul kepadanya dan dalam dirinya. Pada saat itu, tabir-tabir mulai disingkap. Pertama, dia akan menerima Kekuatan Mendengar; diikuti kemudian dengan Kekuatan Melihat dan akhirnya Kekuatan Mencicipi Haqiqat.
Saalik berpindah dari tingkat audio ke tingkat video, dan kemudian dari analog ke digital. Hal ini memungkinkannya menerima pengetahuan lebih banyak dalam jumlah yang terus meningkat. Ini akan seperti jika dia tinggal di masa lalu, sekarang dan mendatang. Dia akan mendengar, melihat dan merasakan apa yang telah dialami yang lainnya, sebagaimana yang dibukakan oleh Syekhnya. Ini tidak akan seperti mendengar seseorang bercerita sebuah dongeng, tentu saja, pada tahap ini dia akan benar-benar hidup dalam cerita itu, seakan-akan dia bagian darinya. Dia tidak hanya semata-mata melihat kejadian-kejadian, tapi benar-benar mengambil peran dalamnya, mulai merasakan dan meraba semua perasaan yang dirasakan oleh para partisipan sesungguhnya. Inilah tingkat yang lebih tinggi. Dia akan mulai merasa bersama orang-orang yang baru ditemui seakan-akan dia adalah seseorang yang hadir dalam masa lalu orang itu. Itulah langkah pertama menjadi, tidak hanya seseorang yang belajar, tetapi seseorang yang sanggup memberikan pengetahuan dan menolong orang lain. Ini juga tingkat pertama dari seorang penyembuh spiritual. Itulah kenapa penyembuh bisa merasakan dan memahami pasien, dan untuk alasan itu dia sanggup mendukung mereka yang menderita sakit dengan kekuatan, baik secara spiritual maupun fisik.
Sebab dia mewarisi kemampuan spiritual dari mentornya, seseorang yang menjadi Syekh Thariqah sebelumnya, sang murid akan mulai mempunyai kekuatan untuk merasakan dan mengalami hidup orang lain. Jika mereka mengalami kesulitan, menderita akibat tekanan atau perasaan karena kenaikan secara spiritual, dia akan merasakan itu semua. Dia menjadi bagian dari mereka, jadi dia akan mengetahui apa yang mereka butuhkan. Ini akan mengizinkan dia untuk membangun lainnya. Itu akan menaikkan dirinya ke tingkat 6 haqiqat dari qalbu/hati, saat saalik sudah maju dari pemula, mubtadi', untuk memulai, musta'id, dan tiba pada tingkat pengikut, murid.
Post a Comment Blogger Disqus